Bayi muntah setelah makan adalah kasus yang cukup umum. Beberapa ibu mengeluhkan buah hatinya yang sering muntah setelah mengonsumsi MPASI. Bahkan tak jarang, muntah tersebut terjadi secara berkali-kali dan volumenya juga tak sedikit. Nah, kalau sudah begini tentu ibu akan merasa cemas, bukan?
Sebenarnya bayi muntah setelah makan bukanlah kondisi yang berbahaya. Namun apabila gejalanya berlebihan maka ibu juga patut mewaspadai. Berikut ini beberapa penyebab bayi muntah setelah makan yang harus ibu ketahui. Simak terus ya!
Baca juga:
- Bayi muntah setelah minum susu formula
- Penyebab bayi muntah setelah minum susu formula
- Penyebab anak sering muntah
- Cara agar bayi tidak muntah setelah minum ASI
- Penyebab Bayi Sering Muntah
- Penyebab bayi baru lahir muntah
- Gumoh
Bayi berusia dibawah 5 bulan biasanya rentan mengalami gumoh. Yakni keluarnya cairan berwarna putih mirip muntahan. Menurut medis, gumoh terjadi akibat masuknya udara ke dalam mulut saat bayi mengonsumsi susu furmola. Sementara katup penutup lambung bayi belum terbentu sempurna. Inilah yang kemudian membuat susu yang telah masuk ke lambung naik lagi menuju kerongkongan dan bayi pun muntah. Gumoh juga dipicu oleh ukuran lambung bayi yang masih kecil.
Frekuensi terjadinya gumoh bisa jarang, bisa juga setiap kali bayi usai mengonsumsi susu formula. Namun demikian, jika bayi tetap terlihat sehat dan mengalami gangguan apapun maka hal ini tergolong wajar. Sebaliknya, jika gejalanya disertai kondisi bayi yang rewel dan mengalami sesak nafas maka sebaiknya periksakan bayi ke dokter. Tips untuk mencegah gumoh, berikan makanan pada bayi dalam posisi tegak. Dengan begitu pencernaannya bisa berjalan lancar. (baca juga: Penyebab gumoh pada bayi, Penyebab bayi gumoh)
- Bayi belum siap menerima MPASI
Penyebab bayi muntah setelah makan berikutnya adalah bayi belum siap menerima MPASI. Umumnya makanan pendamping ASI diberikan saat usia bayi mencapai 6 bulan. Dibawah itu, mungkin bayi akan mengalami muntah jika diberikan makanan padat karena organ pencernaannya belum siap. Selain itu, gigi bayi juga belum tumbuh. Bayi belum bisa mengunyah. Maka itu, ketika usia bayi dibawah 6 bulan, ibu hanya perlu memberikannya ASI ekslusif. Terdapat beberapa tanda yang menunjukkan bayi siap menerima MPASI yakni bayi sering memasukkan mainan ke mulut, mulai tumbuh gigi, mudah tertarik dengan makanan dan umumnya bayi sudah bisa duduk.
Informasi pola makan bayi:
- Pola makan bayi 0-12 bulan
- Pola makan bayi 1 bulan
- Pola makan bayi 2 bulan
- Pola makan bayi 3 bulan
- Pola makan bayi 4 bulan
- Pola makan bayi 5 bulan
- Pola makan bayi 6 bulan
- Pola makan bayi 7 bulan
- Pola makan bayi 8 bulan
- Pola makan bayi 9 bulan
- Pola makan bayi 10 bulan
- Pola makan bayi 11 bulan
- Pola makan bayi 12 bulan
- Porsi makanan terlalu banyak
Perhatikan porsi makanan yang ibu berikan pada si kecil. Ingat, seorang bayi memiliki porsi makan yang berbeda dari orang dewasa. Ukuran lambung bayi masih cukup kecil maka itu tidak bisa menerima makanan dalam jumlah besar sekaligus. Ibu bisa mencoba memberikan 2-3 sendok makanan terlebih dahulu untuk tahap pengenalan. Jika bayi tampak lahap, keesokan harinya naikkan porsinya menjadi 4 sendok. Begitu seterusnya hingga bayi terbiasa menerima MPASI. (baca: Penyebab bayi susah makan MPASI)
- Jenis makanan yang tidak cocok dengan bayi
Sangat penting bagi seorang ibu untuk mempelajari tentang MPASI (makanan pendamping ASI) yang sesuai dengan usia bayi. Tidak semua makanan cocok diberikan pada bayi 6 bulan. Biasanya untuk MPASI tahap awal adalah susu formula, bubur sereal beras, sayuran, buah-buahan yang dihaluskan (seperti pisang, apel, alpukat). Sedangkan untuk jenis makanan yang harus dihindari adalah madu, garam, kacang, gula, dan susu sapi.
Baca juga:
- Bayi merasa kenyang
Penyebab bayi muntah setelah makan selanjutnya adalah bayi merasa kenyang. Coba perhitungkan waktu ibu memberikan makan. Apabila bayi sudah makan, dan ibu memberikan makan lagi selang 30 menit maka bayi otomatis akan muntah karena lambungnya masih penuh. Kemungkinan lain bayi juga kesulitan menelan. Jadi pastikan ibu memanage jadwal makan bayi sebaik mungkin. Apabila ibu merasa bingung sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter. (baca juga: Makanan bayi 1 tahun biar gemuk, Makanan bayi 7 bulan)
- Bayi bosan dengan makanan tersebut
Kemungkinan selanjutnya yang menjadi penyebab bayi muntah setelah makan adalah bayi bosan dengan jenis makanan tersebut. Coba ibu lebih kreatif dalam memasak sehingga nafsu makan bayi pun bisa meningkat. Ibu bisa melihat resep-resep masakan MPASI untuk bayi di internet, buku atau lebih baik berkonsultasi dengan dokter. (baca juga: Cara mengatasi balita susah makan, Mengatasi bayi susah makan MPASI)
- Bayi merasa mengantuk
Sebaiknya hindari memberikan makan saat bayi merasa mengantuk. Hal ini membuat bayi jadi susah menelan makanannya, bahkan tak jarang muntah. Sebisa mungkin ibu harus mengatur jadwal secara baik untuk waktu makan, waktu tidur dan waktu bermain si kecil. (Baca juga: Vitamin untuk anak susah makan)
- Sistem pencernaan belum berfungsi sempurna
Seperti yang telah dijelaskan dalam poin-poin sebelumnya bahwa seorang bayi memiliki organ pencernaan yang belum berfungsi secara optimal. Klep diantara kerongkongan dan lambung masih sulit menutup sehingga memicu bayi sering muntah. Selain itu, gigi bayi juga belum tumbuh secara sempurna. Jadi wajar apabila bayi cenderung muntah usai makan. Namun demikian, apabila muntah terjadi berlebihan dan terus-menerus maka segera konsultasikan dengan dokter.
Baca juga: Tanda-tanda bayi tumbuh gigi pertama, Cara mengobati anak sakit gigi, Tanda tumbuh gigi pada bayi
- Gerak bayi terlalu aktif
Gerak bayi yang terlalu aktif juga menjadi penyebab bayi muntah setelah makan. Ketika bayi terus-menerus bergerak, merengek atau menangis berlebihan maka makanan yang dimasukkan ke dalam mulut akan cenderung dikeluarkan kembali sebab goncangan yang terjadi. Sebaiknya jangan memberikan makan saat bayi merasa ngantuk atau kesal. Berikan suasana tenang ketika bayi makan. Ibu bisa mengajaknya berjalan-jalan di kompleks rumah atau duduk di teras rumah serambi merasakan udara yang sejuk. (Baca Juga: Manfaat Susu Kedelai untuk Ibu Menyusui )
- Alergi makanan
Penyebab bayi muntah setelah makan berikutnya adalah bayi mengalami alergi makanan. Kondisi ini terjadi tatkala antibodi memberikan reaksi berlebihan dan secara abnormal terhadap zat tertentu, misalnya saja protein. Untuk memastikannya, ibu bisa memeriksakan si kecil pada dokter dengan begitu bisa ditemukan penyebab pasti dari muntah bayi dan cara penanganannya yang tepat.
Baca juga :
- Ciri-Ciri Bayi Alergi Susu Sapi
- Tanda Bayi Alergi Susu Sapi
- Batuk Alergi pada Anak
- Manfaat Susu Formula Untuk Bayi
- Gumoh Pada Bayi Setelah Minum Susu
- Penyebab Bayi Gumoh
- Manfaat Susu Ibu Hamil Bagi Janin
- Infeksi pada saluran pernafasan
Penyebab bayi muntah setelah makan juga bisa dikarenakan adanya infeksi pada saluran pernafasan. Kondisi ini termasuk muntah abnormal. Biasanya tampak dari gejala tak wajar yang terlihat pada bayi, seperti bayi mudah rewel, nafsu makan berkurang drastis, bayi sering mengeluarkan makanan dari mulutnya, badannya tampak lemas dan pucat, demam, terkadang disertai pilek, kulit tampak berwarna kebiruan, dan bayi sering mengalami sesak nafas. Penyebab dari infeksi saluran nafas dikarenakan serangan virus, sistem kekebalan tubuh bayi yang lemah, bayi kurang nutrisi, bayi lahir dalam kondisi premtaur dan paparan asap rokok.
- Pneumonia
Pneumonia atau radang paru-paru juga menjadi penyebab bayi muntah setelah makan. Penyakit ini tidak boleh diremehkan dan harus segera diatasi. Apabila dibiarkan begitu saja bukan tak mungkin akan berujung pada kematian. Umumnya terdapat beberapa gejala yang dialami bayi penderita pneumonia, diantaranya yaitu bayi tampak lemas, batuk, sering muntah, nafsu makan turun drastis, sesak nafas, hidung tersemubat, rewel, bayi cenderung terjaga di malam hari, dan terkadang juga mengalami sesak nafas. Penyebab dari radang paru-paru adalah infeksi virus serta bakteri.
- Meningitis
Meningitis atau radang meninges pada otak juga menjadi satu dari banyak alasan mengapa bayi muntah setelah makan. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti bakteri Haemophilus influenza, Escherichia coli, streptpcoccus, dan sebagainya. Selain itu, faktor penyebab lain yang meningkatkan risiko meningitis yakni adanya cedera pada otak, kanker otak atau pengonsumsian obat-obatan tertentu saat ibu hamil. Penyakit ini mudah menyerang bayi berusia 1-3 bulan. Gejala dari meningitis yang patut diwaspadai yakni bayi rewel, demam, muntah secara berlebihan, bayi sensitif terhadap cahaya dan badan tampak lemas. Jika ibu menemui kondisi tersebut pada bayi maka segera periksakan bayi ke dokter.
Baca juga:
- Tips agar bayi mau minum susu formula dari dot
- Tips memilih susu formula bagi bayi
- Cara mencuci botol susu bayi
- Cara menyimpan ASI Perah
- Cara menyusui bayi baru lahir
- Tanda bayi cukup ASI
- Penyebab bayi tidak mau minum ASI
- Infeksi telinga
Tahukah ibu, ternyata muntah pada bayi juga bisa berkaitan dengan kondisi kesehatan telinganya, loh! Seorang bayi yang mengindap infeksi telinga biasanya menunjukkan gejala sering muntah, sulit tidur, rewel, demam tinggi, nafsu makan menurun drastis, dan disertai keluarnya cairan dari telinga. Penyakit ini disebabkan oleh adanya virus dan bakteri yang menginfeksi telinga. Umumnya infeksi telinga rentan dialami oleh bayi berusia dibawah 1,5 tahun. Sebaiknya ibu mewaspadai tanda-tanda yang tidak normal pada bayi dengan teliti agar nantinya bayi juga bisa memperoleh penanganan lebih dini.
- Appendicitis (radang usus buntu)
Penyebab bayi muntah setelah makan berikutnya dalah bayi mengidap radang usus buntu, atau dalam dunia kedokteran dikenal sebagai appendicitis. Penyakit ini disebabkan infeksi bakteri yang menimbulkan inflamasi pada usus buntu. Sehingga akibatnya bayi akan merasakan sakit perut berlebihan. Hal ini menyebabkan menurunya nafsu makan bayi, perut menjadi kembung, bayi mual dan mudah muntah usai makan. Bahkan tak jarang juga bayi mengalami diare.
- Stenosis pilorus
Stenosis pilorus adalah salah satu penyebab bayi muntah setelah makan. Gangguan ini terjadi tatkala cincin otot pilorus (pengubung usus halus dan lambung) mengalami penyempitan atau penebalan lebih dari kondisi normal. Sehingga akibatnya proses pencernaan pun terganggu. Makanan yang telah masuk ke dalam perut akan mudah dikeluarkan kembali ke kerongkongan dan berakibat bayi muntah. Seorang bayi yang mengindap stenosis pilorus biasanya menunjukkan gejala rewel, perut tampak membesar, sulit BAB (buang air besar), volume urine yang dikeluarkan sedikit, bibir tampak kering dna pecah-pecah, dan bayi sering bersedawa.
Baca juga: Tanda anak kurang gizi yang harus diperhatikan–Menu sehat untuk anak kurang gizi
Demikianlah beberapa penyebab bayi muntah setelah makan yang paling sering dan yang paling berisiko. Bagaimanapun juga saat ibu menemukan tanda-tanda yang mencemaskan pada bayi, sebaiknya ibu segera berkonsultasi pada dokter. Semoga bermanfaat dan dapat membantu.