Batuk merupakan salah satu kondisi kesehatan yang pernah dialami oleh semua orang. Batuk pada dasarnya merupakan respon alami yang tubuh lakukan sebagai sistem pertahanan pada saluran nafas jika terdapat gangguan. Respon ini umumnya untuk membersihkan lendir dan bahan iritan seperti asap atau debu dari lingkungan agar keluar dari sistem pernafasan. (baca juga: Cara Mengatasi Sesak Nafas Saat Hamil , bahaya alergi pada ibu hamil)
Walaupun begitu batuk bukan hal yang dapat disepelekan terutama bagi ibu hamil. Batuk sendiri akan meningkatkan tekanan intra abdomen yang akan mendesak janin yang mampu menyebabkan gangguan pada janin. Bahaya batuk terhadap janin bisa berakibat fatal seperti keguguran, oleh karena itu batuk tidak bisa disepelekan. Untuk lebih lengkap mengenai bahaya batuk terhadap ibu hamil baca artikel “Bahaya Batuk Bagi Ibu Hamil”
Penyebab Batuk
Ada beberapa penyebab batuk yaitu
- Infeksi saluran nafas akut: umumnya oleh virus dan bisa sembuh sendiri
- Penyakit kronis seperti asma, PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis), Bronkitis kronis
- Rinitis alergi
- Obat-obatan: obat hipertensi atau penyakit jantung
- Rokok
- Penyakit asam lambung
(baca juga: Bahaya Merokok Bagi Janin Dalam Kandungan – Bahaya Merokok Saat Hamil)
FDA Pregnancy Categories
Sebelum berbicara tentang obat batuk, untuk menentukan keamanan suatu obat pada ibu hamil umumnya kita menggunakan standar yang telah ditetapkan yaitu FDA Pregnancy Categories. Secara umum ada 5 kategori yaitu
- Kategori A
Penelitan pada manusia menyatakan tidak ada bahaya pada ibu dan janin. Contoh obat: levothyroxine, asam folat. (baca: Manfaat Asam Folat Bagi Ibu Hamil) - Kategori B
Penelitian pada binatang tidak menunjukkan risiko pada janin tapi pada manusia belum ada penelitian yang dilakukan ATAU pada binatang ditemukan risiko pada janin tapi penelitian pada manusia tidak ditemukan risiko. Contoh obat: hydrochlorothiazide, Metformin. (Baca juga: Bahaya Diabetes saat Hamil) - Kategori C
Penelitian pada hewan menunjukan risiko pada janin tapi penelitian pada manusia belum dilakukan, manfaat potensial mungkin lebih besar dari pada risiko. Contoh obat: tramadol, gabapentin (baca juga: penyebab kejang pada anak) - Kategori D
Penelitian pada manusia menunjukkan risiko, tapi manfaat potensial memungkinkan penggunaan pada ibu hamil apabila obat yang digunakan mampu menyelamatkan ibu hamil dari ancaman kematian. Contoh obat: lisinopril, alprazolam (Baca Juga: Akibat Kekurangan Asam Folat pada Ibu Hamil) - Kategori X
Penelitian pada manusia dan hewan menunjukkan risiko pada janin, risiko lebih besar daripada manfaat. Contoh obat: simvastatin, warfarin. (Baca Juga: Akibat Kelebihan Asam Folat pada Ibu Hamil)
Obat Batuk dan Keamanan Bagi Ibu Hamil
Berikut adalah Merk Obat Batuk Untuk Ibu Hamil :
Antitusif
Antitusif merupakan obat yang akan menekan batuk itu sendiri. Antitusif bekerja dengan cara menekan pusat batuk pada otak dan menaikkan ambang rangsang batuk. Contoh obat antitusif ialah dextrometorphan, dan kodein. (baca juga: Asma Saat Hamil – Bahaya Penyakit Asma bagi Ibu Hamil)
1. Dextrometorphan
Berikut ialah informasi mengenai Dextrometorphan
- Dosis: 10 mg setiap 4 jam (6 kali sehari)
- Indikasi: Batuk kering yang menyertai pilek atau flu
- Kontraindikasi: alergi dextrometorphan, batuk kronis atau persisten, gangguan liver
- Efek Samping: Gangguan pencernaan seperti mual dan muntah, pusing, dan mengantuk
- Sedian: tablet, sirup, permen pelega tenggorokan (lozenges)
- Merk dagang: Robitussin, Delsym, DexAlon, Duract, Alpara, Anadex, Antiza, Bodrex Flu dan Batuk PE, Bronchifar, Coldmix, Colfin, Halmezin, Actifed plus Cough Suppressant syr
- FDA pregnancy category: C, sebaiknya dikonsultasikan dahulu kepada dokter
(baca juga: hipertensi dalam kehamilan, Cara Menurunkan Asam Lambung Saat Hamil)
2. Kodein
Berikut adalah informasi mengenai obat Kodein.
- Dosis: 15-30 mg 3-4 kali sehari
- Indikasi: batuk kering
- Kontraindikasi: asma kronis, asma akut, ulcerative colitis, alergi kodein, gangguan liver
- Efek Samping: ketergantungan, mual, muntah, konstipasi, kebingungan, gangguan buang air kecil, sakit kepala, dll
- Sedian: tablet, kapsul, sirup
- Merk dagang: Codipront Cum Expectorant, Codipront, Codikaf
- FDA pregnancy category: C (sebaiknya dikonsultasikan dahulu kepada dokter), D apabila penggunaan jangka panjang
(Baca juga: Asma Saat Hamil , Obat Asma untuk Ibu Hamil)
Ekspektoran
Ekspektoran sendiri membantu mengelurakan mukus dari saluran pernafasan. Contohnya ialah guaifenesin. (Baca juga: Manfaat Madu untuk Ibu Hamil)
3. Guaifenesin
- Dosis: 200-400 mg setiap 4 jam atau 6 kali sehari, dosis maksimal maksimal 2,4 gram atau 2.400 mg per hari
- Indikasi: batuk berdahak
- Kontraindikasi: Alergi guaifenesin
- Efek Samping: mual, muntah, pusing, sakit kepala, reaksi alergi
- Sedian: tablet, kapsul, sirup
- Merk dagang: Benadryl, Mucinex, Duratuss G, Ganidin NR, GG 200 NR, Guaifenesin LA, Liquibid, Muco-fen 1200, Organidin NR, Q-Bid LA, Robitussin, Scot-Tussin
- FDA pregnancy category: C, sebaiknya dikonsultasikan dahulu kepada dokter
(Baca juga: Bahaya Batuk Bagi Ibu Hamil , Obat Batuk untuk Ibu Hamil)
Mukolitik
Obat golongan mukolitik mengurangi kekentalan dahak dan mengeluarkan melalui batuk. Contohnya ialah bromhexine, ambroxol, dan acetylcysteine. (Baca juga: Bahaya Kipas Angin Untuk Ibu Hamil)
4. Bromhexine
Berikut informasi mengenai bromhexine
- Dosis: 8-16 mg 3 kali sehari, diminum setelah makan
- Indikasi: batuk berdahak
- Kontraindikasi: alergi bromhexine, gangguan liver
- Efek Samping: mual, muntah, pusing, berkeringat, diare, reaksi alergi
- Sedian: Tablet dan sirup
- Merk dagang: Bisolvon, Paxirasol, Barkacin, Bromhexin, Vasican, Bisolex, Benadryl Chesty/forte, Movex, Bromex, Solvex, Mucolyte, Bodrex flu dan batuk berdahak, Oskadon batuk rdahak dan flu, Wood’s Peppermint Expectorant, Oskadryl Batu kkBerdahak, OBH itrasal, dll
- FDA pregnancy category: A, Walaupun kategori A lebih baik dicek kembali isi obat apabila pemakaian merk dagang karena ada campuran dengan obat lain seperti anti histamin, antipiretik, atau dekongestan
(Baca juga: Batuk Saat Hamil , Ibu Hamil Batuk Pilek)
5. Ambroxol
Berikut informasi mengenai obat ambroxol
- Dosis: 60-120 mg per hari dibagi 2-3 dosis, diminum setelah makan
- Indikasi: batuk berdahak
- Kontraindikasi:
- Efek Samping: reaksi alergi, mual, muntah.
- Sedian: tablet dan sirup
- Merk dagang: Ambril, Berea, Mucoxol, Mucos, Mukinol, Mucera, Broncozol, Bronkipect, Bronchopront, Brolexan
- FDA pregnancy category: C, sebaiknya dikonsultasikan ke dokter terlebih dahulu.
(Baca Juga: Akibat kekurangan minum air putih bagi ibu hamil , Manfaat air putih bagi ibu hamil)
6. Acetylcysteine
Berikut informasi mengenai Acetylcysteine
- Dosis:
Oral: 600 mg sehari sekali minum atau terbagi 3 dosis
Inhalasi: larutan 10% 6-10 ml 3-4 kali sehari, larutan 20% 3-5 ml 3-4 kali sehari - Indikasi: batuk berdahak
- Kontraindikasi: gangguan liver
- Efek Samping: bronchospasm, angiodema, mual, muntah, demam, pingsan, berkeringat, nyeri sendi, penglihatan kabur, gangguan fungsi liver, dll
- Sedian: tablet, kapsul, obat hirup/inhalasi, obat suntik
- Merk dagang: Acetadote, Fluimucil, Mucomyst, Parvolex
- FDA pregnancy category: B, walaupun kategori FDA tidak ditemukan gangguan janin pada penelitian di hewan sebaiknya dikonsultasikan pada dokter terutama efek sampingnya yang relatif memebahayakan seperti penglihatan kabur
(Baca Juga: Manfaat Jahe untuk Ibu Hamil , Manfaat Jahe Untuk Ibu Menyusui)
Golongan obat berikut ini merupakan obat yang sering ada pada obat batuk dan membantu meringankan gejala batuk itu. Dikarenakan obat ini biasanya sering diberikan bersamaan dengan 3 golongan obat diatas (anti tusif, ekspektoran dan mukolitik) maka infomasi mengenai dosis, sedian, dan merk dagang obat ini tidak terlalu berpengaruh. Informasi obat ini merupakan tambahan yang sebaiknya dipertimbangkan dalam pemilihan.
Dekongestan
Dekongestan merupakan obat yang akan meredakan kongesti nasal atau hidung tersumbat. Obat dekongestan biasanya dikombinasikan dengan antitusif dan anti histamin yang berfungsi untuk mengobati batuk, meredakan batuk dan gatal pada tenggorokan. Contoh obat dekongestan adalah psudoephedrine. (Baca Juga: Manfaat Daun Kemangi bagi Ibu Hamil)
7. Pseudoephedrine
Berikut informasi mengenai psudoephedrin
- Indikasi: hidung tersumbat
- Kontraindikasi: alergi pseudoephedrine, hipertensi berat, gangguan liver
- Efek Samping: nyeri angina, cemas, tremor, insomnia, bingun, mual, muntah, mulut kering.
- FDA pregnancy category: C, dikarenakan obat ini tidak bekerja langsung sebagai pereda batuk sebaiknya dihindari obat batuk yang berisi obat ini.
(Baca Juga: Cara Mencegah Keputihan Pada Wanita , Cara Mengatasi Mimisan Pada Anak)
Anti Histamin
Obat anti histamin umumnya dipakai sebagai obat anti alergi, namun juga bermanfaat mengatasi batuk, obat ini biasa dikombinasikan dengna anti tusif dan dekongestan. Obat anti histamin juga mampu menenangkan penderita batuk sehingga bisa tidur dengan nyenyak. Contoh obat anti histamin ialah diphenhydramine. (Baca juga:Bahaya Makan Gorengan Bagi Ibu Hamil)
8. Diphenhydramine
Berikut informasi mengenai dipenhydramine
- Indikasi: gejala alergi dan flu
- Kontraindikasi:alergi diphenhydramine, gangguan liver
- Efek Samping: mengantuk, pusing, lelah, mulut kering, mual, muntah, insomnia, penglihatan kabur, telinga berdenging
- FDA pregnancy category: B, walaupun kategori B sebaiknya dikonsultasikan ke dokter karena efek samping yang relatif berbahaya
(Baca juga: Bahaya Jeruk Nipis Bagi Ibu Hamil , Manfaat Jeruk untuk Ibu Hamil)
Anti Piretik
Obat anti piretik merupakan obat yang akan mengurangi demam. Obat ini umum dikombinasikan karena demam juga merupakan gejala yang umum menyertai penderita batuk. Contoh obat anti piretik ialah paracetamol. (Baca juga: Obat Batuk Berdahak Anak)
9. Paracetamol
Berikut informasi mengenai paracetamol
- Indikasi: meredakan nyeri dan menurunkan panas
- Kontraindikasi: alergi paracetamol, gangguan liver, gangguan ginjal
- Efek Samping: reaksi alergi, hipotensi, mual, muntah, trombositopenia, leukopenia.
- FDA pregnancy category: B penggunaan oral, C penggunaan intravena
(Baca Juga: Akibat Kelebihan Asam Folat Pada Ibu Hamil , Akibat Kekurangan Asam Folat pada Ibu Hamil)