13 Penyebab Cegukan Pada Bayi dan Cara Mengatasinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Cegukan dikenal juga dalam istilah medis sebagai singultus. Di dalam tubuh terdapat sekat yang dinamakan diafragma yang fungsinya membatasi antara ruang di rongga dada dan rongga perut. Diafragma dapat bergerak atau berkontraksi tertarik kearah perut ketika kita menarik napas, dan akan tertarik ke arah dada ketika kita menghembuskan napas. Pada manusia, cegukan dapat terjadi pada siapa saja seperti orang dewasa, termasuk juga sering cegukan pada Ibu hamil dan bahkan juga pada bayi. Karena cegukan juga termasuk kebiasan bayi baru lahir yang sering terjadi secara normal (walau cegukan bisa karena suatu kelainan atau penyakit).

Cegukan terjadi ketika ada kontraksi tiba-tiba dan tidak disengaja pada diafragma, sehingga kita akan terasa seperti menarik napas. Namun saat proses menarik napas tersebut, tiba-tiba pita suara juga tertutup dan menimbulkan suara hik pada saat cegukan. Kontraksi tiba-tiba dari diafragma yang menyebabkan terjadinya cegukan ini dapat terjadi secara normal, atau karena memang adanya suatu kelainan. Biasanya cegukan dapat terjadi sekitar 4 hingga 60 kali dalam tiap menit. Umumnya cegukan dapat berhenti dengan sendirinya. Oleh karenanya, berikut beberapa penyebab cegukan pada bayi yang mungkin terjadi akibat hal normal atau karena suatu kelainan pada tubuh. Sehingga Ibu dapat mencari tahu cara menghantikan cegukan pada bayi.

Penyebab cegukan pada bayi

1. Kelebihan menyusu (kekenyangan)

Bayi yang menyusu terlalu banyak juga ternyata dapat menyebabkan terjadinya cegukan pada bayi. Sehingga tidak heran orang tua sering mendaapati bayi cegukan setelah minum ASI. Hal ini dikarenakan kondisi lambung terlalu penuh sehingga memberikan tekanan pada diafragma ke atas. Akibat tekanan diafragma ini, dapat menyebabkan terjadinya kontraksi diafragma dan cegukan. Oleh karenanya, orang tua perlu memperhatikan pola makan bayi agar tidak terlalu kekenyangan. Dalam beberapa kasus, cegukan bisa terjadi sebagai tanda bayi alergi susu sapi.

2. Terlalu banyak menelan udara

Bayi yang terlalu banyak menelan  udara juga ternyata dapat memicu terjadinya cegukan. Udara yang tertelan banyak akan menumpuk di lambung sehingga dapat menyebabkan lambung menjadi penuh dan dorongan udara keatas akan semakin menekan lambung ke arah diafragma sehingga menyebabkan tekanan diafragma meningkat dan terjadi cegukan.

3. Posisi menyusu yang salah

Posisi menyusu yang salah ternyata juga membuat bayi banyak menelan udara. Hal ini bisa terjadi karena pada saat menyusui yang kurang pas tersebut, akibatnya ASI atau susu yang masuk ke mulut bayi juga diikuti udara yang masuk. Akibatnya bayi akan banyak menelan udara sehingga menyebabkan terjadinya penumpukan udara di dalam lambung. Akibat menumpuknya udara tersebut, maka bayi dapat mengalami cegukan.

4. Bayi mengalami stress

Bayi yang mengalami stress ternyata bisa mengalami cegukan. Ternyata stress dapat mempengaruhi saraf yang mengendalikan diafragma. Akibatnya diafragma akan berkontraksi  berlebihan sehingga bayi akan mengalami cegukan. Ada banyak banyak penyebab stress pada bayi, misalnya trauma, sakit, gangguan napas, merasa tak nyaman, atau rewel yang berlebihan.

5. Kelainan saraf diafragma

Bayi juga dapat mengalami cegukan akibat terganggunya saraf yang mengendalikan atau mengatur diafragma. Gangguan tersebut membuat diafragma berkontraksi tidak teratur sehingga kontraksi tersebut menyebabkan terjadinya cegukan pada bayi.

6. Gangguan saluran napas

Gangguan saluran napas seperti radang paru atau keadaan lainnya yang menyebabkan bayi depresi napas memicu terjadinya cegukan. Depresi napas pada bayi dimana bayi mengalami kesulitan bernapas akan memicu diafragma berkontraksi. Hal ini bertujuan sebagai usaha bertahan tubuh untuk menarik napas secara tidak spontan. Akibatnya bisa terjadi gerakan diafragma berulang dan terjadi cegukan pada bayi.

7. Tumor otak

Tumor otak ternyata juga mempengaruhi pusat saraf yang mengatur saraf pada diafragma. Akibatnya akan terjadi stimulasi berlebihan dan terganggu pada diafragma sehingga menyebabkan diafragma berkontraksi dan terjadi cegukan pada bayi.

8. Gangguan kesimbangan elektrolit

Dikatakan bahwa gangguan elektrolit dapat mempengaruhi sensitasi kelistrikan dari saraf. Hal ini juga berlaku dengan saraf dari diafragma akibatnya terjadi gangguan kontraksi diafragma sehingga bayi dapat mengalami cegukan.

Penyebab cegukan pada bayi diatas usia 2 tahun

1. Makan terlalu cepat

Bayi usia 2 tahun umumnya sudah dapat mengkonsumsi makanan padat atau setengah padat. Namun perlu dipwrhatikan, bahwa biasanya bayi membutuhkan waktu untuk mengunyah dan menelan makanannya, dan sebaiknya jangan diburu menjadi lebih cepat. Sebab jika bayi makan dengan cepat juga dapat menyebabkan terjadinya cegukan akibat adanya kontraksi diafragma.

2. Makanan terlalu panas

Pastikan memberikan bayi susu atau bubur dengan makanan yang tidak telralu pabas5 (hangat). Selain dapat melukai bagian mulut, makanan panas juga memicu terjadinya kontraksi diafragma dan terjadi cegukan pada bayi.

3. Minum air terlalu dingin

Selain makanan atau minuman panas, sesuatu yang dingin seperti minuman dingin, saat dikonsumsi pada bayi juga dapat menimbulkan terjadinya cegukan pada bayi 2 tahun. Hal ini menjadi salah satu alasan selain mudah flu mengapa sebaiknya jangan memberikan minuman dingin pada anak-anak. Perlu diketahui, untuk bayi dibawah 6 bulan sebaiknya tidak diberikan air putih sebab terdapat bahaya pemberian air putih pada bayi usia 0-6 bulan . 

4. Batuk terlalu keras

Pada usia 2 tahun, bayi sudah dapat mengalami batuk-batuk. Pada saat batuk, paru-paru dengan kencang akan membuang udara keluar dari saluran napas. Akibat proses dari paru-paru tersebut, dapat memicu tarikan kontraksi pada diafragma dan selanjutnya memicu terjadinya cegukan pada bayi.

5. Tertawa terlalu keras

Pada bayi yang berusia 2 tahun mungkin Orang Tua menjadi lebih seru dan asyik bermain dengan sang bayi. Sehingga akan sering membuat bayi menjadi tertawa. Tetapi, perlu diketahui membuat bayi menjadi tertawa terlalu keras dapat menyebabkan kontraksi diafragma akibat banyaknya tarikan udara yang berlebih. Sehingga bayi juga dapat mengalami cegukan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn