7 Cara Penanganan Bayi Asfiksia Secara Medis

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kondisi bayi yang terlahir dengan masalah asfiksia tentu akan membuat semua orang tua menjadi sangat sedih. Setelah ibu melahirkan melalui proses melahirkan normal atau caesar maka harapan memiliki bayi sehat menjadi hal yang paling penting. Namun terkadang hal ini tidak bisa tercapai karena masalah tertentu seperti kondisi bayi asfiksia. Hingga penanganan bayi asfiksia memang masih terus dikembangkan oleh pihak dokter. Ibu mungkin bisa tidak mengetahui hal ini karena kelelahan setelah melewati proses persalinan dan pembukaan saat melahirkan. Dan sementara ibu yang mengalami persalinan caesar masih berkonsentrasi untuk memulihkan diri dari luka jahitan pada perut.

Apa itu kondisi bayi asfiksia?

Kelahiran asfiksia terjadi ketika bayi baru saja dilahirkan dan mengalami kekurangan oksigen yang menyerang bagian otak. Ada dua kondisi yang menggambarkan hal ini yaitu anoksia dan hipoksia. Anoksia adalah sebuah kondisi ketika bayi tidak memiliki cukup oksigen dalam otak dan otot. Sementara hipoksia adalah sebuah kondisi ketika bayi memiliki oksigen dalam otak dan otot tapi jumlahnya sangat rendah.

Cara diagnosis bayi asfiksia

  1. Ketika bayi baru lahir maka dokter dan perawat akan memeriksa kondisi bayi secara menyeluruh. Bayi yang lahir sehat biasanya akan menangis, tidak lesu,warna kulit yang normal dan juga kondisi bayi yang memang terlihat sangat sehat. Sementara bayi asfiksia lebih lesu, tidak memiliki sirkulasi darah yang baik, bayi lahir tidak menangis dan kemungkinan bisa mengalami pembekuan darah.
  2. Kadar asam atau pH dalam darah bayi kurang dari 7.00
  3. Ada masalah dengan fungsi jantung, refleks bayi, otot bayi dan warna kulit bayi. Semua masalah ini bisa disebabkan karena bayi kekurangan oksigen sehingga organ tidak bekerja dengan baik. (baca: kelainan jantung pada bayi baru lahir – cara mendengarkan denyut jantung bayi dalam kandungan)
  4. Bayi mengalami beberapa masalah seperti kejang dan otot bayi tidak respon dengan baik sehingga bisa terlihat adanya asfiksia. Kejang bisa meningkatkan resiko gejala cerebral palsy pada bayi.
  5. Pemeriksaan yang dilakukan menunjukkan bayi terkena gangguan pernafasan, tekanan darah yang rendah, dan beberapa masalah aliran darah yang rendah dalam ginjal dan usus.

Cara penanganan bayi asfiksia

Bayi yang dilahirkan dengan kondisi asfiksia sangat penting untuk mendapatkan bantuan pernafasan. Ini bisa mencegah masalah otak yang bisa terjadi pada bayi karena tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Berikut ini beberapa perawatan yang bisa dilakukan dalam dunia medis oleh dokter dan perawat khusus untuk bayi dan anak-anak.

  1. Pemberian fasilitas ventilasi mekanik

Bayi yang terlahir dengan kondisi asfiksia bisa mendapatkan perawatan dengan pemberian fasilitas ventilasi mekanik. Alat ini akan memberikan bantuan oksigen tambahan ke bayi lewat sebuah tabung kecil yang terhubung dengan hidung bayi atau masker yang ditempatkan area hidung dan mulut bayi. Kemudian oksigen akan masuk ke dalam rongga paru-paru bayi dan membuat paru-paru bekerja untuk menyebarkan oksigen ke semua organ tubuh bayi. Tekanan dari alat ini sangat aman untuk bayi sehingga tidak menyebabkan efek samping.  Pengaturan jumlah oksigen yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan bayi sehingga bisa membuat bayi merasa lebih nyaman. Alat ini juga bisa berfungsi untuk menjaga agar tekanan paru-paru bertambah namun tidak menyebabkan resiko untuk bayi. Alat ini juga bisa membantu mengatasi masalah paru-paru bayi akibat bahaya bayi minum air ketuban saat lahir yang disebabkan oleh akibat kelebihan air ketuban.

Informasi air ketuban:

  1. Penggunaan alat ventilasi mekanik konvensional

Bayi juga bisa diberi sebuah alat yang dinamakan ventilasi mekanik konvensional. Alat ini bekerja dengan cara membuat bayi menarik nafas kemudian paru-paru akan mengembang dan selanjutnya udara di tarik ke paru-paru. Ventilasi ini akan mendorong sejumlah ukuran oksigen ke paru-paru untuk membuat bayi bisa bernafas dengan baik. Kadar oksigen harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan bayi itu sendiri. Alat ini sangat aman dan bisa mengukur kemampuan paru-paru bayi dengan baik.

  1. Penggunaan alat High frequency oscillation

Sebuah alat yang menggunakan frekuensi tinggi osilasi juga bisa membantu pernafasan bayi tanpa melibatkan dorongan dari alat lain seperti ventilator. Alat ini sering digunakan untuk bayi yang terkena asfiksia namun dengan kondisi yang lebih parah sehingga ada kerusakan untuk organ jantung, paru-paru, ginjal dan cacat otak. Alat akan bekerja untuk membuat tekanan ke paru-paru bayi, kemudian menjaga bagian paru-paru terbuka, kemudian sejumlah oksigen akan ditransfer dari alat ke paru-paru bayi sehingga paru-paru bisa terisi oksigen. Kondisi paru-paru terbuka ini akan bertahan terus sehingga pertukaran oksigen bisa berjalan dengan baik. Alat ini lebih nyaman karena tidak mempengaruhi tegangan pada paru-paru bayi. Kemudian bayi juga tetap bisa bernafas sendiri sehingga tingkat karbon dioksida dalam bayi mulai naik. Dan jika sudah seperti ini maka oksigen bisa berjalan ke otak bayi.

  1. Penggunaan alat High frequency jet ventilation

Ini sebenarnya alat yang hampir sama dengan High frequency oscillation, namun alat ini dilengkapi dengan saluran kecil yang akan mendorong oksigen dari alat ke paru-paru. Kemudian oksigen bisa mengalir ke paru-paru bayi dengan stabil. Ketika aliran oksigen berjalan dengan baik maka jantung bayi bisa memompa darah dengan baik, aliran oksigen ke paru-paru bekerja dan oksigen bisa menyebar ke tubuh bayi. Proses ini berlangsung terus menerus dan bisa membuat bayi bisa bertahan. Dan alat ini sering digunakan untuk bayi asfiksia yang mengalami gangguan emfisema paru-paru. Fungsi paru-paru dari bayi diharapkan bisa bekerja kembali dengan baik dan tidak ada efek samping penggunaan.

  1. Pemberian oksida nitrat

Kondisi bayi dengan asfiksia yang tidak terlalu parah bisa menerima pemberian oksida nitrat. Ini adalah sebuah bahan untuk mengatasi adanya kegagalan pernafasan dan tekanan yang terlalu tinggi pada bagian paru-paru. Oksida nitrat akan langsung diberikan dengan sebuah tabung yang terhubung ke tenggorokan. Kemudian mendorong bagian paru-paru membesar sehingga oksigen akan mengalir ke paru-paru. Dan kemudian oksigen dalam tubuh bayi bisa mengalir ke semua bagian.

  1. Mendinginkan suhu tubuh bayi

Perawatan dengan mendinginkan suhu tubuh bayi dilakukan setelah enam jam dari waktu lahir bayi dan ada tanda asfiksia yang cukup buruk. Sebuah penelitian membuktikan jika pendinginan suhu tubuh bayi dengan suhu 33 derajat Celcius selama 72 jam bisa membantu melindungi bagian otak bayi yang dikhawatirkan terjadi akibat asfiksia. Aliran darah dalam tubuh bayi akan dibuat kembali normal setelah menerima oksigen yang cukup. Namun bayi yang menerima perawatan ini harus lahir dari usia kehamilan minimal 36 minggu. Bayi prematur tidak bisa mendapatkan perawatan ini.

  1. Tehnik pemasangan paru-paru buatan

Sebuah alat juga bisa di pasangkan untuk bayi sebagai cara untuk membuat jantung dan paru-paru bisa kembali bekerja dengan baik. Alat ini berfungsi untuk memompa darah ke semua bagian tubuh bayi dan membuat paru-paru bekerja untuk menampung dan menyebarkan oksigen ke semua bagian tubuh. Alat ini terlihat seperti pengganti kehidupan untuk bayi selama bayi mengalami asfiksia. Sistem kerja alat ini adalah dengan membuat darah ditarik ke mesin kemudian semua karbon dioksida dihilangkan lalu ditambah dengan oksigen dan disalurkan ke darah bayi. Ketika alat ini digunakan maka bayi akan menerima obat bius dan hanya boleh dirawat oleh dokter atau perawat tertentu. Orang tua mungkin tidak bisa mengunjungi bayi sementara waktu hingga kondisi bayi pulih.

Perawatan untuk ibu dengan bayi asfiksia sebelum lahir

Kondisi asfiksia juga bisa ditemukan pada bayi yang belum dilahirkan. Jika kondisi ini terjadi maka sebenarnya bayi akan kekurangan oksigen dalam kandungan. Pemeriksaan sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi bayi. Berikut ini tindakan perawatan yang diperlukan oleh ibu:

  1. Oksigen selama proses persalinan

Ketika ibu sudah mengalami tanda-tanda akan melahirkan maka ibu harus segera mendapatkan perawatan di rumah sakit. Sambil menunggu proses pembukaan maka ibu bisa menerima oksigen dari alat bantu. Alat ini sangat penting untuk membantu ibu mendapatkan oksigen yang cukup dan kemudian bisa disalurkan ke bayi. Jika ditemukan penyebab janin kekurangan oksigen dalam kandungan yang bisa membuat janin yang meninggal dalam kandungan maka oksigen sangat penting untuk ibu dan janin. Tindakan persalinan harus diawasi oleh dokter yang merawat dan mengetahui kondisi asfiksia pada bayi.

Informasi persalinan:

2. Tindakan operasi caesar

Ibu dengan kehamilan bayi asfiksia juga bisa disarankan untuk menjalani proses operasi caesar. Hal ini sangat penting untuk merawat bayi yang akan lahir dan mencegah kematian bayi dalam kandungan. Persalinan bisa dilakukan oleh dokter yang merawat dan kemudian perawatan bayi diperlukan baik itu dengan alat bantu atau tidak. Kondisi penilaian bayi sangat diperlukan setelah bayi lahir. Kemungkinan ibu juga tidak diperkenankan menyusui setelah bayi lahir sesuai dengan proses perawatan yang diperlukan.

informasi operasi caesar (penting):

Gejala bayi asfiksia

  1. Nafas bayi terlihat sangat lemah atau bayi tidak bernafas setelah dilahirkan, meskipun dokter masih melihat tanda kehidupan.
  2. Warna kulit bayi sangat pucat atau kebiruan. (baca juga: penyebab bayi kuning – cara mengatasi bayi kuning)
  3. Denyut jantung bayi yang sangat rendah
  4. Tidak ada respon otot yang baik dari bayi sebagai tanda lemahnya otot bayi.
  5. Terdeteksi asam yang sangat tinggi dalam darah bayi.
  6. Cairan ketuban berwarna hijau yang disebabkan karena tinja pertama bayi atau mekonium. (baca: bahaya bayi minum air ketuban hijau)
  7. Bayi mengalami kejang, lemah dan terlihat tidak seperti bayi yang sehat.

Kondisi bayi yang asfiksia memang sangat mengkhawatirkan. Karena itu penanganan bayi asfiksia sepenuhnya hanya bisa dilakukan oleh pihak medis. Tanda-tanda kondisi bayi yang mengalami asfiksia sudah bisa di deteksi sejak dalam kandungan. Sehingga orang tua bisa bersiap untuk mengikuti berbagai perawatan asfiksia yang diperlukan.

Baca juga:

fbWhatsappTwitterLinkedIn