Air ketuban atau cairan amnion memang sangat penting untuk bayi. Ketika masih di dalam rahim maka cairan amnion bisa melindungi bayi dari goncangan dan kondisi berbahaya lain. Kemudian jika jumlah cairan ketuban berkurang maka juga bisa menyebabkan bahaya seperti akibat kelebihan air ketuban. Sebenarnya ketika janin berada di dalam rahim maka bayi Anda akan minum air ketuban dan membuang urin juga. Namun ketika kehamilan sudah lebih dari 40 minggu maka ada resiko hamil lebih dari 40 minggu termasuk bayi yang minum air ketuban terlalu banyak. Kemungkinan saat itu juga bayi sudah mengeluarkan kotoran akibat stres selama dalam rahim. Dampaknya lebih besar seperti sindrom aspirasi mekonium. Jadi bagaimana cara mengobati bayi minum air ketuban setelah lahir? Berikut ini informasinya.
- Pemeriksaan segera setelah lahir
Setelah ibu melewati fase pembukaan saat melahirkan yang lengkap maka bayi bisa dilahirkan normal. Namun jika tidak maka ibu harus memilih operasi caesar. Kemudian karena bayi sudah di dalam rahim lebih dari 4o minggu maka kemungkinan bayi sudah banyak minum air ketuban yang disertai dengan kotoran. Ini sangat berbahaya karena kotoran bisa masuk ke paru-paru dan menyebabkan bayi sesak nafas akibat kurang oksigen. Jadi setelah lahir maka dokter dan perawat akan melakukan tes apgar atau pemeriksaan fisik bayi baru lahir lengkap. Dokter akan menghisap dengan alat seperti bolah pada bagian hidung dan mulut bayi. Kemudian pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui detak jantung bayi, refleks bayi, otot bayi dan jika kondisi sangat buruk maka dilakukan perawatan di ruangan khusus untuk bayi.
- Pengisapan atau suction
Pada dasarnya kondisi bayi yang minum air ketuban memang berbeda-beda. Ada bayi yang bisa normal tanpa perawatan namun ada yang membutuhkan perawatan. Ketika air ketuban yang diminum sudah bercampur dengan mekonium maka bayi tidak menangis setelah lahir. Karena itu dokter akan menyedot atau mengisap denga alat pada bagian hidung dan mulut dengan menggunakan alat seperti tabung. Ini juga bisa menghisap cairan dan kotoran sampai ke bagian trakea. Tindaka ini sangat penting untuk mencegah paru-paru bayi berhenti berfungsi mendadak.
- Memberi oksigen
Jika setelah dilakukan penyedotan dan tangis bayi atau respon bayi tidak cukup baik maka juga bisa diberikan oksigen. Dokter atau perawat akan memberikan masker khusus untuk bagian hidung dan mulut bayi agar bayi bisa mendapatkan oksigen yang cukup. Ketika kondisi bayi sangat buruk maka dokter bisa memasang alat pemberi tekanan oksigen dengan menggunakan mesin CPAP atau continuous positive airway pressure. Ini juga tindakan yang sering dilakukan sebagai penanganan bayi asfiksia setelah lahir.
- Tindakan intubasi dan ventilator
Jika bayi masih sangat lemah dan tidak cukup mendapatkan oksigen maka dokter akan melakukan proses intubasi. Tindakan ini dilakukan untuk membantu bayi bisa mendapatkan tingkat oksigen yang cukup baik. Tindakan dilakukan dengan cara menempatkan sebuah tabung dari mulut bayi ke bagian saluran udara. Tabung inilah yang akan menghubungkan dengan ventilator yang akan mendorong oksigen masuk ke paru-paru bayi. Akibatnya oksigen bisa masuk ke paru-paru bayi dan pernafasan bayi bisa bekerja normal. Saat proses ini dilakukan maka paru-paru bayi berhenti berfungsi dan fungsinya digantikan oleh ventilator.
- Tindakan dengan Extracorporeal Membrane Oxygenation (ECMO)
Ketika bayi minum air ketuban yang sangat banyak dan menyebabkan kondisi yang parah maka memberikan tindakan dengan ventilator dan intubasi mungkin belum cukup. Kondisi ini juga sering disertai dengan sindrom aspirasi mekonium yang sangat parah sehingga bayi sangat sulit untuk bisa bernafas sendiri. Dokter akan menerapkan tindakan ECMO dimana bayi akan dipasangi mesin by pass paru-paru. Mesin ini akan bekerja seperti paru-paru bayi dimana jantung dan paru-paru akan istirahat dan membantu oksigen bisa masuk ke dalam tubuh bayi sehingga bayi bisa sehat kembali. Alat ini memang sangat membantu tapi juga bisa menyebabkan resiko yang lebih buruk dari ventilator.
- Perawatan paru-paru bayi
Biasanya bayi yang minum air ketuban memang cenderung mengalami masalah pada kesehatan paru-paru. Kondisi ini bisa berlangsung selama kurang lebih 6 bulan. Beberapa bayi juga bisa sembuh dengan cepat sehingga tidak perlu perawatan yang lama. Hal yang paling penting adalah melakukan perawatan paru-paru untuk bayi. Hal ini akan dilakukan oleh dokter yang merawat bayi Anda dengan tindakan pemantauan dan obat untuk mencegah infeksi paru-paru pada bayi.
- Memberikan ASI rutin
Salah satu bahaya bayi minum air ketuban saat lahir adalah ketika berkembang menjadi infeksi. Setelah bayi mendapatkan tindakan perawatan di rumah sakit maka ibu perlu memberikan ASI secara teratur. Beberapa ahli mengatakan jika air ketuban mungkin juga berada di saluran pencernaan dan bukan hanya di paru-paru saja. Saat bayi minum ASI dengan baik maka tubuh bayi juga akan mengeluarkan kotoran dan ini bisa membuat cairan atau racun keluar bersama kotoran bayi.
- Terapi dengan sinar matahari
Paru-paru bayi yang sudah dirawat mungkin juga masih sangat lemah. Hal ini bisa membuat sistem kekebalan tubuh bayi menurun sehingga mudah sakit. Anda bisa mencoba menerapkan terapi dengan sinar matahari. Segera setelah pulang dari rumah sakit maka biasakan untuk menjemur bayi dengan matahari pagi. Jangan terlalu lama karena cukup 10 sampai 15 menit saja. Kemudian jangan lupa untuk menutup bagian mata bayi agar aman.
- Terapi pijat
Salah satu manfaat pijat bayi adalah bisa membuat otot dan sistem tubuh bayi kembali normal. Ada beberapa ahli yang menyarankan untuk memberikan pijatan untuk tubuh bayi. Pijatan bisa merangsang dan memberikan stimulasi pada sistem tubuh bayi. Terkadang cairan ketuban juga bisa dimuntahkan oleh bayi setelah dipijat.
- Menjauhkan bayi dari alergi
Bayi yang menelan air ketuban juga sering bernafas dengan suara keras. Beberapa orang tua mengatakan jika ini akibat cairan ketuban yang belum bersih dan masuk ke paru-paru. Mungkin saja ini tidak benar karena cairan dalam saluran pernafasan bayi justru melindungi bayi dari sumber alergi. Jadi saat nafas bayi sangat keras maka itu bisa terjadi karena ada sumber alergi. Dan hal yang penting adalah cobalah untuk menghindari semua sumber alergi untuk bayi seperti dengan menjaga kualitas udara dalam kamar bayi.
- Tidak memberikan susu formula
Ketika ibu masih bisa memberikan ASI maka cukup berikan ASI dan hindari memberikan susu formula. Bahkan ibu bisa mencoba cara memompa ASI ketika akan meninggalkan bayi di rumah. ASI lebih baik dari susu formula karena mengandung zat antibodi yang bisa membuat tubuh bayi tidak mudah sakit. Meskipun bayi Anda telah melewati waktu berat saat minum air ketuban dalam jumlah yang banyak.
Inilah semua cara mengobati bayi minum air ketuban secara medis dan alami. Air ketuban penting selama kehamilan namun juga bisa berbahaya untuk bayi. Jadi kenali apakah bayi Anda minum air ketuban yang banyak saat proses persalinan.