6 Cara Mengatasi Kolik pada Bayi Paling Mudah Dilakukan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bayi menangis umumnya merupakan suatu tanda bahwa dia membutuhkan sesuatu atau ada sesuatu yang salah dengan tubuhnya. Jika penyebabnya sudah teratasi, biasanya bayi akan berhenti menangis. Namun bila semua dugaan penyebab bayi menangis terus sudah diatasi namun bayi tetap menangis hingga berjam-jam, maka ini bisa menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan, yang kadang membuat ibu stres. Salah satu penyebab bayi menangis berkepanjangan adalah kolik pada bayi. Kolik pada bayi adalah suatu kondisi dimana bayi merasa nyeri atau sakit perut karena adanya udara atau gas di lambung yang mengganggu pencernaan bayi. Kolik bukanlah merupakan gejala penyakit serius dan umum terjadi pada bayi antara umur 2 minggu hingga 4 bulan. Cara mengatasi kolik pada bayi sebenarnya tidaklah rumit, namun membutuhkan kesabaran dan perhatian ekstra dari ibu.

Cara Mengatasi Kolik pada Bayi

Sebelum mengatasi kolik pada bayi, ibu harus memastikan bahwa bayi menangis bukan karena lapar, mengompol, kedinginan, kepanasan, karena sakit, atau sebab yang lain. Biasanya kolik pada bayi terjadi secara tiba-tiba setelah menyusu atau bangun dari tidur. Bayi menangis keras dan terus-menerus hingga bisa lebih dari 1 atau 2 jam. Saat menangis, wajah memerah, tangan mengepal, kaki diangkat, dan lutut ditekuk ke arah dada, seolah-olah menahan sesuatu yang tidak nyaman di perut. Ada kemungkinan terjadi perut kembung pada bayi dan kaki biasanya dingin. Jika ibu mendeteksi gejala-gejala ini,  kemungkinan itu adalah kolik. Berikut adalah beberapa cara yang bisa ibu lakukan.

1. Mandikan bayi dengan air hangat

Memandikan bayi dengan air hangat dapat mengurangi rasa nyeri akibat kolik. Selain itu peredaran darah menjadi lancar sehingga dapat membantu mengurangi gejala kolik.

2. Beri sesuatu yang hangat pada perut bayi

Perut bayi biasanya kembung dan rasanya melilit. Untuk membantu mengurangi rasa nyeri perut, ibu bisa meletakkan botol berisi air hangat di perut bayi, mengolesi perut dengan Baby Oil atau minyak kelapa, kemudian usap perut bayi dengan perlahan.

3. Beri bayi probiotik atau air madu hangat

Penelitian menunjukkan fakta bahwa bayi yang mengalami kolik memiliki jumlah mikroflora di atas normal. Dr. Flavio Indrio dari Aldo Moro University of Bari Italia memaparkan bahwa pemberian probiotik dapat membantu mengatasi kolik pada bayi. Namun sebaiknya ibu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter mengenai pemberian probiotik pada bayi. Sedangkan pada pemberian air madu hangat, rasa manis alami pada madu dapat mengurangi rasa nyeri akibat kolik pada bayi.

4. Buat lingkungan yang menenangkan dan nyaman bagi bayi

Kolik pada bayi menyebabkan rasa tidak nyaman di perut. Untuk mengurangi semakin parahnya ketidaknyamanan ini, buatlah lingkungan yang tenang, nyaman, dan jauh dari keramaian atau keributan. Pencahayaan dalam kamar juga sebaiknya diatur agar tidak terlalu terang, redup namun tidak terlalu gelap. Ibu juga bisa memperdengarkan musik ritmis yang disenangi bayi. Selimuti bayi, dan ayun secara perlahan sambil digendong. Jika suasana di luar rumah mendukung, ajak bayi berjalan-jalan.

5. Usahakan bayi kentut

Umumnya bayi mengalami kolik karena ada penumpukan udara atau gas di dalam lambung. Selain menyebabkan perut kembung, penumpukan gas dalam lambung menyulitkan bayi untuk buang air besar. Untuk mengatasinya, rangsang keluarnya gas dengan mengoleskan minyak penghangat badan seperti minyak telon pada perut bayi, mengusap perutnya dengan lembut dan memiringkan bayi ke kanan, sampai bayi kentut atau BAB. (baca juga : Penyebab Bayi Susah BAB)

6. Hindari makanan atau minuman pemicu kolik pada bayi

Jika bayi masih minum ASI,  sebaiknya ibu mengurangi asupan makanan yang mengandung produk susu, makanan berbumbu kuat, dan makanan atau sayuran yang dapat menghasilkan gas seperti kacang merah, kubis, brokoli, bawang, kafein, kacang merah, dan sebagainya, setidaknya selama 7 – 10 hari. Jika bayi minum susu formula, kemungkinan bayi mengalami  intollerant pada susu. Jika hasil diagnosa dokter mengatakan begitu, maka segeralah ganti dengan susu formula bebas laktosa. Ada kemungkina juga lubang dot terlalu kecil sehingga bayi menelan banyak udara. Ibu dapat mengatasi masuknya udara yang berlebih saat bayi menyusu ASI atau dari botol dengan menyendawakan bayi setelah menyusu. (baca juga : Manfaat Sendawa bagi Bayi)

Waspadai Gejala Kolik yang Tidak Normal

Kolik sebenarnya merupakan suatu keadaan yang umum terjadi pada bayi dan tidak mengindikasikan adanya penyakit serius. Namun ada beberapa gejala yang muncul bersamaan dengan gejala kolik pada bayi, yang perlu diwaspadai. Segeralah hubungi dokter jika ibu mendapati salah satu atau beberapa gejala berikut.

  • Nada tangis tinggi.
  • Tubuh bayi terkulai lemas saat diangkat.
  • Bayi memuntahkan cairan berwarna hijau.
  • Menyusu hanya sedikit.
  • Buang air kecil jarang dan sedikit.
  • Demam antara 38 – 39 derajat atau lebih. (Baca juga : 10 Cara Mengatasi Demam pada Bayi)
  • Ada darah dalam feses.
  • Kejang.
  • Kulit pucat atau membiru.
  • Bayi nampak kesulitan bernapas.
  • Terdapat ruam.

Cara Mencegah Kolik pada Bayi

Pada dasarnya kolik pada bayi terjadi akibat adanya gangguan di lambung karena adanya udara atau gas yang terjebak dalam lambung. Langkah pencegahan tentunya adalah dengan mengurangi kemungkinan masuknya udara atau timbulnya gas dalam lambung. Supaya kolik pada bayi tidak seringkali terjadi, beberapa hal berikut bisa ibu lakukan.

  • Manajemen pemberian ASI yang baik

Dalam pemberian ASI sebaiknya ibu tidak membatasi pemberian ASI. Berikan ASI kapan pun bayi mau. Pindahkan bayi untuk menyusu di payudara lain hanya setelah payudara benar-benar kosong atau habis. Berhenti menyusui bayi hanya jika bayi melepaskan sendiri susuannya, atau jika bayi tertidur. Usahakan posisi mulut bayi sudah benar saat menyusu untuk menghindari teretelannya udara.

  • Pemberian susu formula yang benar dan tepat.

Jika bayi minum susu formula, beri jarak minimal 2 jam untuk pemberian susu berikutnya. Beri susu dalam jumlah sedikit terlebih dahulu untuk memberikan bayi waktu beradaptasi dengan makanannya.

  • Sendawakan bayi setiap selesai menyusu.

Dimaksudkan untuk mengeluarkan udara yang tertelan bayi saat menyusu.

  • Kenalkan MP-ASI secara bertahap.

Kenalkan satu jenis makanan saja selama minimal satu minggu sebelum mengenalkan jenis makanan lain. Hal ini untuk memudahkan ibu mendeteksi makanan yang dapat menyebabkan kolik pada bayi. Pola makan bayi 0-12 bulan juga harus diperhatikan, karena kesalahan dalam pola makan dapat memicu terjadinya kolik.

Beberapa cara di atas merupakan saran bagi ibu dalam mengatasi kolik pada bayi. Hasilnya bisa berbeda pada setiap bayi. Bahkan kadang ibu justru menemukan caranya sendiri untuk mengatasi kolik pada bayi. Jika semua kebutuhan bayi terpenuhi, ibu sudah melakukan pencegahan kolik pada bayi dan semua cara mengatasi kolik pada bayi di atas tidak mempan. bahkan muncul gejala-gejala yang mengkhawatirkan, segeraphubungi dokter. Hal ini untuk mendapatkan diagnosa yang tepat dan rekomendasi yang lebih baik. Betapapun beratnya mengatasi kolik pada bayi, ibu harus tetap sabar dan bisa mengontrol emosi. Kolik pada bayi hanya berlangsung sementara dan tidak berefek jangka panjang.

fbWhatsappTwitterLinkedIn