Pada saat bayi baru lahir, tentu kita ketahui bahwa bayi membutuhkan sumber nutrisi yang berbeda dengan orang dewasa. Pada orang dewasa kita selalu mengkonsumsi makanan dari bentuk padat, setengah padat dan juga makanan cair. Hal ini tentu berbeda jika dibandingkan dengan bayi yang baru lahir. Sumber nutrisi bayi baru lahir tidak berasal dari makanan padat ataupun makanan setengah padat. Sumber nutrisi bayi baru lahir hanya berasal dari susu saja. Pemberian makanan setengah padat apalagi yang padat, dapat memicu masalah kesehatan pada bayi. Hal ini juga termasuk pada bayi usia 4 bulan, apa bolehkah bayi 4 bulan diberi makan.
Bolehkah bayi 4 bulan diberi makan?
Pada bayi dengan usia belum sampai 6 bulan hanya dianjurkan mendapatkan nutrisi dari susu dan tidak boleh dari makanan padat ataupun setengah padat. Menurut World Health Organization (WHO) dan juga Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), disepakati bahwa batas aman pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yaitu pada usia 6 bulan.
Dulu pemberian MPASI dapat dilakukan saat bayi telah memasuki usia 4 bulan. Tetapi sejak dilakukannya penelitian dan temuan beberapa kondisi kesehatan pada bayi serta melihat resiko angka kesakitan dan gangguan tymbuh kembang, maka sejak tahun 2001 WHO memutuskan pemberian MPASI dapat dilakukan hingga bayi berusia 6 bulan. Hal ini juga kemudian menjadi dasar kesehatan bagi IDAI untuk menentukan usia pemberian MPASI harus setelah bayi berusia 6 bulan.
Mengapa usia 6 bulan?
Dikatakan bahwa usia di bawah 6 bulan saluran cerna bayi belum mampu menerima makanan MPASI sehingga beresiko mengganggu saluran cerna. Sedangkan ketika bayi telah berusia 6 bulan, dikatakan bahwa saluran cerna bayi sudah lebih kuat untuk menerima MPASI. Namun, walaupun bayi belum berusia 6 bulan tetap perlu diperhatikan berat badan idealnya apakah sesuai atau tidak, serta menilai peningkatan berat badannya. Jika memang sangat membutuhkan pemberian MPASI lebih awal, baru dapat diberikan. Namun pemberian MPASI perlu konsultasi dengan dokter lebih dulu, agar bayi dapat di periksa dan di cari tahu penyebab keterlambatan atau gangguan (penyakit) yang menyebabkan bayi mengalami gangguan pertumbuhan. Oleh karenanya pemberian lebih awal hanya dapat dilakukan atas persetujuan dan konsultasi dengan dokter atau dokter spesialis anak.
Pemberian MPASI yang terlalu cepat atau terlalu awal, menyebabkan kerja saluran cerna menjadi lebih berat sementara fungsi saluran cerna sendiri belum maksimal. Jika pemberian MPASI di paksakan terlalu awal akan menyebabkan terjadinya bahaya MPASI sebelum 6 bulan misalnya gangguan saluran cerna seperti diare, sembelit (konstipasi), perut kembung dan juga muntah, sebab ada beberapa penyebab bayi muntah setelah makan MPASI. Selain itu, biasanya pemberian MPASI terlalu dini dapat menyebabkan bayi menjadi tersedak dan dapat mengancam nyawa bayi. Hal ini kemungkinan dikarenakan mekanisme menelan bayi belum sempurna. Dimana proses memindahkan makanan dari mulut bagian depan ke belakang lalu menelan masih belum terkordinasi sempurna.
Cara pemberian MPASI
Pemberian makanan tambahan atau MPASI dapat diberikan ketika bayi telah menginjak usia 6 bulan. Penyiapan dan pemberian MPASI sendiri juga harus terjaga kebersihannya dan di berikan secara bertahap berdasarkan kandungan nutrisi dan konsistensi kepadatannya. Pemberiannya misalnya dapat dari bubur susu, kemudian menjadi bubur saring, lalu bubur tim, biskuit lunak dan akhirnya dalam bentuk makanan padat sama seperti orang dewasa.
1. Jangan langsung hentikan susu
Perlu diketahui, ketika bayi menginjak usia 6 bulan pemberian MPASI tetap perlu di barengi pemberian susu seperti ASI atau susu formula. Sumber nutrisi bayi tidak bisa langsung diganti secara tiba-tiba dari susu menjadi MPASI, sebab tahap ini masih perkenalan MPASI.
2. Pemberian MPASI jangan langsung banyak
Pemberian MPASI pada bayi dimulai dari jumlah sedikit, lalu perlahan-lahan jumlahnya meningkat dan lebih bervariasi. Pada awalnya bayi makan MPASI dari sekitar 2 sendok selama 2 kali sehari, lalu meningkat sesuai kemampuan bayi.
3. Campur susu dengan MPASI
Pada saat pemberian MPASI, sebagai perkenalan jangan langsung memberikan MPASI murni. Untuk awal-awal, campurlah sekitar 1 sendok MPASI dengan 3 hingga 4 sendok susu (ASI atau susu formula). Hal ini bertujuan agar bayi tidak merasa aneh apabila langsung terjadi perubahan rasa dan kepadatan makanan.
4. Pemberian harian bertahap
Pada awal perkenalan atau pemberian MPASI dapat dilakukan dari awalnya 2 kali sehari, hingga dapat menjadi 4 atau 5 kali per harinya.
5. Jangan langsung pemberian MPASI yang menarik
Pada awal pemberian MPASI, sebaiknya jangan langsung memberikan MPASI dengan campuran yang langsung disukai bayi. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya variasi menu MPASI pada akhirnya. Ibu perlu mengetahuj apa saja makanan pendukung ASI rumahan terbaik untuk bayi. Contohnya jika kita terbiasa memberikan MPASI dengan campuran seperti buah (manis dan wangi) pada awalnya, maka pada saat kita mencampur MPASInya dengan sayuran. Maka kemungkinan bayi tidak menyukainya karena rasa dan wanginya tidak menarik seperti buah. Hal ini juga menjadi penyebab bayi susah makanmakan MPASI.
6. Berikan MPASI pada waktu yang pas
Sebagian besar kendala saat memberikan MPASI adalah ketika bayi tidak mau menelannya dan mengeluarkannya. Maka lihat kembali, apakah memang bayi sudah dapat mengkonsumsi MPASI atau belum. Bisa jadi bayi memang sulit untuk menelannya. Selain itu, berikan MPASI saat mood bayi sedang baik. Dalam beberapa keadaan seperti perasaan bayi yang sedang gelisah, rewel atau belum lapar, maka kemungkinan bayi akan sulit di suap dan tidak mau menelan makanannnya. Oleh karenanya, Ibu juga perlu mengetahui cara mengatasi bayi susah makan MPASI.