Asma Saat Hamil – Penyebab, Cara Penanganan dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Asma merupakan salah satu penyakit yang bisa menjangkiti siapa saja termasuk pada ibu hamil. Asma saat hamil, membuat ibu sering merasa sesak akibat gangguan pada paru-paru. Asma di masa kehamilan, bukan hanya tidak baik bagi ibu, namun juga beresiko menganggu kesehatan janinnya. Bagi ibu yang terkena asma sebaiknya lekas memeriksakan kesehatan ibu ke dokter. Ibu  juga disarankan mengonsumsi obat yang dianjurkan dokter sehingga keamanan janin akan meningkat. Ibu hamil yang terkena asma sebaiknya secara rutin memeriksakan kandungan supaya resiko terjadinya komplikasi kesehatan akibat asma tidak terjadi. (Baca Juga: Ciri Kehamilan yang Bermasalah , Hidramnion pada kehamilan)

Bagi ibu hamil yang menderita asma sebaiknya asma tersebut harus terkontrol dengan baik mengingat ibu hamil bukan hanya bernapas untuk dirinya melainkan juga bagi bayi dalam kandungan. Asma saat ibu hamil, sebaiknya terkontrol dengan baik supaya tidak memberi pengaruh buruk bagi kehamilan, masa persalinan serta menyusui. (Baca Juga: Dada Sesak Saat Hamil , Cara Mengatasi Sesak Nafas Saat Hamil)

Untuk menghindari asma, Ibu hamil harus memperhatikan beragam penyebab munculnya penyakit asma seperti udara kotor udara dingin hingga stres. Dalam hal ini ibu hamil juga dituntut untuk lebih peka terhadap gejala asma yang ada seperti:

  • Perubahan pola pernapasan
  • Gejala susah tidur
  • Mudah merasa capek
  • Rasa gatal pada tenggorokan
  • Hidung mampet atau bisa pula hidung meler
  • Lingkaran hitam di bawah mata
  • Suasana mudah berubah-ubah
  • Bersin-bersin
  • Turunnya toleransi pada kegiatan olahraga

Bagi mereka yang memiliki asma dan telah parah, gejala asma biasanya meliputi batuk-batuk , rasa sesak dada dan napas berbunyi ngik-ngik. Penderita asma bisa mengalami gejala tersebut di atas satu persatu atau bisa pula terjadi dalam satu serangan. Tindakan penanganan asma harus segera dilakukan untuk menghindari gejala lanjutan yang lebih parah.

Baca Juga:

Dampak Asma Bagi kesehatan Ibu Hamil

Ada beberapa pengaruh asma terhadap kehamilan terutama jika asma tersebut telah parah seperti:

  • Berakibat terjadinya gangguan oksigen pada janin yang dikandung
  • Vagina ibu mengalami pendarahan
  • Morning sickness (Baca Juga: Cara Mengatasi Morning Sickness , Bahaya Morning Sickness)
  • Persalinan sulit sehingga bayi terlahir dengan prematur
  • Berpengaruh pada berat badan bayi saat kelahiran nanti
  • Naiknya tekanan darah serta protein dalam urin setelah 20 minggu masa kehamilan (Baca Juga: Darah Tinggi pada Ibu Hamil)
  • Tumbuh kembang janin yang terhambat

Penanganan yang tepat bagi ibu yang mengidap asma, sangat diperlukan dan diperhatikan supaya resiko janin mengalami kekurangan pasokan oksigen bisa teratasi. Dalam hal ini sebaiknya ibu hamil menjaga pola hidup yang lebih sehat.

Sekitar 30% dari wanita hamil, mengalami gejala asma yang akan semakin meningkat dan lebih sering kambuh. Sementara itu, 50% dari ibu hamil yang menderita asma memiliki gejala asma yang memburuk sehingga bantuan medis yang mendesak. Ibu hamil yang menderita asma dan menghentikan pengobatannya dapat menyebabkan gejala asma yang lebih buruk. Padahal asma yang parah pada Ibu hamil, beresiko melahirkan bayi dengan berat badan yang rendah. Tidak jarang pula mereka yang memiliki asma berat melahirkan bayi secara prematur dan mengalami persalinan dini. (Baca Juga: Obat Asma untuk Ibu Hamil)

Penyebab

Asma bisa menjangkiti semua orang dengan penyebab yang berbeda satu dengan lainnya. Penyebab pasti dari asma sendiri hingga kini masih belum diketahui. Meski demikian, penyebab asma bisa dibedakan menjadi 2 yakni dari dalam dan dari luar.

Faktor dari dalam:

Faktor dari dalam biasanya disebabkan oleh penyakit turunan. Bukan hanya berasal dari orang tua, namun penyakit asma bisa diwarisi dari kakek atau nenek. Faktor dari dalam atau genetik juga bisa terjadi pada bayi yang dilahirkan dengan saluran pernapasan yang kecil dan tidak normal. Bukan hanya asma, namun faktor genetik ini juga bisa menyebabkan terjadinya penyakit bronkitis.

Faktor dari luar

  • Udara dingin

Faktor dari luar bisa disebabkan oleh dinginnya udara. Sebagai contoh yaitu penggunaan AC. Ruangan yang terlalu dingin akibat AC dapat memicu terjangkitnya penyakit asma. Selain itu berkendara di malam hari saat udara tengah dingin-dinginnya juga bisa menyebabkan asma. Untuk itu disarankan bagi anda yang gemar berkendara di malam hari, sebaiknya menggunakan jaket untuk membantu penderita asma supaya tidak kambuh lagi penyakitnya. (Baca Juga: Efek Samping AC Terhadap Bayi , Bahaya AC bagi Balita)

Ibu hamil juga harus memperhatikan udara yang dihirupnya sehari-hari. Udara kotor yang bercampur dengan debu bisa menyebabkan iritasi untuk kemudian berkembang menjadi infeksi dan memicu terjangkitnya penyakit asma.

  • Makanan dan minuman

Tahukah anda jika makanan dan minuman juga bisa memicu kambuhnya penyakit asma? Bagi mereka yang menderita asma, beberapa jenis makanan seperti makanan yang mengandung MSG, minuman dingin, makanan yang mengandung pengawet merupakan pantangan bagi para penderita asma. (Baca Juga: Bahaya Bakso Bagi Ibu Hamil , Makanan yang Dapat Menyebabkan Keguguran)

  • Lingkungan

Lingkungan menjadi salah satu penyebab penyakit asma. Jika anda merupakan penderita asma, sebaiknya menghindari lingkungan yang berdebu, kotor serta kurang nyaman karena lingkungan yang demikian dapat meningkatkan resiko kambuhnya asma. Bagi ibu hamil yang menderita asma sebaiknya memperhatikan dengan betul lingkungan tempat tinggalnya. Selain itu ada baiknya jika anda menjauhkan diri dari hewan peliharaan yang memiliki bulu-bulu halus atau bahkan boneka dengan bulu halus sekalipun. (Baca Juga: Bahaya Anjing Bagi Ibu Hamil)

Para penderita asma biasanya memiliki indra penciuman yang sensitif terhadap sesuatu. Faktor pemicu asma seperti bulu binatang, udara dingin serta debu bisa membuat saluran pernapasan penderita menyempit dan membuat jalan keluar dan masuknya udara menjadi kurang lega.

Bagi mereka yang menderita asma sebaiknya menghindari aktivitas yang berat serta waspada pada perubahan cuaca. Kebiasaan merokok merupakan pemicu gejala asma yang harus dihindari. Rokok yang membuat asma semakin parah akhirnya bisa berkembang dan menyebabkan kanker paru-paru. Terutama bagi ibu hamil, asma merupakan gejala penyakit yang begitu menganggu sehingga ibu hamil sebaiknya menghindari penyebab asma sebisa mungkin. (Baca Juga: Bahaya Ibu Hamil Angkat Beban Berat)

Cara Penanganan

Ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk melakukan pengobatan pada asma yang tengah diderita seperti:

  • Lakukan chek up

Secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan paru-paru ke dokter merupakan tindakan yang seharusnya dilakukan. Jika dokter atau perawat yang merawat anda lebih dari satu, akan lebih baik jika mereka bisa saling bekerja sama dengan baik sehingga pengobatan anda terjamin. Ibu hamil juga diharuskan mengonsumsi obat yang diresepkan sesuai dengan petunjuk dokter supaya terhindar dari efek samping penggunaan obat. (Baca Juga:  Manfaat USG Kehamilan)

  • Hindari makanan pedas

Banyak orang gemar mengonsumsi makanan pedas karena cita rasanya yang nikmat. Namun tahukah anda jika makanan pedas dapat menyebabkan rasa panas pada perut? Bukan hanya makanan pedas namun makanan asam juga berpotensi menimbulkan rasa panas di area perut. Heartburn pada seseorang terlebih ibu hamil, namun menimbulkan sesak. (Baca Juga: Pantangan Ibu Menyusui)

  • Hindari iritasi yang menjadi penyebab asma

Ibu hamil sebaiknya menghindari apa-apa saja yang dapat yang berpotensial membuat asma mereka kambuh. Ada banyak sekali potensi penyebab asma seperti jamur, debu serta bulu halus seperti bulu binatang yang dapat meningkatkan kambuhnya asma. (Baca Juga: Bahaya Kucing Bagi Ibu Hamil , Bahaya Hepatitis Bagi Ibu Hamil)

Bagi ibu hamil yang ingin terhindar dari sama beragam jenis penyakit yang lain sebaiknya secara rutin mengonsumsi buah apel. Buah apel merupakan salah satu jenis buah sehat yang mengandung flavonoid dimana zat ini bagus bagi kesehatan paru-paru anda. Menjaga pola hidup sehat selama masa kehamilan, akan membantu ibu hamil dalam meminimalisasi resiko bayi terlahir prematur. Selain itu, ibu juga sebaiknya secara rutin memantau janin hingga masa persalinan nantinya. (Baca Juga: Manfaat Buah Apel Hijau Bagi Ibu Hamil , Resiko Bayi Lahir Prematur 7 Bulan)

Pengobatan

Dibandingkan dengan resiko mengkonsumsi obat-obatan asma di kala kehamilan, resiko pada kesehatan janin jauh lebih rendah dibandingkan ibu hamil yang menolak pengobatan. Hingga kini masih belum ditemukan bukti jika mengonsumsi obat asma dapat menimbulkan komplikasi di saat persalinan. Seperti halnya obat inhaler,obat ini telah banyak digunakan oleh ibu hamil dan belum ada gejala komplikasi atas penggunaannya. Meski demikian, ada beberapa obat yang bisa menimbulkan gejala pada bayi namun sangat jarang digunakan dan hanya digunakan bagi mereka yang menderita asma parah. Bagi ibu hamil sebaiknya bertanya pada dokter yang menangani penyakit anda mengenai resiko penggunaan pada tiap jenis obat. (Baca Juga: Obat Asma untuk Ibu Hamil )

Ibu yang mengidap asma biasanya jarang kambuh di kala persalinan, jika pun terjadi, steroid alami dalam tubuh anda akan menjadi tinggi sehingga mampu melindungi anda dari serangan asma. Gejala asma biasanya dapat dikontrol menggunakan obat asma yang biasa dan tidak mempengaruhi persalinan. Namun bagi ibu hamil yang menderita asma sedang hingga berat akan meningkatkan resiko ibu persalinan melalui caesar. Bagi ibu hamil yang menderita asma berat sebaiknya segera konsultasikan pada dokter sehingga asma anda bisa terkontrol dengan baik. (Baca Juga: Bahaya Operasi Caesar Yang ke 4 Kali , Hamil Anak Kedua Setelah Operasi Caesar)

Hingga saat ini obat asma yang paling banyak serta dipercaya untuk meredakan gejala asma yang ada adalah penggunaan inhaler steroid. Penggunaan ingaler dapat digunakan untuk membuka saluran udara sehingga pernapasan akan menjadi lebih lega. Cara ini juga bisa dilakukan menggunakan obat steroid atau bisa pula suntikan.  Penggunaan obat-obatan tertentu diharuskan sesuai dengan aturan dan  dengan dosis yang dianjurkan serta frekuensi terjadinya asma.

fbWhatsappTwitterLinkedIn