Di dalam kandungan, ibu tidak pernah tahu apa saja yang bisa menimpa pada janinnya. Kondisi-kondisi darurat yang bisa saja terjadi pada janin di dalam rahim adalah janin kekurangan oksigen. Oksigen merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia, termasuk bagi janin. Tanpa adanya oksigen, manusia bisa kekurangan udara. Jika kekurangan udara manusia bisa lemas kemudian meninggal begitu pula dengan janin.
Kondisi janin yang berada di dalam kandungan dan kekurangan oksigen sering tidak terpantau oleh ibu. Berbeda halnya dengan bayi yang telah dilahirkan di dunia, kekurangan oksigen lebih mudah terdeteksi dibandingkan dengan janin yang ada di dalam kandungan. Semua ibu tentu ingin janin yang dikandungnya terlahir dengan selamat. Oleh sebab itu, agar terhindar dari janin meninggal di dalam kandungan pihak ibu tahu apa saja yang bisa menjadi penyebab janin kekurangan oksigen.
Ciri Janin Kekurangan Oksigen
Mengetahui ciri-ciri janin kekurangan oksigen di dalam kandungan lebih sulit dibandingkan dengan mengetahui bayi lahir dengan kekurangan oksigen. Namun ada satu ciri yang menjadi pertanda janin kekurangan oksigen. Ciri tersebut adalah gerakan bayi berkurang. Banyak yang menyebabkan perkembangan janin gerakannya menjadi berkurang salah satunya adalah kekurangan oksigen di dalam kandungan.
Banyak hal yang menjadi penyebab janin kekurangan oksigen. Berikut ini hal-hal yang bisa menyebabkan janin kekurangan oksigen :
1. Menderita Penyakit
Ibu yang saat hamil menderita penyakit tertentu bisa menyebabkan janin yang ada di dalam kandungan mengalami kekurangan oksigen. Penyakit yang bisa memicu janin yang ada di dalam kandungan kekurangan oksigen adalah gagalnya fungsi jantung, hipertensi dalam kehamilan dan penyakit DM atau diabetes mellitus. Semua penyakit tersebut bisa menjadi penyebab komplikasi kehamilan, komplikasi kehamilan itu salah satunya adalah janin kekurangan oksigen di dalam kandungan.
2. Rutin Mengkonsumsi Obat
Obat anti depresi, obat tidur dan juga obat penenang yang dikonsumsi saat hamil bisa menjadi penyebab bayi kekurangan oksigen di dalam kandungan. Memang saat hamil banyak perubahan yang akan dialami oleh ibu, perubahan mood dan perubahan kondisi psikis membuat ibu sering depresi bahkan juga stress. Namun kondisi tersebut bukan menjadi alasan yang membuat seorang ibu mengkonsumsi obat anti depresi. Obat penenang dan juga obat tidur.
Hal itu dikarenakan obat-obat tersebut menjadi penyebab janin di dalam kandungan kekurangan oksigen. Untuk mengurangi efek stress dan depresi saat hamil ibu bisa berkonsultasi dengan dokter atau bidan. (Baca juga : aktivitas berbahaya untuk ibu hamil)
3. Jeleknya Plasenta
Plasenta memang akan menua saat usia kehamilan telah matang. Namun ada pula plasenta yang bisa rusak sebelum usia kehamilan matang. Banyak hal yang bisa menyebabkan kondisi plasenta menjadi seperti itu. Jika plasenta sudah seperti itu, kondisi janin yang ada di dalam kandungan menjadi mengkhawatirkan. Plasenta merupakan perantara antara ibu dan janin yang ada di dalam kandungan untuk berbagi oksigen, berbagai makanan gizi ibu hamill dan juga berbagi aliran darah. Jika plasenta sudah menua maka plasenta tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik sehingga kondisi janin di dalam kandungan bisa kekurangan itu semua.
4. Terbentuknya Simpul Tali Pusat
Bayi yang aktif dan suka bergerak di dalam rahim bisa menyebabkan terbentuknya simpul tali pusat. Jika tali pusat sudah membentuk simpul janin di dalam kandungan bisa terlilit dengan tali pusat seluruh tubuhnya. Terlilitnya tali pusat di tubuh rahim bisa menyebabkan janin kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen jangan dianggap remeh sebab bisa menyebabkan janin meninggal di dalam kandungan.
5. Tercekik Tali Pusat
Janin yang meninggal di dalam kandungan salah satu penyebabnya adalah janin di dalam kandungan lehernya tercekik dengan tali pusat bayi. Gerakan janin yang aktif di dalam rahim bisa menyebabkan posisinya tercekik dengan tali pusat. Jika kondisi tersebut dibiarkan secara terus menerus, janin di dalam kandungan bisa kekurangan pasokan oksigen, hingga mengharuskan operasi caesar secepatnya.
6. Ketuban Pecah Dini
Air ketuban yang pecah sebelum persalinan menjadi salah satu penyebab janin di dalam kandungan kekurangan oksigen. Cairan ketuban tersebut merupakan pelindung bayi dari infeksi. Jika air ketuban pecah sebelum 40 minggu bisa menyebabkan komplikasi kehamilan, salah satunya adalah janin lemas di dalam kandungan karena kekurangan oksigen.
7. Air Ketuban Merembes
Meskipun belum pecah, air ketuban yang merembes setiap hari bisa menyebabkan air ketuban sedikit di dalam rahim. Cairan ketuban yang sedikit di dalam rahim bisa menyebabkan janin kekurangan oksigen dan kondisi tubuhnya menjadi lemas.
8. Kelahiran yang Terlalu Lama
Jika ibu mengalami kelahiran yang terlalu lama, janin bisa mengalami lemas di dalam kandungan dan kekurangan oksigen. Ibu sudah merasakan tanda-tanda akan melahirkan sampai berhari-hari bisa membuat janin di dalam kandungan bisa kekurangan oksigen. Oleh sebab itu, pihak medis akan membatasi waktu kelahiran. Jika sampai dengan waktu yang ditentukan janin tidak kunjung lahir medis akan mengambil tindakan berupa operasi caesar. Janin juga bisa stress di dalam kandungan karena proses persalinan yang lama. Kelahiran yang lama ini dipicu dengan pembukaan yang terhenti, pembukaan yang tidak bertambah dan juga kondisi-kondisi lainnya.
9. Ibu Perokok
Bayi yang berada di dalam rahim ibu seorang perokok bisa menyebabkan berbagai macam komplikasi pada kehamilan. Komplikasi tersebut salah satunya adalah menyebabkan janin di dalam rahim menjadi kekurangan oksigen. Bahaya asap rokok yang di hisap oleh ibu juga akan masuk ke tubuh janin sehingga janin bisa mengalami gangguan paru-paru , gangguan jantung dan masih banyak lagi lainnya. Bahaya merokok saat hamil menjadi penyebab bayi di dalam kandungan kekurangan oksigen, karena rokok mengandung nikotin dan karbon monoksida yang berbahaya bagi organ pernafasan. Zat berbahaya rokok tersebut bisa mengalir ke tubuh janin melalui tali pusat.
10. Polusi Udara
Ibu yang sedang hamil dan sering bepergian keluar rumah ada baiknya selalu menggunakan masker. Masker tersebut bisa digunakan untuk menghindari paparan langsung polusi udara ke hidung. Bahaya polusi udara untuk ibu hamil ada di sekitarnya. Polusi udara itu disebabkan oleh asap industri, kendaraan bermotor dan juga debu. Polusi udara tersebut bisa berdampak buruk bagi kesehatan ibu dan janin yang ada di dalam kandungan. Jika polusi itu masuk ke dalam hidung, polusi itu bisa masuk ke dalam tubuh janin melalui aliran darah ibu.
Hal tersebut juga bisa mengakibatkan batuk saat hamil. Akibatnya adalah bayi bisa terganggu paru-parunya sama halnya dengan orang dewasa. Jika sudah begitu, janin yang ada di dalam kandungan bisa terkena gangguan pernafasan dan juga kekurangan oksigen.
Pencegahan Janin Kekurangan Oksigen
Janin yang kekurangan oksigen tidak boleh disepelekan sebab bisa berakibat fatal berupa kematian janin. Tentu ibu tidak ingin hal tersebut terjadi bukan?. Kekurangan oksigen pada janin bisa dicegah bila ibu tahu caranya. Berikut ini pencegahan yang bisa dilakukan oleh ibu agar janin tidak kekurangan oksigen :
Hidup Sehat” state=”opened
Hidup sehat memang sulit, namun hidup sehat harus dilakukan agar janin yang ada di dalam kandungan selalu dalam kondisi sehat. Janin yang sehat merupakan impian bagi setiap ibu. Untuk memiliki janin yang sehat ibu harus bersakit-sakit dahulu baru bersenang-senang kemudian. Bersakit-sakit itu bisa dilakukan dengan tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang, tidak mengkonsumsi bahaya alkohol dan tentunya tidak merokok.
Jika ibu mampu menahan untuk tidak melakukan itu, ibu sendiri yang akan menerima hasilnya. Hasilnya adalah janin yang sehat dan selamat sampai waktunya dilahirkan.
Hindari Polusi
Ibu yang aktif berada di luar ruangan diharapkan untuk menghindari polusi udara sebisa mungkin. Caranya adalah dengan menggunakan masker yang benar. Masker yang benar ada di apotek. Jangan menggunakan masker yang bagus ditampilannya saja, sebab masker tersebut adalah masker yang salah. Masker yang benar juga hanya layak sekali pakai saja. Dengan menggunakan masker, ibu bisa meminimalisir jumlah polusi udara yang masuk ke dalam organ pernafasan. (Baca juga : cara menjaga kehamilan agar tetap sehat)
Memeriksakan Kondisi Kesehatan
Sebelum terjadinya kehamilan disarankan bagi ibu untuk melakukan pengecekan kondisi kesehatannya. Ibu sebaiknya melakukan cek organ reproduksinya terutama rahim dan juga penyakit yang mungkin diderita oleh ibu. Jika riwayat keluarga ada yang mengalami diabetes, ibu bisa mengecek kadar gula darah di dalam tubuhnya. Hal itu bermanfaat untuk mengontrol gula darah di dalam tubuh, gula darah terlalu tinggi pemicu munculnya diabetes. Kondisi tubuh yang tidak bagus bisa menjadi penyebab berbagai macam komplikasi masalah kehamilan.
Kenali Kondisi Gawat Janin
Saat hamil ibu tidak boleh menjadi seseorang yang cuek, jika dia menjadi orang yang cuek ibu tersebut bisa terkena gangguan kehamilan tanpa dia sadari. Ibu harus paham dengan diirnya sendiri, jika ada sesuatu hal yang tidak biasa terjadi pada dirinya ibu akan segera tahu. Ibu yang cuek tidak akan memahami dirinya dengan baik, sehingga jika ada kondisi gawat janin dia tidak akan tahu. Salah satu tanda gawat janin yang perlu ibu ketahui adalah ciri ciri air ketuban pecah atau merembes.
Hindari Stress
Ibu yang bisa mengorganisir stress yang dimilikinya cenderung terhindar dari berbagai macam masalah kehamilan salah satunya adalah penyebab janin kekurangan oksigen. Hal itu dikarenakan saat ibu bisa mengorganisir dan meminimalisir stress yang dimilikinya ibu akan terhindar dari penggunaan obat penenang, obat tidur dan juga obat anti depresan. Tak hanya itu saja, jika ibu stress janin yang ada di dalam kandungan pun bisa stress. Stress merupakan larangan ibu hamil yang sangat tidak bagus untuk janin itu sendiri.
Gerakan Janin
Gerakan janin merupakan parameter bagi kesehatan janin yang ada di dalam kandungan. Oleh sebab itulah ibu perlu mengetahui kapan janin sedikit bergerak atau bahkan tidak bergerak sama sekali. Bagi ibu yang baru hamil anak pertama, mendeteksi gerakan janin memang tidak mudah. Ibu yang hamil anak pertama juga menganggap bahwa bayi yang tidak bergerak di dalam kandungan adalah hal normal padahal anggapan itu salah.
Ibu yang sedang hamil bisa menghitung gerakan janin satu jam sekali. Biasanya janin akan bergerak 1-2 gerakan per jamnya. Ibu patut curiga jika bayi yang awalnya sering bergerak tiba-tiba gerakannya menjadi sedikit dan hilang sama sekali. Ketika menyadari hal tersebut ibu harus segera memeriksakan kandungannya.
Untuk mengatasi janin yang kekurangan oksigen di dalam kandungan adalah dengan mengeluarkan janin yang ada di dalam rahim tersebut. Pengeluaran janin di dalam rahim bisa dengan cara operasi maupun induksi. Jangan sampai janin terlalu lama di dalam kandungan, hal itu dikarenakan terlalu lama di dalam kandungan bisa menyebabkan janin tersebut kehabisan nafas dan akhirnya meninggal.