Ibu hamil memang harus menjaga kesehatan agar bayi dalam kandungan juga tetap sehat. Tapi ada beberapa kondisi yang membuat ibu hamil memiliki kesehatan yang menurun sehingga menjadi sangat lemah. Misalnya jika ibu mengalami anemia pada ibu hamil yang membuat volume darah dan zat besi dalam tubuh ibu menurun dengan cepat. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan memberikan transfusi darah.
Kemudian kondisi lain yang memerlukan transfusi darah saat hamil seperti untuk ibu hamil penderita thalassemia, perdarahan saat hamil sampai ibu lemah, dan masalah kesehatan darah lainnya. Tapi jika ibu mengalaminya, maka apa efek transfusi darah pada ibu hamil yang berbahaya? Ikuti informasi berikut ini.
- Sakit kepala
Setelah mendapatkan transfusi darah maka biasanya ibu hamil akan mengalami sakit kepala yang ringan. Sebenarnya ini hanya efek samping yang sangat ringan sehingga terkadang baru muncul setelah beberapa jam transfusi darah selesai. Biasanya dokter akan melihat lagi riwayat penyebab sering pusing saat hamil, apakah itu berhubungan dengan transfusi darah atau tidak.
- Demam
Demam setelah transfusi darah juga dianggap hal yang sangat normal. Reaksi ini bisa langsung terjadi atau setelah beberapa jam selesai. Hal yang perlu diamati pada ibu hamil adalah jika demam ibu terjadi selama lebih dari 24 jam dimana ini hal yang sangat berbahaya. Terkadang demam hanya menjadi bentuk tubuh untuk menerima kadar hemoglobin. Ini juga biasanya menjadi reaksi setelah minum obat tambah darah untuk ibu hamil.
- Gatal
Jika ibu mengalami gatal dan bercak merah setelah transfusi darah maka sebaiknya ibu tetap mendapatkan perawatan di rumah sakit. Dokter akan melihat apakah gatal ini menjadi reaksi alergi terhadap transfusi darah atau bukan. Jika memang reaksi dari transfusi maka biasanya rasa gatal dan bercak merah bisa muncul di semua bagian tubuh dan bukan hanya perut gatal saat hamil muda.
- Sulit bernafas
Lalu reaksi yang cukup berbahaya dari transfusi darah adalah ketika ibu mulai menunjukkan gejala sulit bernafas. Terutama jika ibu tidak pernah memiliki riyawat asma yang menjadi penyebab ibu hamil sesak nafas. Terkadang reaksi sulit bernafas hanya bersifat sementara namun ada juga yang cukup parah. Jika ibu mengalami sulit bernafas selama lebih dari beberapa waktu maka dokter akan memberikan obat dan perawatan sampai kadar oksigen dalam tubuh ibu normal kembali.
- Penurunan tekanan darah
Ibu hamil yang mengalami transfusi darah juga bisa mengalami penurunan tekanan darah dengan sangat cepat. Kondisi ini biasanya terjadi karena tubuh mengalami shock ketika aliran darah dalam tubuh sudah banyak berkurang kemudian mendapatkan pasokan kembali. Reaksi ini harus segera dirawat agar tubuh ibu bisa kembali sehat.
- Infeksi
Infeksi bisa jadi salah satu risiko transfusi darah yang sangat berbahaya untuk tubuh ibu hamil. Umumnya darah yang diberikan untuk transfusi darah sudah melewati proses di PMI sehingga hanya darah sehat yang bisa digunakan. Namun kemungkinan infeksi sangat kecil juga bisa terjadi sehingga ibu hamil terkena dampaknya. Ciri ketika terjadi infeksi adalah reaksi tidak langsung terjadi tapi membutuhkan waktu beberapa lama, termasuk seperti demam, sakit kepala, tubuh menggigil, sulit bernafas dan masalah lainnya.
Nah itulah berbagai efek transfusi darah pada ibu hamil yang berbahaya. Setiap ibu hamil yang akan menerima tranfusi darah sebaiknya memang atas rekomendasi dokter sehingga kondisi ibu sudah diperiksa secara detail. Ibu juga harus menerima perawatan di rumah sakit setelah menerima transfusi darah agar efek yang terjadi segera bisa diatasi.