Amniocentesis : Pengertian – Metode – Mengapa – Manfaat dan Tips

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Ibu hamil memang memerlukan perawatan yang lengkap. Terlebih untuk ibu hamil yang memiliki resiko tinggi seperti adanya riwayat penyakit genetik dari garis keturunan suami atau istri. Salah satu pemeriksaan medis yang diperlukan yaitu tindakan amniocentesis. Tindakan ini dilakukan untuk mengetahui adanya masalah warisan genetik yang menyebabkan kemungkinan bayi menderita beberapa kelainan atau cacat warisan. Pemeriksaan ini juga bisa membantu dokter untuk menganalisa masalah tanda janin tidak berkembang , janin yang sudah berkembang sempurna , kelainan dan masalah kondisi kesehatan bayi dalam kandungan yang sangat serius.

Metode Pemeriksaan

  1. Pemeriksaan amniocentesis dilakukan ketika kehamilan ibu sudah masuk usia 15 sampai 20 minggu.
  2. Dokter akan menggunakan alat USG untuk membantu mengetahui letak kantung amnion yang pas.
  3. Sebuah jarum suntik akan dimasukkan sampai ke kantung amnion untuk mengambil setidaknya 20 mL cairan amnion.
  4. Prosedur dari mulai persiapan sampai selesai membutuhkan waktu sekitar 45 menit dan pengambilan cairan amnion hanya dalam waktu kurang dari 5 menit.
  5. Cairan amnion yang sudah diambil akan dikirim ke laboratorium untuk mendapatkan pengujian secara menyeluruh.
  6. Pemeriksaan ini akan membantu dokter menarik kesimpulan mengenai kesehatan bayi, masalah genetik yang potensial dan kondisi perkembangan janin yang wajar dan tidak wajar.

Mengapa Perlu Amniocentesis?

  1. Kemungkinan bayi cacat

Jika dokter menemukan fakta atau kecurigaan bahwa kemungkinan ada beberapa penyebab janin cacat sejak dalam kandungan yang harus diketahui sejak awal. Tindakan ini sangat penting untuk membantu orang tua dalam mengambil keputusan. Terkadang dokter juga bisa memberi kesimpulan apakah kehamilan dengan bayi yang cacat ini berbahaya atau tidak. Tindakan aborsi medis akibat gangguan kesehatan janin yang bisa membahayakan ibu juga bisa ditegakkan. Terlebih jika dokter sudah mengetahui ada tanda tanda janin cacat sejak awal kehamilan.

  1. Ibu hamil berusia lebih dari 35 tahun

Memang ada banyak resiko hamil diatas usia 35 tahun yang bisa terjadi pada bayi dalam kandungan dan ibu selama hamil atau setelah melahirkan. Semakin tua usia ketika ibu hamil juga meningkatkan masalah kromosom sehingga bayi dilahirkan dalam kondisi cacat. Ini juga bisa membantu menganalisa dokter apakah ada bahaya pada kehamilan di atas 45 tahun.

  1. Ada faktor kelainan genetik

Ketika ibu hamil memang memiliki riwayat kelainan genetik dalam keluarga maka tes ini juga sangat diperlukan. Berbeda dengan  penyebab kelainan kongenital non genetik maka kelainan genetik bisa dianalisa sejak awal. Ada banyak masalah genetik yang bisa menyebabkan bayi lahir cacat dengan kondisi seperti cerebral palsy pada anak, penyebab down syndrome, sindrom fragile X, patau syndrome pada bayi, sindrom nefrotik pada Anak dan juga sindrom edward pada bayi.

  1. Masalah gangguan kesehatan bayi

Secara tidak sengaja tes ini juga bisa membuat dokter menemukan berbagai masalah kesehatan pada bayi. Misalnya bentuk janin cacat anggota tubuh yang tidak lengkap dan termasuk  penyakit jantung bawaan. Semua masalah ini memang tidak bisa dicegah sejak awal kehamilan ketika sudah terjadi tapi sangat penting untuk diawasi selama hamil sehingga dokter bisa melakukan tindakan segera setelah bayi lahir.

Kapan Amniocentesis Dilakukan?

  1. Trimester kedua

Amniocentesis bisa dilakukan ketika kehamilan sudah masuk ke minggu 14 sampai 20 minggu. Dengan beberapa alasan maka dokter juga bisa melakukan tes ini ketika usia kehamilan baru 11 minggu. Ketika itu dilakukan maka harus melibatkan dokter profesional dan alat medis yang memadai. Terkadang tes ini juga dilakukan untuk menilai kematangan paru-paru ibu.

  1. Trimester ketiga

Tes amniocentesis juga bisa dilakukan ketika kehamilan ibu sudah masuk ke trimester ketiga dengan beberapa alasan dan tujuan. Misalnya jika ibu mengalami masalah ketuban pecah sebelum waktu persalinan, adanya infeksi pada rahim yang berbahaya untuk ibu dan janin, dan adanya masalah anemia atau kasus penyakit rH pada bayi.

Manfaat Amniocentesis

  1. Mengetahui kondisi kromosom

Kondisi kelainan kromosom pada janin bisa menyebabkan sel tubuh yang membawa gen tubuh mengalami masalah. Tes ini juga akan membantu dokter untuk menganalisa beberapa kemungkinan kelainan kromosom, seperti:

  • Down syndrome: kelainan yang akan mempengaruhi fisik anak, perkembangan kondisi mental, perkembangan kemampuan belajar akibat adanya hasil kromosom ekstra atau trisomi 21.
  • Syndrome Edwards: kelainan karena kondisi yang menyebabkan kelainan pada perkembangan fisik dan mental yang parah akibat hasil kromosom esktra. Juga dikenal dengan kelainan trisomi 18.
  • Syndrome Patau: kelainan ini memang sangat jarang tapi bisa memberi dampak yang sangat serius untuk bayi dimana biasanya bayi sulit untuk bertahan lama tanpa bantuan alat penopang hidup. Juga dikenal dengan nama trisomi 13.
  1. Mengetahui adanya gangguan darah

Tes amniocentesis juga penting untuk mengetahui jika memang ada kelainan darah bawaan. Kelainan darah yang terdeteksi seperti:

  • Anemia sel sabit: ini adalah sebuah kelainan dimana sel darah merah yang berfungsi untuk membawa oksigen ke semua bagian tubuh mengalami perubahan bentuk dan struktur yang tidak lengkap. Akibatnya bayi bisa mengalami masalah ini seumur hidup dan membutuhkan perawatan medis.
  • Thalasemia : ini adalah sebuah kondisi yang menyebabkan kemampuan tubuh untuk membuat sel darah merah tidak ada. Kemungkinan anak akan hidup dengan bantuan transfusi darah seumur hidup yang bisa memicu komplikasi penyakit lain.
  • Hemofilia: dimana anak akan memiliki masalah untuk sistem pembekuan darah sehingga darah sulit membeku ketika terluka.
  1. Kondisi cacat tabung syaraf

Tes amniocentesis juga bisa memeriksa adanya kemungkinan cacat tabung syaraf atau spina bifida. Tabung syaraf merupakan sebuah bagian dimana terdiri dari struktur jaringan ketika embrio tumbuh pertama kali. Kemudian perkembangan selama itu bisa membuat tabung syaraf terbentuk sempurna termasuk untuk bagian tulang belakang dan sistem syaraf yang normal. Kelainan pada tabung syaraf bisa menyebabkan penyakit seperti spina bifida dimana kelainan ini akan menyebabkan bayi lumpuh, tidak mampu pada tungkai bawah dan kesulitan untuk belajar secara normal.

  1. Memeriksa gangguan Musculoskeletal

Tes ini juga bisa memeriksa adanya gangguan musculoskeletal dimana ini bisa mempengaruhi sistem tulang dan otot. Kelainan seperti distrofi otot bisa menyebabkan otot melemah secara perlahan dan meningkatkan resiko cacat seumur hidup.

Amniosentesis juga dapat digunakan untuk mendiagnosis kondisi yang mempengaruhi sistem muskuloskeletal (tulang dan otot Anda), seperti distrofi otot. Muscular dystrophy adalah kondisi yang mewarisi yang menyebabkan otot melemah secara perlahan, sehingga tingkat kecacatan meningkat.

Resiko Untuk Ibu dan Bayi

  1. Resiko keguguran

Memang tes amniocentesis sudah ditegaskan sangat aman namun tes ini ternyata juga bisa menyebabkan efek samping seperti keguguran. Resiko ini bisa terjadi ketika ada infeksi yang menyebar pada rahim akibat jarum yang menusuk kantung amnion. Keguguran juga disebabkan karena adanya air ketuban yang pecah atau merembes setelah prosedur.

  1. Jarum menyentuh bayi

Jarum untuk prosedur tes hanya akan mencapai kantung amnion. Namun beberapa prosedur yang dilakukan kurang baik bisa menyebabkan jarum mengenai bayi dan ini bisa menyebabkan ibu merasa sakit berlebihan saat tes. Kemudian jarum yang menusuk lapisan kulit mulai sampai ke rahim dan kantung amnion juga bisa membuat ibu merasa lebih sakit.

  1. Efek samping setelah tes

Setelah prosedur tes selesai maka ibu bisa merasa tidak nyaman. Beberapa efek samping yang paling sering terjadi adalah kram pada perut yang tidak nyaman, air ketuban merembes, iritasi pada lokasi tusukan jarum, dan rasa tidak nyaman pada kandungan. Jika efek samping ini tidak hilang dalam waktu 1 hari maka segera hubungi dokter Anda kembali.

Tips Tes Amniocentesis Atau Tidak

  1. Tes bisa membantu Anda untuk mengetahui jika janin ternyata menderita cacat seperti spina bifida atau tidak. Jika iya maka bisa dilakukan langkah perawatan semenjak bayi masih dalam kandungan.
  2. Membantu ibu untuk mengetahui jika akan melahirkan anak berkebutuhan khusus maka orang tua bisa menyiapkan semua kebutuhan dan prosedur medis yang diperlukan untuk anak.
  3. Orang tua mungkin tidak mau melakukan tes ini karena hasil yang mungkin tidak seperti yang diharapkan. Jadi orang tua merasa sangat takut untuk tahu hasil tes nya dan kemungkinan bisa menyebabkan ibu hamil tertekan dan depresi.

Inilah semua penjelasan mengenai prosedur tes amniocentesis yang sangat penting untuk ibu hamil. Prosedur medis ini bisa diperlukan atau tidak sama sekali sehingga cobalah untuk terus berkomunikasi dengan dokter mengenai tes ini.

fbWhatsappTwitterLinkedIn