9 Pemeriksaan Kehamilan Trimester 1 Lengkap

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Seorang ibu yang mengandung biasanya disarankan melakukan pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan ini tentunya sangat penting, dan harus dimulai pada masa trimester 1 (usia kehamilan sekitar 2-3 bulan). Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mendeteksi kondisi ibu dan janin. Sehingga nantinya apabila ditemukan adanya gangguan kesehatan maka dokter bisa menyarankan pengobatan yang tepat.

Nah, berikut ini beberapa pemeriksaan kehamilan trimester 1 yang paling umum dilakukan oleh dokter kandungan.

Baca juga: pemeriksaan fisik bayi baru lahir lengkap

  1. Pemeriksaan riwayat kesehatan

 Pemeriksaan pertama yang dilakukan yakni tentang riwayat kesehatan ibu. Biasanya dokter akan menanyakan beberapa pertanyaan terkait kondisi ibu. Diantaranya yaitu:

  • Riwayat kesehatan keluarga (misalnya orang tua), hal ini untuk mengetahui risiko penyakit genetik.
  • Apakah ada gen kembar dalam keluarga.
  • Riwayat kesehatan ibu yang sedang hamil, jenis penyakit apa saja yang pernah diderita dan apakah saat ini sedang menjalani pengobatan terhadap penyakit tertentu.
  • Apakah pernah hamil sebelumnya dan bagaimana metode persalinannya
  • Riwayat kehamilan sebelumnya.
  • Waktu terakhir kali menstruasi dan masa ovulasi, hal ini bertujuan untuk memprediksi usia kehamilan.
  1. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan kehamilan trimester 1 berikutnya adalah pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Diantaranya:

  • Berat badan, pemeriksaan ini berfungsi sebagai penunjang untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu. Umumnya seorang ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan saat rahim semakin besar. Hal ini akan tampak ketika usia kehamilan memasuki bulan ke-2. Sedangkan ibu yang mengalami sakit-sakitan atau morning sickness parah biasanya berat badannya sulit naik.
  • Tinggi badan, tinggi badan memang tidak berpengaruh terhadap kondisi kesehatan ibu. Namun ini berhubungan dengan ukuran panggul yang dapat dijadikan prediksi apakah persalinan bisa dilakukan secara normal atau caesar
  • Abdomen, yakni pemeriksaan pada bagian perut antara dada dengan pelvis. Tujuannya untuk melihat pembesaran rahim.
  • Pemeriksaan pelengkap tambahan, jika diperlukan maka dokter juga melakukan pemeriksaan pada organ-organ tubuh lain secara menyeluruh, mulai dari jantung, ginjal, paru-paru dan hati. Sehingga nantinya bisa diketahui kesehatan ibu yang sebenarnya.

Baca juga: Penyebab belum lahi padahal sudah waktunyaPenyebab bayi terlambat lahir  – Bahaya janin terlalu lama dikandung

  1. Tes urin

Tes urin menjadi bagian penting dari pemeriksaan kehamilan trimester 1. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi kehamilan positif dan apakah ada penyakit-penyakit lain yang diidap oleh si ibu hamil.

Beberapa hal yang menjadi tolak ukur tes urin yakni:

  • Kadar protein dan gula pada urine wanita hamil cenderung sedikit. Selain itu, urine wanita hamil juga mengandung hormon hcG (Human Chorionic Gunadotropin) dengan kadar cukup tinggi.
  • Apabila dalam urine ditemukan adanya kandungan keton dan gula cukup tinggi, berarti ibu hamil mengidap menderita diabetes gestasional
  • Protein yang ditemukan pada ibu hamil bisa menjadi pertanda ibu mengindap pre-eklampsia atau infeksi bakteri tertentu.

Baca juga:

  1. Tes darah

Tes darah juga menjadi bagian penting dari pemeriksaan kehamilan trimester 1.  Tes darah memang tidak wajib. Namun biasanya dokter menyarankan agar ibu hamil melakukannya untuk mendeteksi ada tidaknya penyakit tertentu.

Tes darah ini meliputi:

  • Penentuan golongan darah, apakah ibu bergolongan darah A, B, AB atau O
  • Penetuan rhesus darah, apakah rhesus positif atau negatif. Pemeriksaan rhesus ini penting, dimana nantinya akan dicocokkan dengan rhesus bayi. Apabila ibu dan bayi memiliki rhesus sama berarti tandanya normal. Namun jika rhesus ibu berbeda dengan bayi, misal ibu be-rhesus positif dan bayi rhesus negatif maka kondisi ini menyebakan bayi menderita kelainan darah.
  • Pemeriksaan hemoglobin. Ini juga penting untuk mendeteksi apakah ibu mengidap anemia atau tidak. Normalnya ibu hamil memiliki kadar hemoglobin sekitar 10-16 gram per liter pada darahnya. Apabila ibu positif mengidap anemia maka kondisi tersebut bisa membuat janin kekurangan oksigen dan membahayakan kesehatan janin. Biasanya dokter akan menyarankan ibu untuk mengonsumsi makanan tinggi zat besi dan asam folat.
  • Pemeriksaan hepatitis B dan C, pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah ada infeksi virus pada liver ibu atau tidak. Seorang ibu hamil yang mengidap hepatitis berisiko mewariskan penyakit tersebut pada janinnya. Sehingga bayi harus segera diimunisasi setelah lahir. Namun demikian, kondisi ini cukup jarang ditemukan kecuali pada ibu yang pernah terinfeksi darah penderita hepatitis, menggunakan jarum suntik terkontaminasi, melakukan seks bebas atau mengonsumsi obat-obatan terlarang.
  • Pemeriksaan rubella, penyakit sejenis campak dimana tubuh ibu mengalami ruam kemerahan. Penyakit ini berisiko dialami oleh ibu dengan usia kehamilan di bawah 5 bulan. Umumnya virus rubella ditularkan lewat bersin, air liur dan batuk si penderita. Seorang ibu hamil yang mengidap sindrom rubella dapat menyebabkan bayi meninggal dalam perut. Bahkan jika bayi lahir, maka bayi berisiko mengidap penyakit jantung bawaan, kerusakan organ hati, menderita hipertirodisme, diabetes dan gangguan otak. Untuk mencegahnya perlu dilakukan tindakan imunisasi sesegera mungkin.

Baca juga:

  1. Pemeriksaan Tekanan darah

Pemeriksaan tekanan darah ini wajib dilakukan oleh ibu hamil trimester 1. Sebab ibu hamil sangat rentan terserang penyakit hipertensi. Normalnya tekanan darah sistolik/diastolik pada ibu hamil berkisar 90/60 mmHg – 120/80 mmHg. Kenaikan tekanan darah selama kehamilan yang terlalu tinggi atau rendah bisa menganggu kesehatan janin.

Baca juga: plasenta letak rendahCiri kehamilan bermasalah

  1. Tes USG (ultrasonografi)

Pemeriksaan yang pasti ditawarkan oleh dokter kepada ibu hamil adalah tes USG. Terlebih lagi di jaman sekarang teknologi sudah sangat canggih. Sehingga memungkinkan melakukan pendeteksian janin sejak usia dini (trimester pertama). Tes USG ini memiliki banyak kegunaan, diantaranya:

  • Melihat struktur janin dalam perut
  • Mengecek kenormalan kondisi rahim, plasenta dan cairan ketuban
  • Melihat pertumbuhan janin
  • Memperkirakan usia kehamilan
  • Mendeteksi ada tidaknya kelainan atau cacat fisik pada janin
  1. Pemeriksaan sifilis

Pemeriksaan terhadap penyakit sifilis ini sebenarnya hanya penunjang saja. Penyakit sifilis merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan infeksi bakteri tripodema pallidium. Penyakit ini bersifat kronis dan sangat berbahaya karena dapat menggangu sistem syaraf. Bahkan ditularkan dari ibu ke janin. Seorang bayi yang terlahir dengan mengidap sifilis berisiko mengalami cacat bawaan, seperti katarak, tuli, gangguan jantung dan perkembangan yang lambat. Untuk mencegahnya biasanya dokter melakukan imunisasi pada bayi tersebut.

  1. Pemeriksaan HIV-AIDS

Pemeriksaan HIV-AIDS ini juga tidak bersifat wajib. Melainkan hanya sebagai kelengkapan. Tujuannya untuk mendeteksi apakah ibu terserang infeksi AIDS atau tidak. Perlu diketahui bahwa HIV-AIDS adalah penyakit yang berbahaya, terlebih lagi jika diidap wanita hamil. Hal ini bisa menganggu kesehatan janin. Biasanya ibu hamil yang positif AIDS disarankan menjalani pengobatan dan pemeriksaan lebih lanjut.

Baca juga: penyebab janin cacat sejak dalam kandunganciri ciri anak keterbelakangan mental – gangguan tumbuh kembang anakTanda-tanda janin cacat

  1. Tes Herpes

Pemeriksaan penunjang berikutnya adalah pengidentifikasian penyakit herpes. Herpes ini adalah infeksi pada kulit dan saraf yang disebabkan oleh virus varisela zoster. Penyakit ini ditandai dengan kemunculan bintik-bintik kemerahan padat di alat kelamin. Biasanya rentan diidap oleh ibu hamil berusia tua, seperti diatas 45 tahun. Seorang ibu hamil yang positif mengidap herpes akan diberikan obat anti virus dan harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Baca juga:

Itulah beberapa pemeriksaan kehamilan trimester 1 yang paling sering dilakukan. Walaupun tidak semuanya wajib, namun ibu hamil tetap harus memeriksakan diri ke dokter guna menjalani tes-tes dasar. Hal ini sangat penting untuk mencegah risiko-risiko berbahaya pada janin. Namun demikian, pastikan juga ibu mengunjungi dokter atau rumah sakit yang benar-benar profesional dan terverifikasi. Sehingga kebersihannya terjamin dan dokter atau bidannya pun juga terpecaya. Semoga bermanfaat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn