17 Bahaya Janin Terlalu Lama Di Kandungan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kebanyakan orang yang melahirkan ketika jaman kedokteran belum maju pesat, sering meremehkan dunia kedokteran saat ini. Mereka menganggap apa-apa harus dibedah alias caesar untuk mengatasi bayi yang dilahirkan terlambat. Memang orang pada jaman dahulu sering menganggap bayi yang dilahirkan terlambat adalah hal biasa, berbeda dengan dunia kedokteran saat ini yang menganggap bayi terlalu lama di kandungan bisa berbahaya bagi nyawa janin dan ibu yang mengandungnya.

Jika ada ibu hamil yang mengandung lebih dari waktu kelahiran yang diperkirakan dan belum merasakan tanda-tanda akan melahirkan, pihak medis akan menempuh jalur induksi juga operasi caesar untuk mengeluarkan janin yang ada di dalam kandungan. Pihak medis juga akan terus memantau kondisi rahim ibu. Jika memang kondisinya sudah tidak baik untuk janin dan ibu, pihak medis tidak akan mengulur waktu lagi untuk mengeluarkan janin yang ada di dalam kandungan.

Berikut ini bahaya janin terlalu lama di dalam kandungan yang harus diketahui :

1. Plasenta Menua

Salah satu hal yang akan dilihat oleh dokter atau bidan adalah kondisi plasenta bayi. Jika plasenta bayi di dalam kandungan sudah menua maka plasenta tidak akan bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Dengan manfaat USG kehamilan, kondisi plasenta bisa terlihat. Plasenta yang menua akan terlihat banyak lubang-lubang kecil. Salah satu dampak dari plasenta yang menua ini adalah janin bisa kekurangan suplai makanan dari gizi ibu hamil dan oksigen. Bisa dibayangkan jika hal tersebut terjadi terus menerus setiap hari, janin akan meninggal di dalam kandungan.

2. Keracunan Air Ketuban

Bahaya lain yang tidak boleh diremehkan adalah bayi bisa keracunan air ketuban. Saat plasenta sudah menurun fungsinya, air ketuban bisa berubah warna menjadi keruh. Air ketuban yang awal mulanya jernih bisa berubah warna menjadi keruh dan kehijau-hijauan. Bahaya bayi minum air ketuban hijau bisa membuat bayi keracunan air ketuban dan jika sudah keracunan dampak terburuknya adalah mengakibatkan kematian bayi.

3. Infeksi Ibu dan Anak

Air ketuban yang berwarna hijau dan juga keruh bisa membuat ibu dan bayi terkena infeksi. Hal itu dikarenakan air ketuban beracun tersebut bisa menimbulkan bakteri pada tubuh bayi dan juga ibu.

4. Bayi Kekurangan Gula Darah

Jika air ketuban sedikit jumlahnya, janin yang ada di dalam kandungan akan kekurangan gula darah. Jika gula darah sedikit akibatnya adalah ketika dilahirkan bayi tersebut dalam kondisi lemas.

5. Memiliki Kelainan Darah

Janin yang tidak segera dilahirkan dan sudah berusia lebih dari 42 minggu bayi (melebihi perkembangan janin 9 bulan) akan memiliki kelainan darah di dalam tubuhnya.

6. Kelainan Neurologik

Janin yang terlalu lama berada di dalam kandungan bisa membuat bayi tersebut memiliki kelainan neurologik. Kelainan neurologik itu merupakan kelainan yang ada pada sistem syaraf bayi. Syaraf sangat penting di dalam tubuh manusia karena syaraf merupakan  penggerak tubuh manusia dan semua organ manusia dihubungkan dengan syaraf. Kondisi ini juga terjadi pada bayi kuning.

7. Bayi Terhambat Pertumbuhannya

Meski pertumbuhan bayi terus berkembang sampai usia 40 minggu, namun janin yang dibiarkan terlalu lama di dalam kandungan lebih dari 42 minggu bisa membuat perkembangan janin terhambat. Jika plasenta masih dalam keadaan baik tentu pertumbuhan bayi akan terus berlangsung, namun jika plasenta sudah tidak bagus dan fungsinya menurun pertumbuhan bayi justru terhambat di dalam kandungan.

8. Gangguan Gizi

Gangguan gizi bisa terjadi pada janin yang terlalu lama di dalam kandungan. Gangguan gizi terjadi dikarenakan fungsi plasenta sudah menurun. Plasenta merupakan penghubung antara si ibu dan bayi, apa yang dimakan ibu bisa menjadi nutrisi bagi bayinya dengan catatan plasenta masih menjalankan fungsinya dengan baik.

9. Gawat Janin

Gawat janin bisa disebabkan dikarenakan cairan ketuban telah sedikit sehingga, janin itu harus segera dilahirkan. Gawat janin bisa menyebabkan komplikasi pada bayi.

10. Persalinan Beresiko

Janin yang terlalu lama di dalam kandungan bisa menyebabkan ibu akan mengalami komplikasi saat persalinan. Komplikasi saat persalinan membuat persalinan itu beresiko sehingga bisa membahayakan nyawa sang ibu.

11. Ibu Tidak Sadar dengan apa yang Dilakuka

Janin yang sudah teracuni air ketuban bisa berdampak bagi kesehatan ibu. Pernah suatu ketika ada ibu yang memiliki air ketuban yang beracun dan melahirkan dengan operasi caesar. Ibu tersebut menjadi seperti bukan dirinya sendiri, saat di ruang operasi dia melukai dirinya sendiri tanpa sadar. Memang melakukan persalinan lewat dari 42 minggu dengan air ketuban yang beracun bisa membahayakan nyawa ibu dan janin.

12. Membutuhkan Banyak Anestesi

Operasi caesar merupakan solusi bagi ibu yang memiliki kehamilan lebih dari 40 minggu. Fakta menunjukkan bahwa sebelum 42 minggu kondisi plasenta dan air ketuban sudah tidak bagus lagi untuk janin. Ketika ibu harus melahirkan dengan operasi caesar dan kondisi air ketuban sudah beracun karena janin terlalu lama di dalam kandungan, dia akan membutuhkan banyak anestesi.

Anestesi lokal biasanya akan diberikan saat operasi caesar, namun bagi ibu yang sudah terinfeksi air ketuban biasanya akan diberikan bius atau anestesi total agar dia tidak membahayakan dirinya sendiri. Hal itu menunjukkan bahwa ibu tersebut membutuhkan lebih banyak anestesi dibandingkan dengan ibu yang memiliki air ketuban yang masih bagus.

13. Menderita Sakit Pernafasan

Janin atau bayi yang terlalu lama di dalam kandungan beresiko untuk menghirup dan juga menelan mekonium. Jika sudah terhirup dan juga tertelan bayi rentan untuk terkena sakit pernafasan seperti sesak nafas. Bayi yang menderita sesak nafas akan membutuhkan alat bantu pernafasan. Untuk meredakan sesak nafasnya bayi juga membutuhkan penguapan. Kondisi ini juga bisa terjadi karena bahaya bayi minum air ketuban saat lahir.

14. Gangguan Fungsi Paru

Cairan mekonium yang tertelan pada bayi juga menyebabkan bayi mengalami gangguan fungsi paru. Fungsi paru yang terhambat bisa menghambat bayi untuk bernafas.

15. Trauma Persalinan

Janin yang terlalu lama di dalam kandungan akan membawa dampak psikis pada sang ibu. Hal itu dikarenakan sulitnya persalinan dan tingginya komplikasi persalinan. Akibatnya ibu akan mengalami trauma untuk mengalami proses kehamilan, kemudian melahirkan kembali.

16. Kelainan Palsi Serebral

Mungkin ibu sedikit asing dengan istilah palsi serebral. Palsi serebral merupakan suatu kondisi medis dimana syaraf motorik janin terganggu. Akibatnya janin akan terlambat untuk merespons sesuatu karena motoriknya terganggu. Palsi serebral juga akan menganggu otak besar maupun kecil pada janin. Jika sudah menyerang otak bisa dipastikan jika syaraf-syaraf yang berpusat pada otak juga akan mengalami gangguan.

17. Lapisan Lemak Hilang

Dampak buruk lainnya janin yang terlalu lama di kandungan adalah janin tidak akan memiliki lapisan lemak. Jika lapisan lemak hilang elastisitas kulit bayi tidak akan terjaga. Akibat lainnya adalah bayi cenderung memiliki kulit yang kering, kulit menjadi pecah-pecah, memiliki kulit mengkerut seperti kulit orang tua dan juga mudah mengelupas oleh kukunya sendiri.

Pencegahan Agar Janin Tidak Lahir Terlalu Lama

Bagi ibu yang sedang hamil tidak perlu khawatir dengan hal-hal tersebut asalkan ibu tahu bagaimana cara mencegah agar tidak mengalami kehamilan lewat dari 42 minggu. Berikut ini cara mencegah bahaya janin terlalu lama di kandungan yang efektif dan efisien :

1. Perhatikan Tanggal Terakhir Haid” state=”opened

Hal pertama yang bisa digunakan untuk mencegah bahayakehamilan yang terlalu lama adalah dengan memperhatikan tanggal terakhir haid. Jangan menyepelekan tanggal terakhir haid, sebab saat cek kehamilan pertama kali pihak medis akan menanyakan tanggal tersebut. Tidak hanya itu saja, tanggal terakhir haid juga menjadi penentu kapan tanda akan melahirkan. Jika memprediksi tanggal terakhir haidnya saja salah atau meleset tentu tanggal kelahiran juga akan ikut meleset. Yang ditakutkan adalah jika tanggal melahirkannya terlalu lama meleset dari tanggal kelahiran yang semestinya apabila ibu salah memprediksi tanggal terakhir haid.

2. Jangan Malas Kontrol Kehamilan

Meski anjuran kontrol kehamilan sebanyak 4 kali selama hamil namun, tidak ada salahnya jika ibu rutin melakukan kontrol kehamilan. Berikut ini adalah jadwal kontrol kehamilan yang baik dan juga alasan pentingnya kontrol kehamilan :

  • Saat trimester awal sampai dengan usia 28 minggu kehamilan (perkembangan janin 7 bulan) ada baiknya ibu selalu mengontrolkan kehamilannya tiap sebulan sekali.
  • Usia kandungan di atas 28 minggu ibu melakukan kontrol kehamilan setiap dua minggu sekali.
  • Saat mendekati persalinan ibu sebaiknya melakukan kontrol kehamilan seminggu sekali.
  • Kontrol kehamilan ini sangat bermanfaat untuk melihat kondisi plasenta, kondisi air ketuban, posisi bayi apakah sudah mapan atau belum dan juga menghitung detak jantung janin.
  • Selain janinnya yang dikontrol, kesehatan ibu pun juga akan dikontrol. Misalnya saja medis akan mengukur tensi ibu. Tensi yang terlalu tinggi dan juga terlalu rendah bisa berbahaya bagi persalinan dan juga kehamilan. Hipertensi dalam kehamilan bisa membuat ibu terkena pre eklamsia.
  • Berat badan ibu akan terus dipantau sebab, bahaya obesitas bagi ibu hamil tidak bagus hingga masa persalinan.
  • Dilakukannya pemeriksaan kadar hb / sel darah merah di dalam tubuh ibu apakah sudah mencukupi atau belum. Hb yang terlalu rendah bisa mengakibatkan ibu mengalami anemia serta pendarahan sewaktu melahirkan.
  • Bagi ibu yang memiliki penyakit seperti diabetes dan berbagai macam keluhan medis lainnya akan lebih terpantau kesehatan janin dan kesehatan ibu itu sendiri jika rutin melakukan kontrol kehamilan.
  • Berat badan bayi di dalam kandungan akan lebih terpantau berkat bantuan alat USG.

3. Pemeriksaan dengan USG

Langkah ini juga penting dilakukan oleh ibu yang sedang hamil. Ketika mendekati persalinan sebaiknya ibu  memilih memeriksakan kandungannya dengan manfaat USG kehamilan. Alasannya adalah kondisi air ketuban, plasenta dan kondisi yang lainnya hanya bisa terpantau menggunakan USG. Saat mendekati persalinan, pemeriksaan dengan rabaan tangan saja tidak cukup untuk melihat kondisi janin yang ada di dalam kandungan.

Teknologi kedokteran yang maju dan berkembang menemukan fakta tentang berbagai macam bahaya janin terlalu lama di kandungan. Jika dulu bahaya-bahaya tersebut belum diketahui memang wajar saja, sebab teknologi yang digunakan belum secanggih sekarang. Teknologi yang berkembang di dunia kedokteran saat ini memutuskan jika bayi berada di dalam kandungan tidak boleh lebih dari usia 42 minggu, sebab akan membahayakan bagi janin dan ibu. Langkah pencegahan dapat dilakukan untuk menimalisir resiko kondisi ini.

fbWhatsappTwitterLinkedIn