Setelah menjalani pemeriksaan kehamilan trimester 1 dan pemeriksaan kehamilan trimester 2, selanjutnya ibu harus melakukan pemeriksaan kehamilan trimester 3. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sejak usia kehamilan memasuki bulan ke-7. Selain itu, pemeriksaan juga tidak cukup sekali saja. Bisa sebulan 1 kali atau bahkan seminggu 1 kali. Itu bergantung pada saran dokter. Dan biasanya pemeriksaan juga dilakukan 7 hari sebelum waktu perkiraan kelahiran.
Baca juga:
- pemeriksaan fisik bayi baru lahir lengkap
- ciri ciri orang hamil
- ciri ciri kehamilan 1 minggu setelah berhubungan
Nah, berikut ini beberapa pemeriksaan kehamilan trimester 3 yang paling sering dilakukan.
- Pemeriksaan berat badan
Pemeriksaan yang dilakukan pada tiap trimester adalah pemeriksaan berat badan ibu hamil. Umumnya berat badan akan terus bertamabah hingga masa persalinan. Untuk di trimester 3, kenaikan berat badan berkisar 1,5-2 kg perbulannya. Nantinya dokter memperhitungkan dengan berat badan di semesster-semester sebelumnya. Pemeriksaan ini penting untuk menentukan apakah bobot bayi apakah normal atau tidak. Serta untuk memperkirakan jumlah amnion (cairan ketuban). Umumnya kadar amnion akan meningkat dan berada di jumlah optimum pada usia kehamilan 33 minggu. Kadar tersebut kemungkinan akan bertahan hingga menjelang persalinan.
Baca juga: Penyebab keguguran berulang–Tanda-tanda keguguran
- Pengukuran fundus uteri
Pemeriksaan kehamilan selanjutnya adalah mengukur jarak antara fundus uteri ke tulang kemaluan. Pengukuran ini bertujuan untuk menentukan usia kehamilan dan memperkirakan bobot janin.
Untuk menghitung perkiraan berat badan janin biasanya digunakan rumus LOHNSON.
- Apabila kepala janin belum masuk PAP (Pintu Atas Panggul) = Berat janin : (tinggi fundus uteri – 12) x 155 gram
- Apabila kepala janin sudah masuk PAP (Pintu Atas Panggul) = Berat janin : (tinggi fundus uteri – 11) x 155 gram
- Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG (ultrasonografik) juga dilakukan di trimester ketiga. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperkirakan bobot janin, posisi janin dan perkembangan organ janin. USG juga dilakukan untuk menaksir jumlah air ketuban.
Baca juga:
- Pemeriksaan berat badan janin
Dokter memang tidak dapat memastikan berat badan janins secara valid. Namun lewat beberapa pemeriksaan bisa diperkirakan berat badan janin. Misalnya pengukuran fundus uteri, USG, serta lewat perhitungan akumulasi bobot badan ibu.
Memperkirakan berat badan janin ini sangat penting. Nantinya bisa dijadikan penentuan metode persalinan. Apabila dari pemeriksaan diperoleh bobot janin kecil maka dimungkinkan ibu melahirkan bayi prematur. Ibu akan disarankan meningkatkan asupan gizi dan menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Sedangkan jika bobot janin terlalu besar maka kemungkinan akan direkomendasikan metode persalinan caesar.
- Pemeriksaan Manuver Leopold
Pemeriksaan kehamilan trimester 3 berikutnya adalah manuver leopold. Pemeriksaan ini sangat penting. Bertujuan untuk menentukan letak dan posisi janin dalam rahim dan bagaimana metode persalinannya. Apakah janin berada dalam posisi normal ataukah sungsang. Dokter akan melakukan 4 tahap pemeriksaan untuk mengidetifikasi letak proksimal dan distal janin, tingkat fleksi kepala janin, bagian bawah janin yang telah masuk ke pelvis dan letak punggung janin.
Posisi bayi dikatakan normal jika kepalanya mengarah ke bagian bawah. Sedangkan bayi sungsang, posisi kepalanya diatas lalu bokong dan kakinya berada di bawah. Apabila bayi teridentifikasi berada pada posisi sungsang maka dokter akan menyarankan ibu untuk melakukan beberapa terapi untuk mengembalikan posisi janin. Namun jika tidak berhasil, maka kemungkinan lahir dengan metode caesar.
Baca juga: Tanda anak kurang gizi yang harus diperhatikan–Menu sehat untuk anak kurang gizi– Makanan yang Baik Untuk Otak janin dalam kandungan
- Pemeriksaan gerakan janin
Pada masa trimester 3, tepatnya setelah memasuki bulan ke-7 biasanya janin mulai menunjukkan gerakan aktif seperti menendang-nendang perut. Pergerakan janin ini bisa menjadi pertanda sehat tidaknya janin. Di rumah sakit, dokter akan memantau gerakan janin lewat tes USG dan kardiotokografi di minggu-minggu menjelang persalinan.
Ibu juga disarakan melakukan perhitungan pergerakan bayi di rumah. Ini bisa dilakukan dengan cara meraba perut. Normalnya bayi bergerak minimal 10 kali dalam sehari. Dan pergerakan akan lebih aktif di malam hari. Ibu bisa mencari posisi yang teapt untuk merasakan gerakan janin. Namun bila janin tetap diam maka kemungkinan ia sedang tertidur. Jika janin tetap diam dalam waktu lama, ibu bisa membantu membangunkannya dengan memberikan rangsangan suara atau cahaya.
- Pemeriksaan serviks
Pemeriksaan serviks atau mulut rahim juga menjadi bagian penting dari pemeriksaan kehamilan trimester 3. Umumnya, saat mendekati wkatu persalinan serviks akan mengalami perubahan karena pengaruh kenaikan kadar hormon estrogen. Hal ini mneyebabkan kandungan cairan pada mulut rahim meningkat. Selain itu, serviks juga mengalami pelunakan akibat peningkatakan edema dan vaskularisasi.
Baca juga:
- Pemeriksaan lebar panggul
Pemeriksaan lebar panggung adalah pemeriksaan yang dilakukan pada minggu ke-36 kehamilan. Panggul memiliki peran penting pada proses persalinan. Sebab panggul menjadi jalan keluar bagi janin. Jika panggung sempit maka persalinan normal bisa berisiko dan kemungkinan bayi jadi sulit keluar.
Sebagai informasi, ukuran minimal untuk panggul wanita hamil yakni:
- Panggul atas (pelvic inlet) berdiameter 22 cm
- Panggul tengah (mid pelvic) berdiameter 20-21 cm
- Panggul bawah bediameter 15-16 cm
Kurang dari ukuran tersebut, kemungkinan ibu harus menjalani persalinan secara caesar. Untuk ibu yang memiliki panggul kecil biasanya hanya mampu melahirkan bayi dengan bobot dibawah 2,5 kg. Sedangkan panggul sedang bisa melahirkan bayi dengan bobot maksimal 3,5kg. Dan panggul besar bisa melahirkan bayi berukuran maksimal 3,9-4 kg. Lebih dari itu maka proses persalinan normal tidak bisa dilakukan karena terlalu berbahaya.
- Tes urin
Tes urin dilakukan mulai dari trimester 1 hingga trimester 3. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memantau kondisi kesehatan ibu. Lewat urin, bisa dideteksi adanya jenis-jenis penyakit tertentu. Semisal bila ditemukan kandungan protein tinggi dalam urin maka ibu berkemungkinan mengidap pre-eklamsia atau hipertensi. Kandungan keton dalam urine menjadi pertanda ibu mengidap diabetes gestasional.
Adapun jenis penyakit lain yang terindentifikasi lewat tes urin yakni hepatitis B, ginjal, kanker prostat dan infeksi saluran kemih. Apabila dokter menemukan gangguan-ganggua tersebut maka ibu disarankan menjalani pemeriksaan lebih lanjut sebagai langkah pencegahan dini.
Baca juga:
- kehamilan ektopik
- hamil anggur
- tanda-tanda hamil kosong
- beda hamil anggur dan hamil diluar kandungan
- hamil anggur pada wanita
- hamil yang tidak terdeteksi
- Pemeriksaan tekanan darah
Ibu hamil biasanya sangat rentan mengalami kenaikan tekanan darah atau biasa disebut pre-eklampsia. Terutama saat usia kehamilan memasuki trimester-3. Hal ini dikarenakan ketidakseimbangan produksi hormon dalam tubuh.
Batas tekanan darah normal wanita hamil berkisar 120/80 mmHg. Namun tak menutup kemungkinan tekanan darah naik menjadi 140/90 mmHg di kehamilan usia tua. Kondisi perubahan tekanan darah yang tidak konstan ini terbilang berbahaya sebab bisa memicu komplikasi penyakit dan gangguan kehamilan. Oleh sebab itu, pemeriksaan tekanan darah penting untuk dilakukan secara berkala selama masa hamil. Sehingga dokter bisa memberikan saran-saran dan metode penanganan yang tepat.
Baca juga:
- Penyebab hipertensi pada ibu hamil
- Cara mencegah hipertensi pada ibu hamil
- Penyebab varises pada ibu hamil
- Tes darah
Sama halnya dengan tes urin, pemeriksaan darah juga tidak kalah penting. Dengan mengambil sedikit darah ibu hamil nantinya bisa digunakan untuk mengindentifikasi berbagai macam penyakit, seperti diabetes, kolesterol, hepatitis, asam urat dan rubella.
Selain itu, pemeriksaan darah juga bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya anemia pada ibu hamil. Sebab ibu hamil sangat rentang kekurangan kadar hemoglobin. Jika hal ini sampai terjadi maka bisa menganggu pertumbuhan janin. Maka itu perlu dilakukan pemeriksaan darah. Jika ibu terdeteksi mengidap anemia, biasanya dokter akan memberikan suplemen zat besi atau menyarankan untuk meningkatkan pengonsumsian makanan dengan kandungan asam folat dan zat besi yang tinggi. (baca: Anemia pada ibu hamil)
- Tes Stress Contraction (CST)
Beberapa kehamilan ada yang memerlukan pemeriksaan kontraksi janin lewat tes stress contraction (CST). Biasanya tes ini dilakukan pada kehamilan yang memiliki masalah, misalnya janin terlihat tidak aktif.
Untuk memastikan kondisi janin maka dilakukan tes CST ini. Caranya dengan memasukkan zat oksitosin intravena (pitosin) lewat infus untuk merangsang kontraksi janin dan melihat detak jantungnya. Pemeriksaan dihubungkan lewat layar monitor sehingga nantinya dokter bisa melihat bagaimana kondisi janin. Apakah janin sehat atau lemah. Jika janin berada dalam kondisi lemah maka persalinan secara normal mungkin akan berisiko, jadi disarankan mengambil meode caesar. (baca: Cara menjaga kehamilan muda–Komplikasi kehamilan)
Ya, itulah bebrapa pemeriksaan kehamilan trimester 3 yang paling umum dilakukan oleh dokter. Apabila ibu merasakan gejala tak wajar lain atau didiagnosis mengidap gangguan tertentu, maka metode pemeriksaan yang diperlukan bisa jadi lebih banyak. Hal ini bergantung pada saran dari dokter.