7 Cara Pencegahan Kehamilan Risiko Tinggi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dalam proses kehamilan, tidak semua berjalan dengan mulus. Ibu hamil dapat mengalami beberapa kondisi yang disebut kehamilan risiko tinggi. Kehamilan yang berisiko tinggi yaitu apabila terjadi komplikasi yang memengaruhi kondisi ibu hamil dan bayi yang ada dalam kandungan atau keduanya.

Lalu, bagaimana langkah pencegahan kehamilan risiko tinggi ini? Tentu ada cara untuk mencegahnya dalam beberapa kasus medis yang berkembang selama kehamilan.

Dilansir dari laman website Mayoclinic dituliskan bahwa kehamilan berisiko tinggi ini adalah akibat dari kondisi medis yang sudah ada saat sebelum kehamilan.

Namun, bisa saja risiko tinggi ini muncul selama kehamilan. Beberapa faktor kehamilan risiko tinggi bisa karena usia bunda yang berusia 17 tahun atau di atas 35 tahun pada saat mengandung.

Karena pada usia ini penyebab keguguran hamil 1 bulan dan cacat genetik semakin meningkat, bisa pula karena kondisi medis yang terjadi sebelum kehamilan, seperti depresi, tekanan darah, masalah paru-paru, penyakit menular, kegemukan, dan infeksi jangka panjang seperti HIV.

Jika Bunda memiliki kehamilan dengan risiko tinggi atau untuk mencegah kondisi ini, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter. Karena Bunda akan dipantau dengan rutin untuk mencegah masalah pada kandungan.

Beberapa upaya berikut ini dapat dilakukan untuk mencegah kehamilan berisiko tinggi.

1. Konsumsi Makanan yang Bergizi

Sudah pasti untuk menjaga janin yang ada dalam kandungan dengan mengonsumsi makanan yang bergizi. Tidak hanya berlaku saat hamil, bagi pasangan yang sedang merencanakan kehamilan juga perlu konsumsi makanan yang bergizi. Yaitu dengan meningkatkan asupan asam folat yang akan membantu proses pembentukan sel-sel tubuh pada janin.

Contoh makanan sehat untuk ibu hamil seperti :

  • Daging tanpa lemak, yang merupakan makanan dengan sumber protein berkualitas yang tinggi
  • Kandungan protein dan asam lemak omega 3 dengan mengonsumsi ikan laut
  • Buah dan sayuran yang mengandung vitamin C untuk ibu hamil yaitu menambah kekebalan tubuh
  • Telur dan susu untuk memperbaiki jaringan yang rusak dan membantu pertumbuhan jaringan baru pada bayi.

2. Aktif Bergerak Untuk Menguatkan Tubuh

Langkah pencegahan kehamilan risiko tinggi dengan tetap aktif bergerak saat hamil. Cara ini juga bisa menjadi cara untuk meredakan stres. Kondisi hamil, bunda tetap disarankan untuk melakukan olahraga menjelang persalinan normal.

Hal tersebut guna menjaga kesehatan tubuh dan janin yang ada di dalam kandungan. Rutin berolahraga dapat mendukung proses persalinan, dan mencegah terjadinya kehamilan risiko tinggi.

Contoh olahraga yang cocok untuk ibu hamil seperti :

  • Yoga
  • Jalan kaki selama 30 menit per hari untuk melancarkan peredaran darah dan kerja jantung
  • Berenang untuk meningkatkan kualitas tidur dan membantu mengatasi pembengkakan pada pergelangan kaki, dan
  • Melakukan senam hamil.

Dengan aktif bergerak akan membantu menjaga kesehatan Bunda dan bayi dari risiko kehamilan berisiko tinggi.

3. Hentikan Gaya Hidup Tidak Sehat

Dalam kondisi kehamilan, banyak hal yang harus dijaga. Termasuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik. Jika dulunya Bunda bisa saja menerapkan gaya hidup tidak sehat untuk diri Bunda sendiri.

Namun saat ini gaya hidup tidak sehat tersebut harus dihentikan mengingat kondisi janin di dalam kandungan Bunda. Hentikan untuk minum-minuman beralkohol, merokok, mengonsumsi kafein secara berlebihan, dan mengonsumsi junkfood.

Dampak pola hidup tidak sehat dapat menjadi penyebab kehamilan berisiko tinggi, seperti perkembangan janin terhambat, bayi cacat, dan ibu hamil kekurangan zat gizi tertentu.

Selama masa kehamilan, pertimbangkan kondisi janin sebelum Bunda melakukan segala sesuatu, bila apa yang Bunda lakukan memberikan dampak buruk ke janin, sebaiknya hindari, prioritaskan kondisi sang buah hati tercinta.

Maka dari itu, ibu perlu menerapkan hidup sehat dan hentikan gaya hidup tidak sehat yang dapat menjadi faktor kehamilan risiko tinggi.

4. Lakukan Tes Kromosom

Tes kromosom adalah sebuah pemeriksaan untuk mendeteksi adanya kehamilan risiko tinggi seperti kelainan pada janin. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan, tes ini sangat penting dilakukan sebelum persalinan. Sehingga orang tua akan lebih siap menyambut kelahiran si kecil.

Umumnya, screening kromosom saat hamil ini dapat dilakukan oleh ibu hamil di segala usia. Namun, tes ini akan sangat di rekomendasikan untuk ibu hamil di usia 35 tahun, memiliki riwayat kondisi genetik dari keluarga atau diri sendiri, serta mengalami keguguran atau lahir mati. Ada berbagai macam tes kelainan kromosom yang dapat dilakukan sebelum persalinan.

5. Pemeriksaan Chorionic Villus Sampling (CVS)

Pemeriksaan CVS menggunakan jaringan-jaringan chorionic vili dari sampel plasenta, yakni sebuah organ yang terbentuk sselama kehamilan untuk mengantarkan makanan dari ibu ke janin.

Caranya dengan dua cara yaitu :

  • Transcervical

yaitu pengambilan plasenta melalui serviks dengan menggunakan sebuah alat khusus yang kemudian dimasukkan ke dalam vagina.

  • Transabdominal

yaitu sampel plasenta yang diambil menggunakan jarum tipis yang dimasukkan lewat area perut.

6. Pemeriksaan Amniosentesis

Pemeriksaan model amniosentesis yang menggunakan sampel air ketuban ibu hamil untuk mengetahui potensi kehamilan kromosom pada janin. Cara pengambilan sampel ini dengan menggunakan jarum suntik yang kemudian di masukkan melalui perut menuju air ketuban. Tes amniosentesis ini bisa dilakukan pada saat usia kehamilan 15 – 20 minggu, sama dengan tes CVS.

7. Non Invasive Prenatal Test (NIPT)

NIPT bersifat non invasif yaitu prosedur yang dilakukan melalui DNA janin yang mengalir pada darah Bunda. Dokter akan mengambil darah dari pembuluh vena dan kemudian menganalisisnya di lab.

Model Non Invasive Prenatal Test (NIPT) merupakan jenis tes kromosom yang mudah dilakukan karena hanya menggunakan sampel darah, disamping itu rasa sakit yang dirasakan oleh ibu selama pemeriksaan juga minim, karena lebih simple. Dan pemeriksaan NIPT ini dapat dilakukan sejak umur kehamilan 10 minggu.

fbWhatsappTwitterLinkedIn