6 Resiko Melahirkan Dengan Tekanan Darah Tinggi Yang Patut Diwaspadai

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Proses persalinan merupakan titik akhir dan awal yang ditunggu tunggu oleh para ibu hamil. Disebut titik akhir karena ibu akan segera melahirkan janin yang dikandungnya selama kurang lebih 40 minggu. Dikatakan sebagai titik awal dari proses pertumbuhan dan perkembangan bayi dari mulai dia lahir kedunia sampai nanti tumbuh menjadi dewasa.

Dalam menghadapi persalinan, ibu hamil harus mempersiapkan segala hal mulai dari fisik ibu, posisi janin dan beratnya, sampai dengan mental ibu dalam menghadapi persalinan. Setiap ibu memiliki kondisi baik fisik maupun mental tersendiri yang berlainan antara ibu yang satu dengan yang lain. Terkait proses persalinan yang akan dihadapi, ada dua pilihan bagi ibu terkait dengan cara melahirkan bayinya yakni melahirkan normal atau melalui operasi caesar. Dalam proses persalinan ada beberapa kondisi yang dapat memberikan dampak berbahaya baik bagi ibu maupun bagi bayinya. Beberapa kondisi yang memiliki resiko tersebut antara lain:

  • Ibu mata minus melahirkan normal, kondisi ini dapat menyebabkan ibu mengalami gangguan penglihatan.
  • Pendarahan pada jalan lahir, kondisi ini dapat menyebabkan kelahiran prematur dan penularan infeksi dari ibu kepada bayi yang baru dilahirkan.
  • Ibu mengalami kejang, kondisi ini dapat menyebabkan bayi kekurangan oksigen serta proses persalinan tidak dapat dilakukan menunggu ibu tidak mengalami kejang.
  • Air ketuban yang keruh dan berbau, kondisi ini dapat menunjukan bahwa bayi yang ada dalam rahim ibu mengalami infeksi baik virus maupun bakteri sehingga harus segera dilahirkan karena dapet menyebabkan resiko kesehatan pada bayi.

Salah satu kondisi lainnya dari keempat kondisi diatas yang sering ditemui kasusnya pada ibu hamil saat akan melahirkan adalah tekanan darah ibu hamil yang tinggi. Kondisi tekanan darah tinggi pada ibu hamil sesaat sebelum melahirkan dapat terjadi dikarenakan beberapa hal. Hal tersebut seperti ibu mengalami preeklampsia selama proses kehamilan, kondisi mental dan psikis ibu yang terganggu karena terlalu tegang menghadapi persalinan, dan beberapa penyebab lainnya.

Dalam proses persalinan baik secara normal maupun melalui operasi caesar, dokter akan memberikan perhatian lebih terhadap tekanan darah ibu hamil dan akan menunggu sampai tekanan darah ibu kembali normal. Terutama dalam persalinan caesar kondisi tekanan darah ibu harus stabil dan normal. Kondisi ini dilakukan karena adanya resiko baik pada ibu maupun bayinya nanti. Berikut beberapa resiko melahirkan dengan tekanan darah tinggi yang harus diwaspadai.

  1. Kelahiran prematur

Seorang ibu dikatakan hipertensi atau tekanan darah tinggi apabila tekanan darahnya lebih dari 140 mm Hg. Tekanan darah tinggi pada ibu hamil yang terus terjadi selama masa kehamilan sampai dengan menjelang melahirkan dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada bayi. Adanya resiko komplikasi tersebut menyebabkan bayi harus mengalami kelahiran prematur untuk menghindari komplikasi yang ada akibat tekanan darah tinggi pada ibu. Namun terkadang ibu yang akan menjalani persalinan namun dengan kondisi tekanan darah tinggi, dokter akan memberikan terapi terlebih dahulu kepada ibu agar tekanan darahnya turun kearah normal.

  1. Berat badan bayi rendah

Kondisi tekanan darah tinggi pada ibu sebelum melahirkan terkadang mengharuskan persalinan dilakukan sebelum waktunya. Kondisi ini dapat menyebabkan bayi terlahir dengan berat yang lebih rendah karena tidak terlahir pada waktu matur bayi yang sesuai.

  1. Kerusakan organ tubuh

Tekanan darah tinggi pada ibu menjelang melahirkan harus dihindari karena pada saat ibu menjalani proses persalinan, tekanan darahnya pasti juga akan naik. Tekanan yang terlalu tinggi pada berbagai organ menyebabkan kerusakan sel – sel pada organ tersebut yang apabila terus berlangsung dapat menyebabkan organ mengalami kerusakan terutama ginjal. Beberapa organ lainnya antara lain hati, jantung, dan organ yang langsung dapat dipengaruhi oleh aliran serta tekanan pada darah.

  1. Kematian Bayi

Kelahiran prematur yang harus dilakukan, plasenta yang putus lebih cepat dari pada kondisi normal, berat badan bayi yang kurang merupakan kondisi yang dapat terjadi pada bayi jika ibu mengalami tekanan darah tinggi sebelum melahirkan. Selain itu, resiko kematian pada bayi juga dapat terjadi karena tekanan darah tinggi pada ibu juga akan menyebabkan tekanan darah pada bayi juga meningkat sehingga berbagai komplikasi dapat terjadi dan apabila tidak tertolong bayi dapat meninggal dunia.

  1. Bayi lahir dengan kondisi autis

Dari penelitian yang baru baru ini dilakukan di california terhadap ribuan ibu hamil menunjukkan kondisi bahwa 60% bayi yang lahir dengan ibu yang memiliki tekanan darah tinggi saat melahirkan dapat menyebabkan timbulnya penyakit autis pada anak. Penyebab mengapa tekanan darah tinggi dapat menjadikan kondisi autis terjadi pada bayi yang dilahirkan masih dalam tahap penelitian lebih lanjut.

  1. Pendarahan hebat pada ibu.

Kondisi tekanan dara yang tinggi sebelum ibu melahirkan dapat menyebabkan pendarahan hebat pada ibu. Pendarahan tersebut terjadi karena tekanan dara tinggi dapat meyebabkan pemutusan plasenta dari uterus berlangsung tidak sebagaimana waktunya sehingga terjadilah pendarahan hebat pada ibu yang mengalami kondisi ini. Pendarahan hebat pada ibu dapat meningkatkan resiko kematian ibu dan bayinya apabila tidak segera mendapatkan pertolongan. Kondisi putusnya plasenta ini dalam istilah medis disebut sebagai Plasenta abrupsio.

Berbagai macam resiko melahirkan dengan tekanan darah tinggi pada ibu tersebut menjadi pertimbangan Dokter spesialis kandungan untuk menunda maupun mempercepat proses persalinan. Untuk menghindari kondisi tekanan darah tinggi sebelum proses persalinan, sebaiknya ibu secara rutin memeriksakan kondisi kehamilannya lebih sering menjelang proses persalinan dibandingkan pada saat kehamilan lainnya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn