6 Efek Samping Kuret Rahim

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Di dalam dunia medis, istilah untuk kuret disebut juga sebagai dilatase  dan kuritase, yakni suatu tindakan bedah berupa pengerukan pada bagian dinding dalam rahim (endometrium). Kuret dilakukan untuk membantu mengetahui atau mendiagnosis penyakit yang kemungkinan ada pada rahim wanita seperti :

  • perdarahan pervaginam yang tidak teratur
  • perdarahan hebat dan lama
  • kecurigaan terhadap adanya infeksi atau kanker rahim
  • kasus keguguran
  • adanya sisa-sisa jaringan plasenta setelah proses persalinan
  • menghilangkan blighted ovum (tidak ada janin dalam kandung telur)
  • hamil anggur
  • menghilangkan polip rahim

Proses kuretase biasanya tidak berlangsung lama, bahkan ada yang hanya memerlukan waktu sekitar lima menit, tergantung pada jenis kasus yang ditangani. Sebelum dilakukan kuret, dokter akan melakukan beberapa prosedur pemeriksaan awal untuk memastikan keadaan pasien serta untuk memastikan tidak ada sisa jaringan di dalam rahim (terutama saat kuret pasca keguguran) untuk menghindari terjadinya infeksi. Kemudian pasien akan diberikan anastesi agar menghilangkan rasa sakit saat proses kuretase dilakukan.

Berikut ini efek samping kuret rahim yang bisa terjadi :

  1. Kram di daerah bagian bawah perut, biasanya berlangsung selama 30 menit sampai satu jam, ada juga yang berhari-hari.
  2. Adanya spotting (bercak, perdarahan ringan) selama beberapa hari sampai beberapa minggu. Ada juga kemungkinan terjadi perdarahan hebat walaupun jarang terjadi.
  3. Siklus menstruasi menjadi tidak teratur. Kadang terlalu awal, bahkan bisa juga terlambat.
  4. Kemungkinan infeksi memang bisa saja terjadi pada setiap tindakan meski telah dilakukan pencegahan sebelumnya. Namun, dengan pencegahan kemungkinan infeksi tersebut bisa lebih diminimalisir. Sebelum dan sesudah dilakukan kuretase pun dilakukan tindak pencegaha infeksi. Oleh karena itu biasanya setelah kuretase pasien akan diberi antibiotk oleh dokter. Adapun gejala yang muncul jika terdapat komplikasi akibat kuret (meskipun jarang terjadi karena setiap dokter yang baik pasti telah memastikan keadaan pasiennya sehingga tidak mudah terkena infeksi) adalah : adanya perdarahan hebat disertai dengan adanya gumpalan besar, rasa nyeri atau sakit pada perut bagian bawah, perubahan cairan vagina seperti keputihan dan berbau, demam tinggi, dan menstruasi menjadi tidak normal.
  5. Risiko robek uterus (perforasi uterus), kasusnya memang jarang terjadi namun bukan berarti tidak mungki
  6. Sindrom asherman, akibat pengerukan atau pengikisan pada dinding rahim yang terlalu agresif hingga membuat terbentuknya jaringan ikat pada dinging rahim yang bisa  menyebabkan wanita tidak mengalami menstruasi lagi bahkan sampai kemungkinan kemandulan.

Kuret Lebih dari 1 Kali

Tidak jarang kuretase dilakukan secara berulang tergantung pada kondisi dan kasus yang dialami seseorang. Hal ini tentu akan berdampak pada segala efek samping yang kemungkinan terjadi akibat kuret menjadi lebih besar peluangnya pada wanita yang mengalami kuret lebih dari satu kali.  Meski begitu, bukan berarti dengan sering dilakukan kuret maka dinding rahim akan menipis. Secara alami, dinding rahim akan tumbuh secara berkala (kurang lebih setiap sebulan sekali) dan mengalami pelepasan sendiri saat terjadi menstruasi. Jadi, lapisan endometrium tidak akan habis hanya karena dilakukan kuretase karena, akan tumbuh kembali seperti sediakala. Yang perlu diperhatikan jika melakukan dua kali kuret ialah risiko infeksi dan masalah kesehatan dan kesuburan.

Dampak pasca kuret pada wanita memang berbeda-beda. Pemulihan kesuburan pasca dilakukan kuretase umumnya memakan waktu kurang lebih dua minggu atau lebih. Bahkan ada juga wanita yang tidak mengalami menstruasi pasca kuret. Oleh sebab itu dokter perlu melakukan beberapa tes serta terkadang dalam beberapa kondisi dokter juga memberikan hormon pemicu menstruasi kepada pasiennya.

Gangguan kesuburan pasca kuret memang mungkin saja terjadi karena rahim sendiri membutuhkan waktu untuk kembali normal setelah dilakuakn kuret. Untuk mengetahui kondisi rahim yang normal bisa dengan memerhatikan siklus haid dan perdarahan yang terjadi. Adanya gangguan pada kesuburan dapat ditandai dengan siklus menstruasi yang menjadi tidak teratur setelah dilakukan kuret.

Perawatan Setelah Melakukan Kuret

Oleh sebab itu, sebaiknya Anda memerhatikan kondisi tubuh setelah dilakukan kuretasi. Adapaun yang perlu dilakukan setelah mendapat tindakan kuretase:

  • Beristirahat yang cukup guna mengurangi kelelahan fisik dan psikologis.
  • Menjalin komunikasi yang baik dengan pasangan atau keluarga tentang rencana selanjutnya pasca kuret.
  • Mendiskusikan perecanaan untuk kehamilan lagi. Biasanya dokter menyarankan untuk menunda kehamilan paling tidak satu kali siklus haid untuk menunggu kesiapan rahim sendiri. Jangan takut untuk hamil karena rahim akan kembali pada masa suburnya setelah beberapa waktu, terkecuali terjadi infeksi yang menyebabkan terganggunya siklus menstruasi dan kemungkinan risiko lainnya.
  • Melakukan check-up ulang sangat penting dilakukan untuk mengetahui kondisi pasca kuret.
  • Jika ingin menunda kehamilan, bisa menggunakan kontrasepsi. Tanyakan pada dokter Anda jenis kontrasepsi apa yang cocok untuk Anda.
  • Waspada terhadap gejala seperti demam tinggi, nyeri atau sakit di daerah perut bagian bawah, kram perut, sakit punggung, perubahan warna cairan pervaginam, atau perdarahan. Segera periksakan diri ke dokter apabila menemukan salah satu saja gejala tersebut.
  • Konsumsi makanan dan minuman yang bergizi untuk meningkatkan stamina tubuh.

Berikut ini sejumlah masalah reproduksi wanita, yang membutuhkan kuret :

fbWhatsappTwitterLinkedIn