Masa kehamilan merupakan masa masa yang penting bagi kehidupan bayi yang ada di dalam rahim. Tentu saja bukan masalah yang sepele. Sedikit saja sang ibu hamil melakukan hal yang sesuatu yang berat bisa membuat bayi dalam bahaya. Maka tidak jarang lagi kasus yang menjadi penyebab janin cacat sejak dalam kandungan. Mengapa? Bisa saja Ini terjadi karena genetika atau keturunan. Namun juga bisa terjadi karena ibu kurang menjaga kondisi dan kehamilan dirinya. Selain membahayakan bayi, juga diri ibu hamil sendiri.
Untuk itulah mengapa di dalam rahim ada beberapa cairan yang berguna untuk menjaga kesehatan dan aktivitas bayi. Cairan tersebut di namakan dengan cairan korion. Meskipun bekerjanya tidak sendirian. Korion yang ada di dalam tubuh ibu hamil di bantu oleh beberapa komposisi cairan cairan lain yang sama pentingnya. Misalnya seperti cairan amnion, alantois, serta kuning telur.
Meskipun berada pada tempat yang satu lingkungan dengan cairan amnion, tapi letak korion sedikit berbeda. Jika di dalam ketuban, maka amnion berada pada bagian dalam cairan ketuban. Sedangkan cairan korion berada di dalam luar ketuban. Bersama dengan yolk atau cairan kuning telur serta alantois yang ikut membantu menjaga dari luar
Pembentukan Cairan korion
Terbentuk pada awalnya adalah cairan ketuban oleh sekresi dari amnion. Kemudian semakin lama perkembangan bayi yang akan terus tumbuh, membesar dan berkembang. Maka perlu perbesaran lapisan pelindung. Sekaligus memperkuat pertahanan tubuh. Maka terbentuklah membran embrio ekstra, yang mana membran ini akan mencakupi beberapa membran lainnya. Ini bisa terbentuk dari mesoderm ekstra embrionik yang di bantu dengan 2 lapisan trofoblas.
Korion tidak memiliki pembuluh darah. Bahkan sistem syaraf juga tidak terdapat di sana. Namun ada beberapa enzim yang membantu serta kandungan fosfolipid. Ini semua sudah termaktub dalam hidrolisis fosfolipid. Pada area inilah cairan ketuban di bentuk. Maka saat orang melihat ibu hamil yang cairan ketubannya pecah, mereka langsung menyarankan untuk melakukan proses persalinan. Apakah cairan ini berhubungan langsung dengan bayi yang ada di dalam perut? Seberapa pentingkah? Mari kita simak ulasan dari fungsi korion dalam kehamilan ini.
1. Membantu dalam perlindungan embrio
Bersama air ketuban yang ada di dalam perut rahim ibu. Cairan korion berada di luar dari ketuban, ini membantu dalam memberikan perlindungan pada bayi yang ada di dalam perut ibu. Sampai nanti ia keluar dari perut ibu, lahir di dalam dunia. Selama masih berada di dalam rahim, maka harus di jaga dengan cairan korion. Agar bagi yang ada di dalamnya bisa tahan terhadap goncangan pada ibu hamil, sentuhan, serta benturan dari luar.
2. Membantu dalam pergerakan bayi yang ada di dalam perut
Selain memberikan perlindungan, cairan ini juga memfasilitasi hal lain pada perkembangan janin yang ada di dalam perut. Misalnya membantu dalam pergerakan. Sehingga bayi tetap bisa bergerak bebas tanpa halangan. Bahkan saat ia bergerak gerak ke kanan dan kiri akan terjamin, nyaman dan jauh dari kata bahaya. Untuk itulah adanya cairan korion sangat di butuhkan.
3. Membantu dalam penyetaraan suhu
Suhu yang ada di dalam perut ibu hamil dengan yang ada di luar tentu saja berbeda. Mengapa? Janin yang ada di dalam perut ibu belum bisa bertahan. Dengan kata lain, mereka belum memiliki sistem tubuh yang bisa menopangnya untuk hidup di luar. Maka di perlukan penyetaraan suhu dan lingkungan agar tetap sesuai dengan tubuh bayi. Siapa yang bisa menyediakan hal semacam itu? Tentu saja bantuan dari cairan korion.
4. Menyamakan ph dengan tubuh bayi
Derajat keasaman atau biasa di kenal dengan nama ph tubuh berbeda-beda. Begitu pula bayi.
Ia hanya baru bisa hidup dan tumbuh di ph yang ada dan sesuai dengan rahim. Selain itu, ia belum bisa menyesuaikan diri. Mengapa? Sebab sistem yang ada di dalam cairan korion yang ada di dalam air ketuban membantu untuk menyamakan ph rahim dengan ph diri bayi. Jika tidak di lakukan hal semacam itu, maka bayi juga tidak bisa bertahan.
5. Tempat enzim yang berguna untuk bayi
Selain itu, di dalam sel korion terdapat pula zat lain. Misalnya fosfolipid serta enzim. Hal ini berguna untuk membantu dalam melancarkan aktivitas dan apapun yang ada pada bayi. Seperti berguna untuk penyerapan gizi ibu hamil, yang merupakan makanan yang ada di luar dan membantu pembuangan.
6. Membantu dalam pembentukan plasenta
Bagaimana bayi bisa tumbuh dan hidup di dalam rahim? Apakah bayi juga memerlukan makan? Jelas. Tanpa makan, bayi tidak bisa tumbuh dan berkembang. Maka perlu makan. Lalu bagaimana caranya? Bukankah bayi belum memiliki akses pada dunia luar. Maka harus melalui ibu. Nah nutrisi ibu hamil dan makanan yang di makan ibu akan di salurkan pada bayi. Bagaimana? Melalui saluran khusus yang menghubungkan antara bayi dan ibu. Saluran ini di namakan dengan plasenta. Nantinya ketika proses persalinan, plasenta ini keluar pula bersama bayi. Biasanya di sebut dengan ari-ari yang ada pada udel bayi.