Campak atau rubella merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus campak golongan Paramixovirus. Campak bisa menyerang siapa saja; anak-anak, dewasa, termasuk ibu hamil. Jika penyakit ini sampai menular pada ibu hamil, akan sangat berbahaya terutama pada perkembangan janin.
Tanda dan Gejala
Ibu hamil yang menderita campak umumnya mengalami gangguan kehamilan dengan gejala sama seperti gejala campak pada umumnya, yakni:
- Gejala Awal – Biasanya muncul 10-12 hari setelah terutular virus. Demam saat hamil disertai mata memerah dan berair, mata sensitif pada cahaya, batuk kering dan pilek, serta diare, dan sakit tenggorokan. Disertai gejala lainnya seperti pusing, lelah, nyeri sendi, atau pembengkakan kelenjar getah bening (umumnya pada bagian belakang telinga atau leher).
- Demam Turun – Setelah demam turun, muncul bintil-bintil merah dengan bagian putih di tengahnya di sekitar mulut. Dalam beberapa hari kemudian, bintil itu akan hilang dan meninggalkan ruam merah pada kulit dan akhirnya menyebar ke seluruh tubuh. Meski tidak gatal, ruam-ruam ini akan mengganggu ibu hamil karena kulitnya yang sensitif.
- Demam Kembali Meningkat – Suhu tubuh kembali meningkat bersamaan dengan munculnya ruam merah. Gejala seperti batuk, pilek, diare, sakit tenggorokan, pusing, lelah, dan nyeri sendi akan turut bertambah parah. Namun, seiring bertambahnya waktu keadaan ini akan mereda sendirinya sekitar 3-4 hari setelah penyebaran bercak merah.
Diagnosa Penyakit
Air liur akan diperiksa di laboraorium untuk mendeteksi keberadaan antibodi rubella dan memastikan ruam kemerahan yang muncul di tubuh ibu adalah campak. Keberadaan Antibodi Ig M menunjukkan bahwa ibu sedang mengidap campak, sedangkan antibodi Ig G berarti ibu sudah pernah terkena campak atau sudah mendapat vaksinasi. Pada ibu hamil berisiko tinggi, tes dilakukan menggunakan sampel darah ibu. jika ibu hamil terdiagnosa mengidap campak, petugas kesehatan akan melanjutkan pemeriksaan ke tahap selanjutnya dengan USG atau amniosintesis (pemeriksaan pada air ketuban) untuk mendeteksi kemungkinan dampak/kelainan pada janin.
Bahaya
Campak memang tidak begitu berbahaya bagi ibu hamil namun sebaliknya, virus ini sangat berbahaya bagi kesehatan janin. Campak pada ibu hamil akan menyebabkan ibu mengalami beberapa sindrom sebagai gejala awal campak.
Gejala awal campak inilah yang harus diwaspadai oleh ibu hamil. Demam atau suhu tubuh yang naik hingga 38-40 derajat Celcius dapat berpengaruh secara langsung pada janin dalam perut ibu. Janin yang masih lemah akan merasakan panas tubuh yang berlebih.
Pada beberapa penelitian campak berisiko tinggi menyebabkan janin mengalami kecacatan seperti:
Insidensi Anomali Congenital
Pada janin sangat tergantung pada waktu terinfeksi. Dampak cacat bawaan yang berat umumnya terjadi jika ibu terinfeksi virus sejak tanda kehamilan awal atau kehamilan muda. Frekuensi kemungkinan cacat bawaan yang akan terjadi jika ibu hamil terinfeksi rubella adalah 50 % pada bulan pertama, 25% pada bulan kedua, 10% pada bulan ketiga dan 4% pada bulan keempat.
Pemaparan pada bulan pertama kehamilan dapat menyebabkan terjadinya malformasi jantung, mata, telinga atau otak. Sedangkan pemaparan yang terjadi pada bulan ke empat dapat mengakibatkan terjadinya infeksi sistemik, retardasi pertumbuhan intrauterin.
Infeksi rubella konginetal dapat menyebabkan Syndrom Rubella Kongenital seperti:
- Pertumbuhan janin terhambat
- Katarak yang dapat terjadi pada satu atau kedua mata
- Kelainan jantung bawaan
- Hilang fungsi pendengaran akibat proses infeksi yang terjadi pada saraf pendengaran
- Radang otak dan selaput otak (meningitis)
Yang paling berbahaya dari ibu yang terjangkit campak adalah janin berisiko mengalami IUFD (Intrauterine Fetal Death) atau janin yang meninggal dalam kandungan.
Pencegahan Campak
Pencegahan yang dapat dilakukan selama ini diantaranya :
Vaksinasi
Vaksin campak umumnya diberikan dalam bentuk kombinasi MMR (Mumps, Measles, Rubella) yang juga menangani gondongan dan campak. Untuk vaksin tunggal, diberikan pada saat perkembangan bayi berusia 9 bulan. Kemudian MMR mulai diberikan pada usia 12-15 bulan dan dosis kedua diberikan umur 4-6 tahun. Vaksin tidak diberikan pada ibu hamil. Karena itu, penting untuk mendapat vaksin sejak dini terutama pada wanita usia reproduksi.
Pemeriksaan Kekebalan Tubuh
Ada baiknya sebelum memutuskan untuk hamil, ibu melakukan pemeriksaan kekebalan tubuh terhadap campak. Jika anti-rubella Ig G Anda positif, artinya sudah pernah terinfeksi atau sudah mendapat vaksinasi. Bagi yang sudah pernah terinfeksi campak tidak akan terinfeksi lagi.
Mencegah Tertular Saat Hamil
Jangan mendekati atau kontak langsung dengan orang yang menderita campak atau memiliki gejalanya.
Pengobatan
Sampai sekarang belum ada obat spesifik untuk mengobati infeksi virus rubella. Pengobatan yang dilakukan selama ini hanya bersifat simptomatis. Sehingga obat yang diberikan biasanya bersifat untuk meringankan gejala yang timbul. Akan tetapi, untuk meringankan gejala dari infeksi campak, Anda bisa melakukan beberapa hal dibawah ini:
- Banyak berisitirahat. Campak umumnya membuat ibu hamil cepat merasa lelah dan sakit persendian. Oleh karena itu beristirahatlah yang cukup dan tidak melakukan pekerjaan yang berat.
- Demam yang merupakan gejala awal infeksi campak bisa menyebabkan ibu kelelahan dan mudah mengalami dehidrasi. Perbanyak minum air putih untuk mengatasi masalah kekurangan cairan ini.
- Berhati-hati dalam mengkonsumsi obat untuk penurun panas dan mengatasi nyeri. Mengkonsumsi parasetamol atau ibuprofen memang bisa menurunkan panas dan meredakan nyeri pada sendi. Tanyakan pada dokter Anda dosis yang sesuai agar tidak terjadi penyalahgunaan obat saat hamil.
Berikut ini sejumlah kondisi yang perlu diwaspadai pada ibu hamil :