Penyakit Buta Warna Pada Anak : Penyebab – Gejala – Cara Mengatasi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apakah Anda pernah mendengar tentang kondisi buta warna? Biasanya ini memang baru diketahui saat dewasa. Pada saat melakukan beberapa tes kesehatan maka tes buta warna menjadi prosedur wajib. Buta warna sebenarnya terjadi sejak lahir dimana kondisi mata tidak bisa mengenali warna dan penyakit ini akan berlangsung seumur hidup. Penyakit ini juga dibedakan menjadi buta warna sebagian dimana penderita masih bisa melihat warna tertentu dan buta warna total yang membuat penderita tidak bisa membedakan warna. Kondisi ini masih bisa diatasi dengan adaptasi saat beraktifitas namun juga kadang menyulitkan. Berikut penjelasan tentang penyakit buta warna pada anak, seperti penyebab, gejala dan cara mengatasi.

Penyebab

  1. Kerusakan sel pigmen

Penyebab buta warna sendiri sangat berbeda dengan penyebab mata juling pada bayi. Setiap bayi yang lahir akan memiliki sel syaraf khusus yang memiliki bahan pigmen dimana ini akan bereaksi saat bertemu cahaya dan warna. Sel pigmen ini memiliki kemampuan untuk deteksi warna biru, hijau dan merah. Jika terjadi kerusakan sel pigmen dan tidak berfungsi dengan baik maka akhirnya terjadi masalah ini.

  1. Genetik

Buta warna pada anak juga sangat terpengaruh oleh masalah genetik dari orang tua seperti pada masalah kelainan kromosom pada janin. Jika orang tua menderita buta warna maka pada kasus tertentu gen akan terbawa ke anak dan akhirnya anak terkena  buta warna.

  1. Faktor risiko

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan anak-anak menderita kerusakan sel pigmen sejak bayi, diantaranya:

  • Menderita penyakit diabetes akibat kondisi risiko gestational diabetes dari ibu saat hamil.
  • Mengalami kelainan pada mata akibat penyakit glaukoma.
  • Dampak buruk dari penyakit multiple sclerosis.
  • Efek dari obat ibu selama hamil untuk janin seperti jenis obat ethambutol, digoxin, sildenafil dan chloroquine.
  • Terjadi trauma pada kepala sampai merusak sel pigmen misalnya kecelakaan atau bahaya bayi jatuh terlentang.

Gejala

  1. Buta warna merah dan hijau.
  • Jika melihat kuning dan hijau maka yang terlihat justru merah.
  • Jika melihat warna merah, kuning dan oranye maka yang terlihat hijau.
  • Saat melihat warna merah maka yang tampak hitam.
  • Jika melihat merah maka akan terlihat kuning kecoklatan.
  • Saat melihat warna hijau maka justru akan terlihat krem.
  1. Untuk buta warna biru dan kuning
  • Saat melihat warna biru maka akan tampak warna hijau.
  • Tidak bisa jelas membedakan warna merah muda dengan warna merah dan kuning.
  • Saat melihat warna biru juga akan terlihat hijau.
  • Saat melihat warna kuning maka yang tampak warna ungu terang dan abu-abu.
  1. Buta warna total

Anak yang menderita buta warna total maka tidak akan bisa membedakan warna – warna diatas dan biasanya hanya bisa melihat warna abu-abu, hitam dan putih.

Tes Buta Warna

  1. Tes ishihara. Jika anak sudah masuk sekolah dan mengenali berbagai jenis huruf atau angka maka bisa mengikuti tes ini. dokter biasanya akan memberikan gambar-gambar dengan beberapa warna dari titik titik. Kemudian pada bagian tengah ada huruf dan angka yang jelas dengan warna yang berbeda. Anak akan diminta untuk mengenali huruf atau angka ini.
  2. Tes dengan menyusun warna. Anak juga bisa diminta untuk menyusun warna sesuai gradasi.

Cara Mengatasi

Pada dasarnya kondisi buta warna memang berbeda dengan penyakit mata pada bayi. Dokter biasanya akan memberikan obat sesuai dengan kondisi buta warna dan penyebabnya. jika karena infeksi maka infeksi itu yang disembuhkan. Tapi jika sudah terpengaruh oleh genetik maka sulit untuk disembuhkan. Orang tua hanya bisa memberikan kebiasaan tentang warna pada anak.

Itulah keterangan tentang penyakit buta warna pada anak, seperti penyebab, gejala dan cara mengatasi. Setiap orang tua harus memahami kondisi ini sehingga bisa membantu anak saat menghadapi kesulitan mengenali warna.

fbWhatsappTwitterLinkedIn