Dalam kehidupan Bayi setelah lahir lalu tumbuh dan berkambang menjadi anak lalu menjadi remaja dan akhirnya dewasa. Dalam proses sejak lahir tersebut dikenal istilah tumbuh dan kembang bayi atau anak. Pertumbuhan merupakan perubahan tubuh dari segi ukuran tubuh yang semakin bertambah secara fisik maupun sturktur yang semakin matang. Sedangkan perkembangan merupakan bertambahnya suatu kemampuan atau skill baik pola pikir atau aktivitas yang ditunjang oleh faktor pertumbuhan. Pentingnya mengetahui kaitan antara tumbuh dan kembang bertujuan agar dapat dilakukan dengan cara menyesuaikan usia terhadap pertumbuhan serta perkembangan apakah normal atau tidak. (Baca juga: Perkembangan bayi 12 bulan)
Keterampilan Duduk Bagian Dari Perkembangan
Salah satu contoh suatu perkembangan bayi adalah kemampuan untuk duduk. Setiap perkembangan pada bayi dapat diskrining berdasarkan usia seharusnya. Tujuannya agar segala keterlambatan atau gangguan perkembangan dapat dikejar dan dikoreksi agar bayi dapat tumbuh secara normal seperti seharusnya. Kemampuan duduk dinilai pada bayi umumnya bisa dicapai pada usia 28 hingga 40 minggu. Selain duduk, pada usia 0 hingga 12 bulan aspek yang dapat dinilai mulai dari merangkak, duduk, berjalan, kemampuan persepsi, berbicara, pengertian bahasa dan sosialisasi.
(Baca juga: Perkembangan bayi)
Pada usia 28 minggu, umumnya bayi dapat duduk sebentar dengan dukungan tulang panggulnya dan condong kedepan dengan menumpu pada kedua tangan. Sedangkan pada usia 40 minggu, secara normal umumnya bayi dapat bangkit untuk duduk sendiri dan tidak terbatas tanpa dukungan dimana posisi punggungya sudah lurus (tidak lagi condong ke depan). Namun dari kemampuan duduk berdasarkan usia tersebut, tidak menutup kemungkinan ada bayi yang masih belum mampu duduk walaupun sudah mencapai usia tersebut. Hal ini perlu dicurigai atau menjadi pertanda agar Orang Tua dapat melakukan skrining dan melakukan stimulasi mengejar ketertinggalan dari perkembangan bayi. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh Orang Tua adalah sebagai berikut:
(baca juga: Perkembangan bayi 9 bulan)
1. Konsultasikan ke dokter
Hal pertama untuk membantu melakukan skrining adalah dengan mengunjungi dokter. Cari tahu seberapa besar keterlambatan perkembangan yang terjadi. Selain melihat keterampilan otorik berupa duduk, beberapa indikator perkembangan lain pun dapat kita ketahui bila telah dilakukan skrining dan pemeriksaan dari dokter. Selain itu, kita juga dapat mengetahui bila terjadi gangguan pertumbuhan pada anak atau bayi. Hal yang perlu diketahui adalah, gangguan pertumbuhan juga berdampak pada gangguan perkembangan. Indikator yang baik adalah seharusnya pertumbuhan dan perkembangan anak atau bayi selalu sesuai dengan bertambahnya usia. (Baca juga: Perkembangan organ tubuh bayi setelah lahir)
2. Penuhi nutrisi
Nutrisi mempunyai peran penting dalam membantu menjaga proses perkembangan. Nutrisi sangat diperlukan dalam mendukung agar terjaganya pertumbuhan, agar terbebas dari kondisi gizi kurang maupun gizi buruk, sebagaimana dikatakan pada poin sebelumnya bahwa pertumbuhan berpengaruh terhadap perkembangan bayi atau anak. Disisi lain, nutrisi juga menjadi sumber kemajuan untuk mempertahankan dan meningkatkan fungsi otak yang mengatur segala kognitif dan keterampilan anak atau bayi, termasuk keterampilan kasar berupa kemampuan untuk duduk. Ketika berkonsultasi ke dokter, tanyakan nutrisi atau menu apa saja yang dapat diberikan kepada anak atau bayi yang disesuaikan pemberiannya dengan pertambahan usia. Semakin bertumbuh dan berkembang bayi, maka semakin kompleks nutrisi yanng dibutuhkan. (Baca juga: Manfaat kolostrum bagi bayi baru lahir)
3. Melakukan vaksinasi
Melakukan vaksinasi secara tidak langsung bertujuan menjaga agar bayi terbebas dari infeksi yang dapat memberikan dampak yang buruk pada bayi. Sebagai contoh adalah infeksi dari virus polio menyebabkan kemampuan fungsi otot bayi tetap akan sulit digunakan walaupun telah tumbuh seperti anak kecil pada umumnya. Walapun hal ini bukan termasuk stimulasi langsung terhadap proses duduk, namun hal ini mencegah terjadinya gangguan akan pertumbuhan dan perkembangan anak. (Baca juga: Bahaya bayi tidak imunisasi)
4. Obati penyakit
Beberapa penyebab yang menghambat proses perkembangan adalah adanya sakit yang terjadi pada bayi. Hal ini dapat membuat bayi akan sulit tumbuh dan mengalami gangguan gizi bahkan dapat hingga mengganggu jiwa bayi. Kondisi bayi yang lemah karena sakit akan menyebabkan bayi akan cenderung sulit di stimulus dan menjadi rewel. (Baca juga: Cara mengajari anak berenang)
5. Belajar membiasakan bayi duduk
Sejak bayi memasuki usia seharusnya bayi dapat duduk, maka bayi dapat kita stimulasi dengan membantu dan memangkunya dalam posisi duduk. Walaupun kondisi tubuh bayi mungkin akan masih belum terbiasa, maka kita jangan ragu untuk menopang atau menyanggah bagian tubuh bayi. Hal ini secara tidak langsung akan membuat bayi mengingat posisi tersebut dan akan dengan sendirinya berusaha untuk menjaga posisi kepala dan punggung agar tetap dalam posisi baik yang duduk, tentunya secara perlahan-lahan. (Baca juga: Terapi anak terlambat bicara)
6. Ajari bayi memutar badan (bangkit duduk)
Secara umum, sebelum dapat duduk bayi umumnya melewati tahap untuk bisa tengkurap sebelumnya. Apabila bayi saat ini sudah terbiasa dalam posisi tengkurap, maka kita dapat melakukan stimulasi duduk lebih mudah. Kita bisa memberikan stimulasi ketika bayi sudah pandai tengkurap kemudian kita bantu untuk memutar badan dan disanggah untuk duduk. Hal ini bisa dilakukan dengan menstimulasi bayi terhadap mainan. Semakin sering, maka akan semakin terbiasa bayi dalam merubah posisi tersebut. (Baca juga: Cara menstimulasi bayi merangkak)
7. Stimulasi dengan mainan
Pada awal dalam mengajari posisi duduk, mungkin bayi akan tidak tahu dan tidak tahan. Maka kita perlu memancing minat bayi dalam mempertahankan posisi duduk dengan membuatnya tidak bosan, misalnya dengan stimulasi bermain. Dalam posisi dipangku bayi dibuat tidok bosan dengan bermain (sambil disanggah). (Baca juga: Cara agar anak cepat jalan)
8. Sesuaikan lama waktu duduk dengan kemampuan bayi
Pada tahap awal mengajari bayi duduk (sambil disanggah), kita perlu memperhatikan kemampuan bayi dalam menopang kepala serta menjaga sumbu tubuhnya. Ketika bayi kelelahan, maka kita perlu memberikannya waktu istrahat. Hal ini bisa dilihat dengan kemampuan bayi berapa lama untuk mampu menyanggah kepalanya sendiri tanpa sandaran (atau ditopang). Selain itu, perhatikan juga jika bayi apakah mampu duduk yang walnya tubuhnya kita sanggah, apakah mampu duduk dengan menopang dengan kedua tangannya. Apabila bayi mampu menopang dengan kedua tangannya, maka stimulasi kita tingkatkan dengan memancing bayi duduk dengan sumbuh tubuh tegak tanpa topangan dari kedua tangannya.
Dalam proses ini awalnya mungkin bayi hanya mampu bertahan beberapa detik saja. Oleh karenanya kita tetap perlu siaga disekeliling bayi, karena bila kelelahan biasanya bayi akan kehilangan keseimbangan atau langsung membuang dirinya untuk berbaring. Hal ini rawan menyebabkan kepala bayi terbentur bial tidak diawasi. Apabila hal ini terus dilakukan berulang, maka secara perlahan bayi akan dapat terbiasa duduk tanpa topangan dan durasinya akan semakin lama. (Baca juga: Penyebab anak terlambat bicara)