9 Penyebab Kejang pada Anak dan Cara Mengatasinya Paling Tepat

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kejang merupakan kondisi ketika ada masalah pada fungsi otak yang menyebabkan tubuh bergerak tanpa bisa dikendalikan. Gerakan tubuh ini terjadi di luar kesadaran dan perhatian dari fungsi otak. Ada berbagai jenis yang bisa terjadi pada anak dengan berbagai penyebab yang berbeda. Setiap jenis kejang bisa berpengaruh untuk sebagian anggota tubuh atau bahkan ke semua bagian tubuh. Kejang bisa terjadi pada bayi yang baru lahir, anak – anak dibawah lima tahun, anak yang sudah sekolah, dan remaja. Ketika anak mengalami kejang lebih dari satu kali dalam periode tertentu maka bisa menjadi kondisi yang berbahaya untuk kesehatan.

Berikut ini adalah beberapa penyebab kejang pada anak-anak yang sering terjasi:

  1. Demam

Kejang yang sering disebabkan karena demam juga disebut sebagai kondisi kejang demam. Pada dasarnya penyebab utama kejang demam adalah infeksi yang menyerang tubuh. Hal ini biasanya dipicu oleh infeksi pada telinga, penyakit cacar dan jenis penyakit lain. Resiko berbagai penyakit infeksi ini juga akan meningkat jika bayi terkena bahaya bayi tidak imunisasi. Kejang ini termasuk jenis kejang yang sangat umum dan sering terjadi pada anak. Jika anak demam maka Anda bisa melakukan cara menurunkan panas pada anak. Penyebab utama dari kejang demam memang belum diketahui, namun sering dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

  • Adanya riwayat kejang dalam keluarga.
  • Anak-anak yang memang sudah sering mengalami kondisi kesehatan disertai dengan kejang dan sering membutuhkan perawatan di rumah sakit.
  • Kejang sudah terjadi lebih dari 2 kali dalam setahun.
  • Penyebab step pada anak
  1. Trauma Kepala

Anak-anak yang pernah mengalami trauma kepala saat masih bayi atau terjadi setelah tahap anak-anak juga akan memiliki resiko kejang. Trauma kepala bisa menyebabkan pendarahan dalam otak atau bagian lain dari kepala yang berpengaruh langsung pada otak. Umumnya kejang bisa terjadi setelah trauma otak atau beberapa lama setelah trauma sehingga menjadi komplikasi. Trauma kelapa juga menjadi resiko jika bayi jatuh sehingga terkena bahaya akibat bayi terjatuh dari tempat tidur dan bahaya bayi jatuh terlentang.

Beberapa gejala trauma kepala yang sering menyebabkan kejang adalah seperti:

  • Terjadi pembengkakan pada bagian kulit kepala dengan tanda benjolan yang besar.
  • Anak kehilangan kesadaran setelah trauma kepala.
  • Anak mengalami sakit kepala yang parah setelah trauma kepala.
  • Anak mengalami muntah setelah cedera pada kepala.
  • Ada kondisi gegar otak baik ringan atau berat setelah trauma kepala.
  1. Cerebral Palsy

Cerebral palsy pada anak juga bisa menyebabkan kejang. Cerebral palsy adalah sebuah kondisi ketika ada cedera otak atau bentuk bagian otak yang tidak sempurna.

Kondisi ini bisa terjadi ketika otak mengalami tahap perkembangan baik pada saat masih janin, saat bayi lahir atau setelah kelahiran. Karena itu gejala cerebral palsy pada bayi harus ditemukan sejak awal kelahiran bayi dan pada masa perkembangan bayi. Cerebral palsy sering menyebabkan beberapa kondisi seperti kejang, gangguan kecerdasan, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan dan tidak mampu untuk belajar. (baca juga: terapi anak terlambat bicara)

Kejang pada cerebral palsy dipengaruhi oleh:

  • Gangguan otak yang berpengaruh buruk pada memori sementara otak.
  • Gangguan aktifitas listrik dalam bagian otak.
  • Gangguan singkat pada sistem kesadaran otak sehingga kejang berlangsung sangat singkat.
  1. Penyakit Meningitis

Anak yang terkena penyakit meningitis juga bisa terkena kejang. Meningitis disebabkan karena peradangan yang terjadi pada jaringan khusus yang menutup bagian otak dan sum-sum tulang belakang. Meningitis akan menyebabkan pembengkakan pada jaringan meninges, tekanan dalam otak dan tengkorak, dan otak kekurangan oksigen. Ibu hamil yang melakukan aktivitas berbahaya untuk ibu hamil maka bayi yang dilahirkan bisa terkena meningitis. Selain itu berbagai jenis gangguan kehamilan bisa meningkatkan resiko bayi dilahirkan dengan kondisi meningitis. Anak yang terkena meningitis biasanya juga akan menderita ensefalitis. Kondisi meningitis sering ditandai dengan:

  • Sakit kepala parah.
  • Leher kaku.
  • Muntah dan demam tinggi.
  • Kurang nafsu makan.
  • Peka terhadap cahaya.
  • Tubuh letih dan lesu.
  1. Sering Pingsan

Anak-anak yang sering pingsan juga bisa terkena kejang. Pada dasarnya ketika pingsan maka anak bisa terkena benda keras yang menyebabkan trauma kepala. Selain itu ketika pingsan maka otak akan kehilangan memori, kehilangan nutrisi (oksigen) dan gangguan sinyal listrik. Semua efek pingsan ini jika sering terjadi maka bisa memicu kejang. Ketika anak mengalami hal tidak wajar seperti sering pingsan, maka pemeriksaan medis diperlukan untuk mengetahui penyebab utama.

  1. Gangguan Metabolisme Tubuh

Masalah gangguan metabolisme tubuh juga bisa menjadi penyebab kejang pada anak. Kejang yang disebabkan oleh masalah ini bisa menyebabkan gangguan proses kimia yang sangat penting dalam tubuh anak. Resiko gangguan metabolisme tubuh pada bayi bisa disebabkan karena bahaya kaporit bagi ibu hamil dan ibu hamil minum air teh.

Penyebab utama gangguan metabolisme tubuh yang sering memicu kejang adalah seperti:

  • Hipoglikemia: kadar gula dalam darah sangat rendah , dibawah angka normal.
  • Hipokalsemia : kadar kalsium dalam darah sangat rendah.
  • Hiponatremia : kandungan natrium dalam darah sangat rendah yang memicu keracunan air.
  • Hipernatreima: kadar natrium dalam darah sangat tinggi karena ada banyak sodium dalam tubuh.
  • Uremia : kandungan urea dalam ginjal menjadi sangat tinggi.
  • Kernikterus : tingkat bilirubin dalam darah sangat tinggi yang kemudian bisa menumpuk dalam otak dan menyebabkan gangguan neurologis.
  • Kekurangan glutamat dekarboksilase : gangguan yang menyebabkan masalah metabolisme asam amino karena tubuh kurang glutamat dekarboksilase dan memicu kejang.
  1. Keracunan Timbal

Keracunan timbal pada anak juga bisa menyebabkan kejang yang serius dan memiliki dampak besar untuk kesehatan anak. Pada dasarnya paparan timbal dari mainan, air dan udara yang mengenai anak dalam waktu panjang bisa menyebabkan masalah perkembangan otak anak. Gangguan ini juga akan memicu kerusakan tetap yang bisa menyerang otak dan organ vital lain seperti ginjal dan sistem syaraf. Kejang menjadi gejala awal keracunan timbal pada anak-anak. Dampak dari masalah ini juga bisa menyebabkan kematian pada anak.

  1. Epilepsi

Epilepsi adalah masalah penyakit kronis yang sering menyebabkan anak-anak terkena kejang berulang. Kejang pada epilepsi rata-rata disebabkan karena gangguan neurologis. Gangguan sinyal listrik dalam otak akan menyebabkan kejang dan kemudian bisa menyebabkan otak terkena masalah yang serius. Anak-anak yang sering kejang memerlukan pemeriksaan dengan kemungkinan epilepsi atau masalah neurologis.

  1. Tumor Otak

Tumor otak menjadi salah satu penyebab kejang. Setidaknya penderita tumor otak akan mengalami kejang sedikitnya satu kali dalam seumur hidup. Karena itu jika anak sering kejang maka pemeriksaan detail diperlukan untuk mengetahui kondisi pada otaknya. Tumor yang berkembang dalam bagian otak akan menyebabkan masalah sinyal listrik dalam otak. Kondisi ini yang kemudian menyebabkan kejang.

Cara Mengatasi Anak yang Sedang Kejang

  1. Hal pertama yang perlu dilakukan oleh orang tua ketika anak kejang adalah melindungi anak yang kejang dari berbagai benda yang bisa menyebabkan anak terluka.
  2. Buat anak yang kejang berbaring di tempat yang nyaman (jika memungkinkan untuk dipindahkan).
  3. Ambil semua jenis benda yang berbahaya di sekitar anak yang kejang seperti gelas, pisau, dan berbagai benda lain yang sangat berbahaya.
  4. Jangan meletakkan benda apapun pada mulut anak. Tindakan ini bisa menyebabkan anak terluka atau Anda yang terluka.
  5. Segera periksa nafas anak ketika kejang sudah berhenti. Jika ada masalah gangguan pernafasan maka segera bawa anak ke dokter terdekat.
  6. Ketika anak sudah sadar dari kejang maka tidurkan atau buat posisi duduk untuk anak. Temani anak hingga benar-benar anak bisa ditinggal.
  7. Jika anak mengalami demam setelah kejang maka berikan obat penurun panas sesuai yang diresepkan oleh dokter.
  8. Hindari memberikan makanan atau minuman apapun untuk anak yang baru saja mengalami kejang.
  9. Jika anak mengalami masalah pernafasan, kesadaran dan respon setelah kejang maka segera bawa anak ke dokter terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.

Tips Menolong Anak untuk Kejang Epilepsi

  1. Ketika anak terkena kejang epilepsi maka baringkan anak di tempat yang aman dan nyaman. Hindari memindahkan anak dari tempat yang dekat dengan perabotan keras seperti meja dan kursi, tangga rumah, dan berbagai benda keras serta tajam.
  2. Berikan bantal atau kain yang lembut dibawah kelapa anak.
  3. Miringkan tubuh anak ke isis kanan atau kiri sehingga cairan atau busa dari mulut anak bisa keluar.
  4. Jangan memasukkan atau menempelkan benda apapun ke bagian mulut anak.
  5. Jangan menahan gerakan kejang anak dan biarkan tubuh anak kejang seperti ketika epilepsi biasanya.
  6. Amati berapa lama anak kejang dan bandingkan dengan serangan kejang yang lain.
  7. Sesudah kejang maka biasanya anak merasa lelah dan ingin tidur. Anda bisa menemani hingga anak aman dan benar – benar tertidur.
  8. Jika kejang akibat epilepsi berlangsung lebih dari 5 – 10 menit maka segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan perawatan medis.

Kejang bisa menjadi kondisi yang wajar atau sangat serius pada anak. Namun jika anak sering kejang maka pemeriksaan medis sangat diperlukan. Jadi pertimbangkan beberapa penyebab kejang dan amati jika anak memerlukan pemeriksaan medis.

fbWhatsappTwitterLinkedIn