7 Penyebab Keguguran Berulang Ulang Kali

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Menjadi sebuah kabar besar ketika mengetahui istri sedang mengandung buah hati. Setelah cukup lama mempersiapkan diri untuk membangun keluarga, pada saat yang tepat Tuhan mengizinkan pasangan suami istri menerima anugerah yang dititipkan. Suami istri mana yang tidak bahagia ketika sudah diberi kepercayaan menjaga dan mendidik anak hasil cinta mereka? Segala impian sudah dicanangkan agar sang anak pun mendapatkan perawatan dan pendidikan terbaik, termasuk dari sisi pendidikan informal dalam keluarga.

Sayangnya, tidak semua wanita memiliki kesempatan untuk melakukan cara cepat hamil secara alami. Beberapa wanita harus rela tidak bisa mengandung karena suatu sebab meski sudah menjalani sesi terapi kesuburan. Sementara sebagian wanita lain akhirnya harus menerima kenyataan pahit ketika mereka mengalami keguguran. Lebih menyedihkan lagi jika keguguran ini tidak hanya dialami sekali namun berulang kali. Namun, Anda perlu mewaspadai keadaan seperti ini. Keguguran yang disebabkan oleh keletihan memang menjadi keguguran biasa. Akan tetapi ketika Anda mengalami kejadian ini berulang kali, itu merupakan indikasi adanya sesuatu yang tidak beres dalam tubuh. Beberapa hal berikut bisa menjadi penyebab keguguran berulang :

1.) Thrombophilia

Thrombophilia merupakan penyakit di saat darah dalam tubuh mengental. Pembekuan darah pada penderita thrombophilia ini relatif lebih cepat dibandingkan orang pada umumnya. Penyebab munculnya penyakit ini adalah terlalu banyak maupun terlalu sedikit protein yang merupakan faktor pembeku darah. Dua faktor munculnya penyakit ini dalam tubuh manusia adalah gen (bawaan) dan juga bisa muncul setelah lahir. Kondisi ini dapat mengakibatkan keguguran berulang bagi para ibu hamil yang menderita thrombophilia.

2.) Kromosom yang Tidak Normal

Kemungkinan kedua yang menyebabkan seorang ibu mengalami keguguran berulang adalah adanya kromosom yang tidak normal. Setidaknya, masalah genetik satu ini dialami oleh 2 hingga 5 persen pasangan di dunia. Kelainan kromosom yang dimiliki sang orang tua mungkin tidak berdampak apapun tetapi mulai terlihat ketika diturunkan kepada janin tidak berkembang.

Kelainan kromosom ini menyebabkan embrio yang merupakan cikal bakal bayi tidak mampu berkembang secara baik di dalam tubuh ibunya dan berujung pada keguguran. Beberapa jenis kelainan kromosom yang mungkin terjadi pada embrio adalah Nullisomy (kehilangan pasangan kromosom), Monosomi (satu kromosom pada janin kehilangan homolog), Trisomi (terdapat satu tambahan kromosom pada janin), dan Tetrasomi (terdapat empat pasang kromosom).

(Baca juga: Ciri-Ciri Hamil Anggur)

3.) Sindrom Hughes atau APS

Atau Antiphospholipid Syndrome merupakan suatu kelainan kesehatan yang diindikasikan dengan adanya kecenderungan penggumpalan atau pengentalan darah yang terdapat di pembuluh darah nadi atau pun balik. Gejala yang umum ditemukan pada penderita sindrom ini adalah sakit kepala, mudah lupa dan merasa linglung, terdapat bercak berwarna biru yang terlihat secara kasat mata terutama berada di area pembuluh darah dekat kulit, hingga epilepsi dan sakit jantung. Sindrom satu ini merupakan salah satu contoh penyakit autoimun alias penyakit yang menyebabkan sistem imunitas justru menyerang sel tubuh sendiri. Karena penyakit ini dinilai cukup membahayakan bagi para ibu hamil, akan disarankan tindakan pencegahan dengan menggunakan prednison dosis tinggi dikombinasi dengan aspirin dosis rendah. Tentunya hal ini juga harus dikomunikasikan bersama dengan dokter kandungan.

4.) Masalah pada Serviks dan Rahim

Penyebab keguguran selanjutnya adalah terdapat kelainan pada rahim dan serviks. Abnormalitas pada rahim akan memengaruhi perkembangan janin yang kemudian berpotensi menjadi salah satu penyebab embrio tidak mampu menempel dan bertahan di dalam rahim karena tidak ada nutrisi yang didapatkan guna bertahan hidup. Selain itu, serviks yang lemah serta tidak kompeten akan semakin mendukung keguguran.

5.) Infeksi pada Organ Intim

Infeksi pada organ intim sebaiknya juga segera ditangani karena hal ini berpotensi menjadi penyebab keguguran yang dialami oleh beberapa ibu hamil. Infeksi yang memungkinkan berbagai jenis bakteri jahat hidup dalam saluran reproduksi ini jelas bisa menimbulkan masalah. Pada wanita, infeksi bakteri ini mampu memengaruhi lapisan rahim dan membuat embrio menjadi mustahil untuk berkembang. Gejalanya bahkan sangat sulit untuk dideteksi, jika Anda ingin benar-benar memastikannya maka Anda harus membawa organisme yang harus diuji untuk cara mencegah keguguran saat hamil.

(Baca juga: Hamil Anggur)

6.) Masalah pada Hormon

Kelainan atau masalah pada hormon akhirnya juga bisa ikut berkontribusi dalam kegagalan embrio bertahan hidup alias sang ibu mengalami tanda-tanda keguguran. Masalah pada hormon ini bisa dalam bentuk hormon prolaktin yang terlampau tinggi maupun hormon progesteron yang berada di bawah batas normal. Hormon prolaktin merupakan hormon yang bertugas untuk merangsang tubuh memproduksi ASI. Kadar normal hormon ini di dalam tubuh adalah 4.00 hingga 23.00. Jumlahnya yang terlalu tinggi bisa jadi mengindikasikan kondisi rahim yang tidak pada saat subur karena tidak terdapat sel telur yang ingin berkembang.

Sementara itu hormon progesteron adalah hormon yang cukup berperan di dalam perkembangan fetus. Ketika jumlah hormon ini terlalu rendah, maka ia tidak akan bisa menjalankan fungsinya dalam kasus reproduksi seperti mempertebal dinding endometrium pada saat ovulasi selesai, menghambat produksi hormon pelutein, menghambat laktasi pada saat ibu mengandung, hingga mempersiapkan endometrium agar siap dalam implantasi zigot.

7.) Faktor Usia

Hamil di usia yang terlalu muda maupun tua sama-sama berpotensi mengalami risiko kehamilan yaitu keguguran. Keguguran pada ibu hamil yang masih berusia muda sangat mungkin terjadi dengan tidak sengaja karena berbagai faktor emosi seperti stres dan cemas. Penyebab keguguran hamil muda juga bisa karena keguguran buatan alias akibat aborsi tidak bersih yang tidak jarang ditemukan pada ibu muda yang hamil dan hal ini berisiko pada kematian maupun sekadar infeksi alat reproduksi.

Meski banyak orang sedang berusaha menggunakan cara menjaga kehamilan muda agar tidak keguguran. Sementara keguguran pada ibu hamil yang sudah menginjak usia 40 tahun ke atas juga tak kecil. Pada saat ini, elastisitas jaringan menjadi berkurang dan penipisan dinding pembuluh darah terjadi sehingga tak heran jika benar-benar terjadi keguguran. Akhirnya, inilah yang menjadi penyebab kemandulan maupun keguguran.

(Baca juga: Kuret)

8.) Gaya Hidup Tak Sehat

Gaya hidup tak sehat menjadi penyebab keguguran yang mungkin dialami berulang kali oleh para ibu hamil. Beberapa contoh gaya hidup tak sehat ini adalah menjadi perokok aktif maupun pasif dan cuek tetap mengonsumsi minuman beralkohol meski semuanya merupakan larangan ibu hamil. Pada akhirnya, baik embrio maupun ketika sudah dalam bentuk bayi, buah hati yang tidak kuat bisa jadi harus meregang nyawa di dalam rahim sang ibu sebelum pernah merasakan kehidupan. Selain itu, aktivitas berbahaya untuk ibu hamil bisa menjadi sebab keguguran ketika sang ibu tidak memperhatikan keselamatan dirinya dan sang bayi.

Meski Anda pernah mengalami keguguran, jangan lupakan nutrisi penting untuk tubuh Anda dengan konsumsi makanan pasca keguguran.

Dan masih banyak lagi penyebab keguguran berulang. Mengetahui beberapa hal tersebut, kini ada baiknya Anda para ibu hamil menyadari pentingnya menjaga buah hati dengan menjaga diri sendiri. Karena kita sang ibu sehat, si anak juga pasti akan sehat dalam tumbuh kembangnya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn