4 Resiko Hamil Di Usia 43 Tahun dan Perawatannya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Memang setiap wanita tidak bisa menghasilkan sel telur yang berkualitas sepanjang hidupnya. Munculnya beberapa tanda tanda ovulasi akan lebih rutin ketika ibu masih berusia muda. Lalu bagaimana jika usia ibu sudah lebih dari 40 tahun dan ingin hamil. Peluang kehamilan wanita yang berusia lebih dari 40 tahun memang masih ada, meskipun kesempatannya lebih kecil dibandingkan wanita usia subur. Terlebih jika usia sudah 43 tahun maka bisa menghadapi situasi yang rentan. Nah jika ibu memang menghadapi kondisi ini, maka ketahui apa saja resiko hamil di usia 43 tahun dan perawatannya, seperti dibawah ini.

  1. Bayi cacat dan kelainan kromosom

Semakin tua usia wanita maka kualitas sel telur juga akan semakin menurun. Kemudian pertimbangan dari usia ayah yang membawa sel sperma juga bisa membuat risiko bayi cacat dan kelainan kromosom akan meningkat. Kelainan kromosom pada janin bisa diketahui ketika masih dalam kehamilan dengan pemeriksaan skreening kromosom. Hal ini juga yang bisa memicu risiko terjadinya keguguran dan bayi lahir cacat bawaan.

Perawatan: tidak ada perawatan untuk masalah ini namun kehamilan harus selalu dipantau. Dokter akan memeriksa kondisi janin dari waktu ke waktu dan ibu disarankan melakukan tes kromosom pada janin. Hanya saja untuk pencegahan yang lebih buruk maka bisa dilakukan kehamilan dengan proses bayi tabung, dimana hanya sel telur dan sel sperma sehat saja yang bisa diambil.

  1. Risiko komplikasi kehamilan

Wanita hamil yang sudah berusia 43 tahun juga sangat rentan dengan kondisi gangguan kehamilan. Ada banyak hal yang memicu masalah ini seperti kondisi kesehatan ibu sebelum hamil seperti masalah diabetes yang meningkatkan resiko gestational diabetes. Kondisi penyakit kehamilan lain termasuk seperti masalah hipertensi pada ibu hamil, komplikasi pada kelainan plasenta, jumlah cairan ketuban dan masalah kesehatan janin.

Perawatan: ibu hamil harus melalukan pemeriksaan kehamilan sejak usia kehamilan awal sampai menjelang persalinan. Dengan pemeriksaan kehamilan maka dokter akan memantau kondisi ibu dan ibu bisa mencegah masalah dengan gaya hidup yang sehat, pilihan makanan yang bernutrisi dan menjaga kondisi pikiran agar tidak stres.

  1. Bayi lahir dengan berat rendah atau prematur

Masalah lain yang terjadi ketika ibu hamil di usia lebih dari 43 tahun adalah berat janin yang cukup rendah dan kelahiran prematur. Dua masalah ini bisa terjadi karena kondisi tubuh ibu yang sudah tidak bisa menyerap nutrisi dengan baik dan resiko gangguan kehamilan. Kemudian masalah seperti komplikasi preeklampsia juga membuat janin sulit berkembang normal sampai memicu prematur.

Cara perawatan: ibu hamil harus mengonsumsi makanan bernutrisi sebagai cara meningkatkan berat badan janin, ibu hamil juga harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Jika menemukan ada yang tidak beres dengan kehamilan segera temui dokter yang merawat.

  1. Komplikasi persalinan

Melahirkan di usia 43 tahun juga bisa menjadi hal yang cukup buruk untuk ibu hamil. Meskipun beberapa ibu hamil tetap bisa melahirkan secara normal tapi kesempatan ini sangat kecil. Biasanya dokter akan menyarakan persalinan caesar mengingat kondisi kesehatan ibu dan janin dalam kandungan. Ibu hamil yang sudah menderita preeklampsia, kondisi gawat janin, penyakit terkanan darah tinggi dan masalah kesehatan lain biasanya juga diminta untuk melahirkan lebih awal.

Perawatan: cegah semua kondisi ini dengan menjaga kesehatan selama hamil, mengonsumsi vitamin yang diberikan oleh dokter, menjaga agar tidak stres, melakukan olahraga khusus ibu hamil seperti senam hamil atau yoga dan selalu melakukan pemeriksaan kehamilan.

Nah begitulah ternyata resiko hamil di usia 43 tahun dan perawatannya. Semua ibu hamil yang mengalami hal ini sebaiknya lebih hati-hati sehingga bisa melahirkan dalam kondisi ibu dan bayi sehat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn