Resiko Dan Bahaya Sebulan Setelah Kuret Hamil Lagi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Berbagai macam masalah atau gangguan kehamilan dapat berakibat buruk pada kondisi janin maupun kesehatan ibu hamil. Akibat paling buruk yang dapat muncul disebabkan oleh berbagai masalah kehamilan tersebut adalah terjadinya keguguran dimana janin mengalami kematian dan tidak dapat berkembang kembali. Ada berbagai macam penyebab keguguran hamil muda maupun tua yang menjadikan janin harus diangkat dari rahim ibu hamil. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengangkan dan membersihkan sisa janin tersebut adalah melalui proses kuretase.

Kuret merupakan sebuah alat yang dapat membesihkan berbagai macam sisa jaringan yang terdapat di rahim ibu hamil setelah seorang wanita mengalami keguguran. Kuret bukan hanya digunakan untuk mereka selepas keguguran namun juga dapat dijadikan tindakan medis dalam proses diagnosisi penyakit tertentu yang berhubungan dengan rahim. Beberapa kondisi tertentu tersebut seperti pendarahan setelah menopouse, pendarahan diluar siklus menstruasi, adanya sel abnormal, pemeriksaan kanker serviks, hamil anggur, hamil kosong, dan beberapa kondisi tidak normal lainnya.

Ketakutan terbesar bagi wanita yang telah menjalani proses kuretase adalah kondisi dimana rahim tidak dapat lagi menjalani proses kehamilan. Ketakutan tersebut sepenuhnya salah karena porses kuretase tidak akan menyebabkan seseoran susah hamil hanya saja perlu beberapa waktu untuk menunda kehamilan setelah kuret agar dapat memberikan waktu recovery penyembuhan pada bagian rahim tersebut dan biasanya membutuhkan waktu kurang lebih 3 – 6 bulan. lalu bagimana jika sebulan setelah kuret hamil lagi ?, berikut ini beberapa penjelaskan terkait dengan masalah tersebut.

Sebulan Setelah Kuret Hamil Lagi

Kondisi kehamilan yang terjadi tepat sebulan setelah kurat bisa saja dialami oleh beberapa wanita karena secara umum kuretase tidak menyebabkan hilangnya kemampuan wanita untuk dapat hamil kembali jika memang dilakukan dengan prosedur atau langkah yang benar. Wanita dapat langsung hamil setelah kuret tepatnya setelah mengalami menstruasi kembali secara normal. Dengan adanya menstruasi tersebut dapat menandakan bahwa kondisi organ organ yang terdapat pada rahim sudah kembali ke kondisi normal.

Beberapa dokter mungkin menyarankan untuk setidaknya menunda kehamilan beberapa bulan (tepatnya minimal 3 bulan) setelah kuret terutama yang timbul akibat dari kondisi keguguran. Penundaan tersebut bukan disebabkan oleh kondisi rahim yang tidak dapat hamil pasca proses keguguran dan kuret tersebut. Penundaan yang disarankan tersebut berguna untuk menyiapkan kondisi rahim agar lebih siap serta menghindari resiko keguguran berikutnya sehingga kehamilan lebih dapat bertahan.

Resiko Sebulan Setelah Kuret Hamil Lagi

Seperti yang dijelaskan diatas, sebulan setelah kuret wanita tetap dapat hamil ketika siklus menstruasinya sudah berjalan normal yang menunjukan bahwa alat reproduksi kembali normal. Bagi sebagian dokter kandungan, menunda kehamilan setelah kuret memang perlu dilakukan untuk menghindari kondisi yang tidak diinginkan terjadi. Berikut ini beberapa bahaya atau resiko yang dapat muncul bagi wanita yang mengalami kondisi sebulan setelah kuret hamil lagi.

  • Keguguran

Salah satu bahaya yang paling dihindari bagi ibu hamil adalah munculnya kondisi keguguran. Resiko keguguran bagi wanita yang memiliki riwayat pernah mengalami keguguran lebih tinggi terutama jika kehamilan berikutnya berjarak lebih pendek meskipun seorang wanita sudah mengalami siklus menstruasi sebagai pertanda bahwa organ reproduksinya sudah kembali dalam kondisi normal. Untuk menghindari resiko tersebut maka dokter kandungan sering kali menyarankan agar kehamilan selanjutnya setelah kuret diberi jarak beberapa bulan. Kehamilan cepat setelah kuret merupakan salah satu penyebab keguguran berulang.

  • Susah hamil

Resiko selanjutnya yang juga dapat muncul pada wanita hamil satu bulan setelah kuret adalah adanya resiko susah hamil berikutnya. Kondisi susah hamil tersebut terjadi akibat pemaksaan rahim yang masih memiliki sisa luka setelah proses kuretase. Adanya luka pada rahim dapat memicu terjadinya pelekatan antara dinding rahim yang bisa jadi menimbulkan sumbatan terhadap bagian tertentu. Pelekatan rahim tersebut disebut sebagai sindrom Asherman.

  • Kehamilan tidak berjalan dengan baik

Kondisi wanita pasca menjalani kuretase terutama akibat keguguran tentu akan merasakan kondisi mental yang tidak baik sehingga membutuhkan proses recovery disamping proses penyembuhan pada bagian rahim serta kondisi fisik ibu secara keseluruhan. Munculnya kehamilan pada satu bulan setelah proses kuretase secara umum memang dapat terjadi namun perlu diperhatikan dan sebaiknya dicegah agar tidak terjadi. Hal tersebut dikarenakan kondisi mental ibu yang masih belum pulih secara sempurna. Kondisi mental yang tidak siap tersebutlah dapat mempengaruhi secara aktivitas yang harus dijalana serta dipersiapkan selama masa kehamilan sehingga resiko munculnya gangguan kehamilan akan lebih tinggi.

Itulah beberapa ulasan mengenai kondisi wanita yang sebulan setelah kuret hamil lagi. Dalam penjelasan diatas diuraikan bahwa wanita dapat hamil kembali setelah organ reproduksinya dalam kondisi yang normal termasuk jika jeda waktu pasca kuret terjadi satu bulan sebelumnya. Meskipun dapat terjadi, wanita yang hamil sebulan setelah kuret sebaiknya dihindari oleh setiap wanita karena adanya beberapa resiko bahaya dari mereka yang hamil satu bulan setelah kurang diantaranya keguguran, susah hamil kembali, dan beresiko menyebabkan kehamilan yang tidak normal.

fbWhatsappTwitterLinkedIn