7 Bahaya Merokok Bagi Janin dalam Kandungan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kita semua tahu bahwa rokok memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan manusia secara umum ataupun bagi ibu hamil. Namun tak sedikit yang mengabaikannya sehingga menunggu sakit terlebih dahulu baru membuat sebagian orang merasa perlu berhenti merokok. Pada perokok biasa, asap rokok bisa menyebabkan berbagai hal misalnya kanker paru-paru dan impotensi. Dua penyakit tersebut tentu cukup berbahaya.

Nah, pada ibu hamil yang merokok maka bahaya bisa bertambah dua kali lipat karena tidak hanya akan menyerang sang ibu, namun juga akan ikut menyerang sang janin yang dikandungnya. Merokok selama hamil dapat berefek pada kesehatan bayi sebelum, selama, dan setelah bayi tersebut lahir. Nicotine yang merupakan kandungan addictive dalam rokok. Ada juga karbon monoksida dan beberapa racun di dalam rokok dapat masuk melalui aliran darah dan masuk langsung ke janin yang sedang dikandung.

Beberapa bahaya merokok bagi janin yang bisa terjadi selama kehamilan antara lain :

1. Menurunkan jumlah oksigen

oksigen dibutuhkan untuk sang ibu dan janin yang tumbuh di dalamnya. Oksigen sangat diperlukan dalam tubuh baik bagi dewasa ataupun bagi janin dalam kandungan. Kekurangan oksigen dapat menyebabkan kesehatan dan pertumbuhan menjadi terganggu. Bayi sendiri mendapatkan pasokan oksigen dari sang ibu melalui plasenta dan umbilical cord.

2. Meningkatkan detak jantung janin

Detak jantung janin bisa bertambah cepat karena efek dari ibu hamil yang merokok. Hal tersebut tentu kurang baik bagi sang janin. Detak jantung normal pada bayi biasanya antara 120 sampai dengan 160 detak jantung per menit selama dalam periode uterus. Ini dapat diukur melalui sonografy dari usia 6 minggu dan akan meningkat sekitar 170 bpm pada minggu ke-10, namun turun kembali ke sekitar 130 bpm.

3. Meningkatkan risiko keguguran dan lahir namun meninggal

Merokok pada ibu hamil bisa menyebabkan keguguran. Tentu setiap ibu hamil tidak ingin keguguran dan ingin agar anaknya bisa lahir dengan sehat. Keguguran tersebut bisa terjadi karena janin tidak tumbuh dengan semestinya dan bisa disebabkan oleh ibu yang merokok ataupun asap rokok. Jadi seharusnya jika menginginkan bayinya lahir sehat maka ibu hamil harus menjauhi rokok dan asap rokok.

4. Meningkatkan risiko bayi lahir secara prematur dan lahir dengan berat badan yang rendah

Merokok bisa menyebabkan seorang ibu hamil melahirkan lebih cepat atau prematur. Bayi yang lahir prematur cenderung lebih lemah dan lebih mudah terinfeksi penyakit. Walaupun banyak juga yang dapat tumbuh sehat namun di awal-awal perlu penanganan khusus agar bayi dapat terus hidup dan sehat.

Merokok juga bisa menyebabkan bayi memiliki berat badan yang rendah. Bayi dengan berat badan yang lemah juga memiliki risiko yang tinggi terhadap beberapa penyakit.

5. Meningkatkan risiko bayi menderita masalah pernapasan atau paru-paru

Merokok juga bisa meningkatkan risiko gangguan pernapasan baik itu pada orang dewasa ataupun janin yang masih berkembang organ tubuhnya. Mereka bisa mengalami gangguan paru-paru sejak dini jika sang ibu merokok atau sering terpapar asap rokok. Pada orang dewasa kita bisa melihat bahwa perokok bisa menderita kanker paru atau kanker pada tenggorokan.

Jika orang dewasa bisa mengalami hal separah itu maka janin juga berisiko untuk memiliki paru-paru yang tidak normal jika sejak dalam janin terpapar oleh asap rokok karena ibunya sendiri merokok. Apa yang ibu hamil makan minum atau hisap akan ikut masuk ke dalam janinnya sehingga sangat berbahaya bagi bayi salah satunya pada sistem pernapasannya.

6. Meningkatkan risiko bayi lahir dalam keadaan cacat

Setiap orang tua tentu tak ingin memiliki anak yang lahir cacat. Kecacatan tersebut akan semakin tinggi risikonya jika sang ibu adalah seorang perokok. Cacat pada bayi bisa berupa organ yang tidak berkembang sempurna, kebutaan, ketulian, dan lain-lain. Keadaan cacat pada anak dapat berdampak pada psikologi mereka dan orang tuanya.

Jika orang tua belum siap menerima anak yang cacat maka dampaknya bisa buruk bagi anak. Oleh karena ini ibu hamil sebaiknya berpikir panjang demi kesehatan dirinya sendiri dan janin yang dikandungnya.

7. Meningkatkan risiko Sudden Infant Death Syndrome

Risiko kematian bayi atau janin akan semakin meninggi jika sang ibu belum bisa meninggalkan kebiasaannya dalam merokok. Sudden Infant Death Syndrome sendiri merupakan kematian yang tak bisa dijelaskan, biasanya terjadi selama tidur, atau bayi yang terlihat sehat kurang dari satu tahun. Meskipun penyebabnya tidak diketahui, SIDS mungkin terjadi karena ketidaknormalan porsi dari otak bayi yang mengendalikan pernapasan dan terbangun dari tidur.

Semakin banyak rokok yang dihisap setiap harinya maka semakin tinggi kesempatan sang bayi menderita masalah kesehatan tersebut. Tidak ada tingkat keamanan dari bahaya merokok bagi janin selama kehamilan.

Perokok Pasif

Lalu bagaimana dengan perokok pasif yang sedang hamil? Ibu hamil yang sering menghirup asap rokok memiliki tingkat bahaya yang juga tinggi. Asap rokok yang dihirup perokok pasif mengandung komponen yang lebih berbahaya, antara lain tar, karbon monoksida, nikotin, dan lain-lain. Ini lebih berbahaya daripada asap yang dihirup oleh perokok aktif.

Bahaya yang bisa menyerang antara lain keguguran, tubal pregnancy, bayi lahir dengan berat kurang, dan komplikasi lainnya selama kehamilan. Bayi dan anak-anak yang menghirup asap rokok dapat menderita asma, alergi, gangguan paru-paru, dan infeksi telinga. Asap rokok yang dihirup perokok pasif yang hamil juga akan meningkatkan risiko Sudden Infant Death Syndrome (SIDS). Ini mirip dengan yang risiko yang menghadapi ibu perokok. Jadi ibu hamil sebaiknya menghindari menjadi perokok pasif. Caranya yaitu menjauh dari tempat-tempat orang yang merokok. Jika ada suami atau keluarga yang merokok maka mintalah untuk tidak merokok di dalam rumah.

Bagaimana cara berhenti merokok sebelum atau selama kehamilan ?

Ada beberapa program berhenti merokok yang dapat membantu perokok tidak merokok lagi. Berikut ini beberapa tips yang dapat membantu untuk menghentikan kebiasaan merokok :

  • Sembunyikan benda yang berhubungan dengan rokok atau dipakai untuk merokok misalnya pemantik api gas, korek api, asbak, tempat rokok dan rokok itu sendiri.
  • Mendesain rumah sebagai area non-smoking
  • Tanyalah pada orang yang merokok untuk tidak merokok di dekat kita.
  • Kurangi konsumsi minuman yang berkafein, kafein bisa menstimulasi kita untuk merokok. Juga hindari alcohol yang meningkatkan keinginan untuk merokok dan dapat berbahaya bagi janin.
  • Ubahlah kebiasaan yang berhubungan dengan merokok. Jika terbiasa merokok saat berkendara atau merasa stress, cobalah aktivitas lainnya untuk mengganti kegiatan merokok tersebut. Misalnya saja dengan makan permen atau menggeluti hobi baru seperti membaca buku, membuat kerajinan, memasak, dan lain-lain.
  • Simpan mints atau perpem karet yang sugarless saat berpergian atau saat mungkin akan berkeinginan merokok.
  • Tetaplah aktif untuk menjaga pikiran jauh dari merokok seperti berolahraga atau menggeluti hobi yang baru.
  • Carilah pendukung dari orang lain, misalnya keluarga yang selalu mengingatkan atau kelompok pendukung.
  • Jangan pergi ke tempat banyak orang merokok seperti bar atau klub dan ruang merokok di restoran.

Menjadi seorang ibu hamil memang perlu bertanggung jawab tidak hanya pada kesehatan dirinya sendiri namun juga kesehatan janin. Jadi ibu hamil yang tetap merokok sama artinya dengan mencelakakan dirinya sendiri dan sang janin. Ada banyak hal buruk yang bisa terjadi pada janin jika sang ibu merokok.

Gaya hidup yang buruk lainnya seperti minum minuman beralkohol ataupun makan makanan berlemak terlalu banyak, juga dapat berpengaruh pada kesehatan janin. Ibu hamil sebaiknya menjaga kesehatan mereka dengan cara menjauhi asap rokok. Tidak minum alkohol dan menerapkan gaya hidup sehat, seperti makan makanan yang bergizi, istirahat yang cukup, dan menjaga kebugaran tubuh.

Sejumlah kondisi kesehatan yang perlu diwaspadai saat kehamilan :

fbWhatsappTwitterLinkedIn