7 Resiko Bayi Lahir Prematur 7 Bulan Paling Berbahaya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kelahiran seorang bayi adalah anugerah tak terkira bagi setiap pasangan suami istri. Bahkan tak jarang pasangan suami istri sudah tak sabar menimang buah hati mereka sejak dalam kandungan. Namun, orang tua mana yang menginginkan buah hati mereka lahir prematur? Kelahiran prematur adalah keadaan yang dihindari setiap ibu hamil dan dokter. Apa yang menyebabkan bayi lahir prematur? Apa saja risiko bila bayi lahir prematur? Berikut akan dibahas seluk-beluk mengenai bayi lahir prematur.

Apa Itu Kelahiran Prematur?

Kelahiran prematur adalah kelahiran yang terjadi sebelum usia kandungan yang seharusnya, biasanya kelahiran prematur terjadi pada usia kandungan < 37 minggu dan bahkan terkadanga ada yang usia kandungannya < 30 minggu. Bayi prematur tentu saja lahir dengan berat dibawah normal, biasanya untuk berat dibawah 2,5 kg disebut BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) dan dibawah 2 kg disebut BBLSR (Bayi Berat Lahir Sangat Rendah).

Penyebab Bayi Lahir Prematur

Kita semua tahu bahwa setiap ibu hamil harus menjaga dirinya baik-baik. Mencukupi nutrisi, meluangkan waktu untuk istirahat, serta menjaga emosi. Semua ini penting dilakukan agar tidak terjadi masalah pada saat kehamilan, yang bisa berakibat pada persalinan prematur.

Para ibu dengan faktor resiko tertentu memiliki kecenderungan untuk melahirkan preterm atau biasa disebut juga melahirkan bayi prematur. Salah satu penelitian di University of California San Fransisco menyimpulkan berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya kelahiran yang prematur. Berikut adalah beberapa kondisi ibu yang dapat menjadi penyebab bayi lahir prematur :

  • Gaya hidup yang buruk

Seorang ibu hamil harus mawas diri dengan kondisinya dan mulai membiasakan diri dengan hal-hal yang baik demi keselamatan diri dan janinnya. Mengabaikan hal ini bisa berdampak pada banyak hal, salah satunya persalinan prematur. Gaya hidup yang buruk contohnya merokok, mengkonsumsi alkohol, serta bekerja nonstop tanpa istirahat cukup.

(Baca pula: bahaya merokok saat hamil dan bahaya alkohol saat hamil)

  • Kondisi bayi

Kelahiran prematur juga dapat disebabkan kondisi bayi yang tidak memungkinkan untuk persalinan tepat waktu, seperti hamil bayi kembar, bayi terlilit tali pusar, sungsang, dll. Kerap kondisi ini juga menyebabkan persalinan harus dilakukan secara caesar.

(Baca pula: tanda awal kehamilan kembar dan kelebihan bayi lahir normal)

  • Faktor penyakit lain

Mengapa ibu hamil sebisa mungkin tak boleh sakit? Karena sakit yang diderita oleh ibu dapat berdampak pada perkembangan janin dan menyebabkan bayi lahir prematur. Ibu harus mengetahui penyakit apa saja yang bisa membahayakan janin, sesepele apa pun itu, seperti bahaya batuk bagi ibu hamil. Adanya faktor risiko lain seperti tekanan darah tinggi dan diabetes juga dapat menyebabkan ibu rentan terhadap eklampsia, sebuah kondisi kegawatdaruratan obstetric.

(Baca pula : penyebab eklampsia pada kehamilan dan bahaya diabetes saat hamil)

Resiko

Berbagai resiko tentu saja dapat terjadi pada bayi prematur karena usia kandungan yang normal memang sebenarnya dibutuhkan dalam perkembangan janin di dalam kandungan, seperti misalnya proses pembentukan organ, pembentukan darah, serta pembentukan sistem kekebalan tubuh. Dengan kata lain, bayi yang lahir kurang dari usia kandungan yang seharusnya maka organ-organ dalam tubuhnya belum ‘matang’.

Baca pula artikel:

Bayi yang lahir prematur juga cenderung memiliki berat badan lahir yang rendah, yaitu di bawah 2500 gram. Dari berbagai penelitian dapat disimpulkan bahwa semakin rendah berat badan bayi prematur maka semakin meningkat pula resiko terjadinya komplikasi. Beberapa resiko komplikasi pada bayi prematur antara lain:

  1. Gangguan pernafasan

Angka kejadian respiratory distress syndrome pada bayi prematur cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena alveolus pada bayi prematur kekurangan kadar surfaktan (yang dibentuk pada minggu ke-20 hingga minggu ke-34 masa kehamilan) sehingga elastisitasnya berkurang. Hal tersebut mengganggu pertukaran oksigen dan karbondioksida pada paru dan menyebabkan gangguan suplai oksigen ke organ-organ penting lainnya.

  1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

Pada bayi prematur rasio luas permukaan tubuh dibanding berat badan menjadi lebih tinggi dibandingkan pada bayi normal, hal tersebut akan meningkatkan kehilangan jumlah cairan tubuh secara tidak disengaja, dan menyebabkan dehidrasi, dan ketidakseimbangan elektrolit. Selain itu ketidakseimbangan cairan dan elektrolit juga disebabkan karena fungsi ginjal yang belum sempurna.

  1. Hiperbilirubin

Pada bayi prematur, fungsi hati belum sempurna sehingga proses pengaliran bilirubin ke usus sering terhambat. Hal ini menyebabkan tingginya kadar bilirubin dalam darah. Bilirubin ini merupakan senyawa berwarna kuning yang biasanya terekspresi pada feses. Apabila bilirubin mengendap dalam darah, akan menimbulkan jaundice (penyakit kuning) pada bayi.

(Baca pula artikel: penyebab penyakit kuning pada bayi)

  1. Anemia

Karena bayi prematur lahir sebelum waktu yang seharusnya, maka banyak organ-organ yang belum ‘matang’, selain organ, komponen darah pada bayi prematur juga belum sempurna, salah satunya sel darah merah yang dapat menyebabkan anemia.

  1. Gangguan nutrisi

Gerakan saluran cerna yang belum sempurna juga dapat menyebabkan gangguan penyerapan makanan sehingga penyerapan nutrisi juga terganggu. Oleh karena itu, setiap bayi yang baru lahir sangat dianjurkan untuk diberi ASI. Hal ini karena ASI bersifat mudah dicerna, mampu meningkatkan sistem imun tubuh pada bayi prematur yang juga belum terbentuk sempurna, dan juga memiliki nutrisi tepat bagi bayi.

Baca pula artikel:

  1. Infeksi

Selain sel darah merah, sel darah putih pada bayi prematur juga belum sempurna. Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa sel darah putih berguna untuk mempertahankan tubuh dari infeksi kuman. Oleh karena itu, angka kematian karena penyakit infeksi masih cukup tinggi.

  1. Masalah neurologis

Bayi yang lahir prematur juga memiliki masalah dengan sistem sarafnya. Hal ini karena perkembangan saraf tidak sempurna. Sistem saraf baru akan selesai berkembang pada akhir trimester ketiga. Untuk itu, diperlukan nutrisi yang cukup untuk membantu mempercepat perkembangan saraf bayi setelah lahir. Makanan yang banyak mengandung vitamin B dan omega 3 sangat berguna untuk perkembangan saraf. Namun, konsumsi makanan selain ASI bagi bayi berusia di bawah 6 bulan tetap harus dibatasi.

Nah, sekian informasi yang bisa saya berikan. Semoga dapat bermanfaat bagi para ibu yang harus mengalami persalinan prematur. Sesungguhnya bayi yang lahir prematur bukanlah masalah besar yang berlarut-larut apabila orang tua bersama dokter mampu memberikan nutrisi dan perawatan yang tepat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn