Hampir setiap orang tua memiliki anak dengan rentan usia 2-5 tahun pasti pernah menemukan anaknya dengan kondisi tantrum. Tantrum atau emosional merupakan bentuk luapan emosi anak yang terjadi ketika anak merasa tidak nyaman atau keinginannya tidak terpenuhi.
Pada fase ini orang tua utamanya memiliki berbagai peran ayah dalam mendidik anak emosional harus memiliki cara untuk menghadapi perilaku tententu. Tantrum pada anak biasanya dilakukan dengan perilaku anak yang sedang marah, dilanjutkan dengan berbaring di lantai, berputar-putar, berteriak, menendang dan melempar barang-barang.
Ada beberapa hal munculnya tantrum pada anak atau penyebab anak emosian dan cara mengatasinya sebagai berikut:
- Terhalangnya keinginan anak
Anak yang keinginannya tidak terpenuhi, bisa menyebabkan anak melampiaskan dengan cara melakukan perilaku tantrum. Hal ini dikarenakan keinginan memang tidak tersedia atau memang benar-benar dilarang karena berbahaya.
- Ketidakmampuan mengungkapkan
Anak-anak memiliki komunikasi yang berbeda dengan orang tua, dalam beberapa kasus perbedaan ini bisa menyebabkan salah persepsi bagi yang menerima informasi tersebut. Sehingga menyebabkan perbedaan ekspetasi tersebut antara anak dengan orang yang mendengarkan informasinya.
Jika ia merasa apa yang ia inginkan tidak tersampaikan dengan baik dan berakibat pada kesalahan pemberian respon, maka anak akan melampiaskan dengan perilaku tantrum.
- Berada di posisi tidak nyaman
Ketika anak berada dalam kondisi yang tidak nyaman, baik kondisi atau tempatnya, anak-anak akan merasa kesal dan bisa saja berujung pada perilaku tantrum.
Orang tua biasanya akan melakukan tindakan spontan yang dirasa akan cepat meredakan tantrum anak, misalnya dengan memarahinya atau mencubitnya. Menghadapi anak dengan tindakan fisik atau kekerasan verbal tidak akan menyelesaikan tantrum anak.
Berikut ini beberapa cara mendidik anak tantrum yaitu:
1. Pahami penyebab anak tantrum
Dengan mengetahui penyebab anak tantrum mudah mengamuk, orang tua bisa mengingat kira-kira apa saja yang membuat anak tantrum. Lakukan pengamatan beberapa kali dan ingatlah untuk tidak menempatkan anak dalam kondisi tersebut agar tantrum nya tidak muncul.
2. Perhatikan gejala awal
Jika orang tua mengetahui bahwa ini adalah gejala awal anak akan tantrum, maka bisa langsung memberikan penanganan dengan mengalihkan perhatiannya.
3. Mengalihkan perhatian anak
Orang tua bisa memperlihatkan suatu objek yang kiranya ia minati misalnya, dengan menunjuk mobil yang sedang lewat dan menceritakan cerita unik dari objek tersebut. Orang tua dapat mempelajari apa yang mungkin mengganggu anak mereka dengan mengamati perilaku mereka sehari-hari.
4. Pindahkan benda berbahaya
Ketika anak sudah meluapkan emosinya, biasanya akan mengobjekan benda-benda yang ada disekitarnya. Jika sudah begini, amankan kondisi di sekitar anak, misalnya menyingkirkan benda-benda yang terbuat dari kaca atau besi yang dapat melukai anak ketika ia menyentuhnya.
5. Jangan menyerah dan menuruti keinginan anak
Jika anak kita keadaan emosionalnya sedang meledak-ledak, setelah keinginannya tidak dipenuhi dan di lakukan di tempat umum yang mana orang-orang bisa terganggu.
Jangan sampai kita menyerah dan menuruti karena malu, maka bisa jadi ia akan mengulanginya lagi. Orang tua bisa mengabaikannya sesaat atau meninggalkannya tetapi tetap dalam jangkauan.
Sehingga dengan tidak selalu menuruti kemauan anak ini secara tidak langsung orang tua telah mengajarkan cara membentuk kepribadian anak.
6. Jangan menertawakan ketika anak tantrum
Ketika seorang anak mengamuk dan ditertawakan, misalnya karena perilakunya yang lucu, hal itu menyebabkan dia mendapat perhatian orang-orang di sekitarnya pada waktu yang berbeda.
7. Jangan merespon sampai anak berhenti tantrum
Anak harus mengetahui jika keinginannya harus disampaikan dengan baik, jangan merespon anak ketika keadaannya masih dalam keadaan tantrum. Anak-anak juga harus tahu bahwa orang tuanya lah yang harus memegang kendali.
Artinya, anak dapat mengungkapkan pendapat awalnya dengan cara yang baik. Dengan begitu anak akan belajar caranya menyampaikan pendapat dengan baik. Inilah salah satu cara mengatasi emosi pada anak agar tenang dan anak mau mendengarkan perintah dari orang tua.
8. Berikan perhatian kepada anak ketika emosionalnya reda
Ketika emosional anak telah reda, berikan perhatian dan pelukan hangat dan bisikan kata-kata yang menenangkan. Mintalah anak-anak untuk menyepakati apa yang akan mereka lakukan sewaktu mereka memiliki keinginan.
Anak-anak yang tantrum biasanya karena orang lain tidak mengerti apa yang mereka inginkan dan kurang memperhatikan bagaimana menanggapinya. Maka dari itu, ajak juga anak
Jika kita bisa mengajak anak bernegosiasi bagaimana menyampaikan keinginan, maka perilaku tantrum tersebut bisa di tangani.