5 Cara Mengatasi Preeklampsia Pada Ibu Hamil

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Berbagai masalah kehamilan dapat saja muncul pada seorang ibu hamil. Gangguan kehamilan tersebut dapat terjadi karena pengaruh dari internal  maupun pengaruh eksternal selama masa kehamilan. Pengaruh internal merupakan faktor resiko yang berasal dari tubuh ibu sendiri yang berkaitan dengan penyakit yang diderita ibu dan kondisi fisik dan mental ibu. Sedangkan pengaruh eksternal berkaitan dengan berbagai hal dari luar tubuh ibu yang dapat mempengaruhi kondisi ibu seperti lingkungan disekitarnya serta makanan yang dimakan oleh ibu hamil tersebut.

Gangguan kehamilan bisa dimulai dari proses kehamilan pada tiap semesternya, menjelang persalinan, persalinan, dan dapat terus terjadi sampai pasca melahirkan. Preeklampsia merupakan salah satu gangguan kehamilan yang banyak dijumpai oleh ibu hamil, ibu yang bersalin, serta pada masa nifas. Angka kejadian preeklampsia ini di seluruh dunia menurut WHO (Badan Kesehatan PBB), berkisar antart 0,51% – 38,4 %. Angka kejadianya di Indonesia sendiri tergolong tinggi yakni berkisar antara 7 – 10%.

Preeklampsia menurut wikipedia, adalah gangguan kehamilan yang ditandai oleh tekanan darah tinggi dan kandungan protein yang tinggi dalam urine. Kondisi ini apabila tidak ditangani dapat menyebabkan kerusakan berbagai organ seperti ginjal, hati, dan mata. Preeklampsia yang disertai dengan kejang disebut sebagai eklampsia yang merupakan tahap lanjutan dari penyakit tersebut. Penyebab preeklampsia sejauh ini tidak dapat dijelaskan secara spesifik.

Tingginya angka kejadian preeklampia baik di seluruh dunia maupun di Indonesia secara spesifik, membuat para ibu hamil patut waspada terhadap gangguan kehamilan ini. Dalam rangka mewaspadai kejadian preeklampsia tersebut, sebaiknya ibu hamil mengetahui cara mengatasi preekalmpsia. Namun sebelumnya sebagai tambahan informasi, kita dapat mengenali gejala preeklampsia sebagai berikut.

  1. Tekanan darah tinggi.
  2. Tubuh merasa kelelahan yang sangat.
  3. Mual dan muntah yang berlebihan.
  4. Penglihatan kabur dan sakit kepala.
  5. Pembengkakan pada anggota gerak tubuh seperti lengan dan tungkai.
  6. Berkurangnya volume urine.
  7. Rasa nyeri pada perut bagian atas.
  8. Sesak nafas yang merupakan akibat dari adanya cairan dalam paru paru.l

Nah, apabila ibu sudah merasakan adanya gejala tersebut maka segeralah berkonsultasi dengan dokter anda untuk mengetahui apakah benar bahwa peeklampsia terjadi pada anda. Bagi ibu yang mengalami preeklampsia berikut beberapa cara mengatasi preeklampsia yang sebaiknya diketahui :

  1. Menggunakan obat – obatan untuk mengatasi gejala Preeklampsia.

Beberapa jenis obat digunakan untuk mengatasi berbagai gejala yang muncul dari penderita preeklampsia. Obat tersebut berguna untuk mengurangi rasa sakit serta mencegah meningkatnya preeklampsia menuju kearah kondisi eklampsia yang lebih berbahaya. Jenis obat – obatan yang biasanya diberikan oleh dokter untuk mengatasi gejala peeklampsia tersebut antara lain :

  • Obat anti hipertensi, jenis obat ini diberikan untuk menurunkan dan menjaga tekanan darah pada ibu hamil penderita peeklampsia.
  • Obat anti mual, obat ini diberikan apabila kondisi mual dan muntah ibu sudah sangat berlebihan.
  • Obat anti kejang, jenis obat ini diberikan untuk menjaga ibu agar tidak mengalami kejang yang merupakan tanda telah meningkatnya preeklampsia menjadi eklampsia.
  • Kotikosteroid, jenis obat ini membantu meningkatkan kinerja liver dan trombosit pada ibu maupun bayi sehingga dapat mempertahankan kehamilan lebih lama sampai waktu persalinan datang.
  1. Istirahat total dengan pengawasan dokter.

Kondisi preeklampsia memaksa ibu harus melakukan istirahat dari berbagai aktivitas dengan total. Ketika kondisi preeklampsia semakin parah, ibu harus menjalani perawatan dirumah sakit dan harus opname. Kondisi ini diperlukan untuk melakukan pengawasan terhadap perkembangan janin serta mengurangi resiko berbahaya dari preeklampsia ibu.

  1. Menjaga Pola Makan

Mengatur pola makan adalah langkah yang harus mulai dilakukan secara rutin oleh ibu hamil dengan preeklampsia. Menghindari makanan asin, bakar bakaran, dan makanan mentah, serta makanan pemicu naiknya tensi darah harus dilakukan dan tidak boleh dilanggar sama sekali. Selain menghindari makanan berbahaya, ibu hamil dengan preeklampsia harus banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium dan magnesium yang dapat membantu dalam mengatur tekanan darah.

  1. Persalinan

Melahirkan bayi yang dikandungnya merupakan cara mengatasi preeklampsia yang harus dilakukan bagi ibu hamil yang mengalami preeklampsia sebagai satu satunya tindakan nyata untuk menyembuhkan preeklampsia. Namun, melakukan proses persalinan bukanlah perkara yang bisa dilakukan secara langsung pada ibu hamil karena ada beberapa pertimbangan serta syarat yang harus terpenuhi. Usia kehamilan dan janin harus sudah cukup umur untuk bisa dilahirkan serta berat badan bayi harus sudah mencukupi agar bayi dapat terlahir dengan selamat.

Persalinan ibu dengan preeklampsia biasanya dengan cara operasi caesar ataupun induksi persalinan. Pilihan cara melahirkan pada ibu dengan preeklampsia harus sesuai dengan anjuran klinis dokter spresialis kandungan yang menangani. Induksi persalinan dibutuhkan apabila ibu ingin dan memungkinkan untuk melahirkan normal.

  1. Pemberian magnesium sulfat melalui infus.

Magnesium sulfat atau MgSO4 akan diberikan oleh dokter sebagai tindakan untuk mencegah terjadinya kejang berulang pada penderita preeklampsia. Kejang yang terjadi pada penderita preeklampsia merupakan kondisi yang harus dihindari karena dapat meningkatkan  preeklampsia menjadi eklampsia. Kondisi eklampsia ini harus dihindari karena resikonya yang berbahaya terhadap nyawa ibu maupun janin yang dikandungnya. Magnesium sulfat mampu menekan kejadikan kejang pada penderita preeklampsia. Senyawa ini diberikan secara infus pada saat ibu dirawat inap.

fbWhatsappTwitterLinkedIn