Menghadapi masa kehamilan harus dijalani dengan hati – hati dan penuh kewaspadaan dan pertimbangan. Selama masa kehamilan, tubuh ibu hamil akan mengalami banyak perubahan yang menjadikannya rentan terhadap beberapa gangguan kehamilan. Gangguan tersebut dapat datang dari lingkungan disekitar maupun dari kondisi fisik ibu hamil sendiri. Beberapa gangguan dapat muncul dan terjadi namun tidak menimbulkan efek negatif terhadap kehamilan. Namun ada juga beberapa gangguan kehamilan yang sangat berbahaya terhadap perkembangan janin dan kondisi kesehatan ibu.
Bahaya preeklampsia pada ibu hamil merupakan salah satu gangguan kehamilan yang memiliki tingkat bahaya tinggi bagi kondisi kesehatan ibu dan perkembangan janin yang di kandungnya. Pengertian preeklampsia menurut wikipedia adalah sindrom yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, kenaikan kadar protein di dalam urin (proteinuria), dan pembengkakan pada tungkai (edema). Penyebab preeklampsia tidak dapat diketahui secara jelas dan lebih sering dialami oleh ibu muda pada kehamilan pertamanya.
Kondisi preeklampsia ini adalah kondisi khusus pada kehamilan yang harus segera ditangani agar tidak menimbulkan efek negatif dan berbahaya bagi ibu dan janinnya. Agar ibu hamil selalu waspada terhadap kondisi preeklampsia ini, berikut beberapa bahaya preklampsia pada ibu hamil yang harus diketahui dan dibedakan menjadi dua bahaya untuk ibu serta bahaya untuk janin.
- Bahaya preeklampsia untuk ibu hamil.
- Sindrom HELLP
Sindrom HELLP adalah kependekan dari hemolysis elevated liver low platelete count yang merupakan komplikasi kehamilan yang dapat mengancam nyama ibu dan juga janin. Sindrom HELLP merupakan bahaya dari Kondisi tekanan darah yang sangat tinggi serta naiknya kadar protein didalam urin ibu hamil. Kondisi ini akibat preeklampsia berat ini disebut sangat berbahaya karena angka kematian pada penderitanya mencapai angka 25%.
Sindrom HELLP adalah penemuan dari Dr. Louis Weisten pada tahun 1982 yang merupakan kondisi dari hancurnya sel darah merah, peningkatan enzim hati, serta kadar trombosit darah yang rendah. Ibu hamil dengan kondisi preeklampsia yang mempunyai riwayat stroke, hipertensi, dan gangguan hati memiliki resiko lebih besar mengarah pada sindroma HELLP. Persalinan dan transfusi darah merupakan upaya untuk mengatasi kondisi ini.
- Pendarahan serius
Pendarahan merupakan salah satu bahaya darah tinggi pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia. Pendarahan dapat terjadi karena tekanan darah yang tinggi pada pembuluh darah dapat menyebabkan sel darah merah hancur. Hancurnya sel darah merah ini dapat memicu pecahnya pembulu darah yang mengakibatkan pendarahan. Kondisi pendarahan merupakan kondisi yang berbahaya bagi tubuh ibu hamil dan dapat menyebabkan kematian karena tubuh kekurangan darah dan berbagai fungsinya.
- Kerusakan organ tubuh
Preeklampsia dapat terjadi setelah ibu hamil mencapai usia 20 minggu. Kondisi preeklmapsia harus segera diketahui dan ditangani secara medis karena dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh yang berbahaya. Kerusakan organ yang paling ringan dari kondisi preeklampsia adalah kebocoran protein pada saluran kencing dan dapat diikuti oleh kerusakan organ – organ tubuh lain yang lebih berat seperti gagal ginjal, gagal liver, kejang, stroke karena pendarahan pada otak, serta penumpukan cairan pada paru paru.
- Resiko Eklampsia
Kondisi preeklampsia yang semakin berat dan tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan kejang. Kejang yang terjadi pada ibu dengan preeklampsia merupakan salah satu tanda preeklampsia meningkat menjadi eklampsia. Kondisi eklampsia merupakan komplikasi kehamilan yang harus dihindari karena dapat menyebabkan kematian. Untuk itu biasanya ibu hamil dengan preeklampsia akan mendapatkan magnesium sulfat melalui infus yang berfungsi sebagai anti kejang.
- Bahaya preeklampsia untuk janin.
- Kelahiran prematur
Melakukan proses persalinan merupakan langkah yang akan diambil oleh paramedis untuk menyembuhkan preeklampsia pada ibu hamil dan untuk menyelamatkan bayi serta ibu. Persalinan yang dipaksakan pada kondisi preeklampsia mengharuskan bayi lahir secara prematur karena kelahirannya dipercepat dari waktu persalinan normal yang sesunguhnya.
Bayi yang lahir prematur biasanya memiliki beberapa kondisi kesehatan dan fisik yang kurang baik sehingga membutuhkan perawatan intensif. Namun terkadang persalinan yang harus terpaksa dijalani pada kondisi ibu preeklampsia tidak dapat menyelamatkan nyawa bayi. Kondisi bayi yang lahir prematur juga dapat menganggu perkembangannya sehingga harus diawasi secara serius.
- Berat badan rendah saat lahir
Salah satu kondisi fisik yang dapat terjadi akibat kelahiran prematur adalah berat badan rendah pada bayi saat persalinan. Kondisi ini dapat menyebabkan bayi rentan terhadap penyakit dan memiliki tubuh yang lemah. Kelahiran prematur dapat membuat berat badan bayi rendah karena kelahiran prematur merupakan kelahiran yang dilakukan pada saat bayi belum memiliki berat dan usia yang cukup.
- Kematian
Bahaya preeklampsia yang paling ditakuti adalah kondisi kematian pada janin yang dikandungnya. Hal ini dapat terjadi akibat dari kurangnya suplay darah dari ibu kedalam janin yang disebabkan oleh menurunnya aliran darah kerahim serta kondisi putusnya plasenta yang disebut sebagai solusio plasenta. Solution plasenta merupakan kondisi dimana seluruh atau sebagian plasenta yang memisahkan diri dari dinding rahim sebelum proses persalinan. Lepasnya plasenta dapat menyebabkan asupan makanan dan nutrisi kepada janin tidak lagi terpenuhi sehingga janin dapat mengalami kematian. Selain itu terjadinya sindrom HELLP juga dapat memicu kematian pada janin ibu hamil dengan preeklampsia.
Berbagai bahaya preeklampsia pada ibu hamil diatas sangatlah tidak diinginkan terjadi. Untuk itu cara mengatasi preeklampsia harus dilakukan segera dan penuh pertimbangan agar bahaya dari preeklampsia tidak terjadi. Bagi ibu yang telah merasakan adanya tanda – tanda preeklampsia atau mereka yang memiliki faktor resiko tinggi harus segera melakukan konsultasi dengan dokter spesialis kandungan.