5 Penyakit Bayi Dalam Kandungan Yang Dapat Menimbulkan Dampak Berbahaya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Setiap ibu hamil yang sedang menjalani proses kehamilan tentu mengharapkan dapat berjalan dengan normal dan lancar sejak awal didiagnosis hamil hingga nanti saat persalinan tiba. Selama menjalani proses kehamilan yang setidaknya akan berlangsung kurang lebih 40 minggu tersebut, ibu hamil tentu secara alami akan melakukan berbagai macam usaha dan upaya untuk dapat menjadikan proses kehamilannya berlangsung dengan lancar dan normal tanpa adanya gangguan kehamilan yang terjadi.

Selama proses kehamilan, ada banyak bentuk gangguan kehamilan yang dapat terjadi baik itu bersifat ringan dan tidak berbahaya maupun yang patut untuk diwaspadai melalui beberapa penyakit penyakit janin di dalam kandungan. Kondisi penyakit pada janin dapat terjadi akibat berbagai macam penyebabnya yang tentu berbeda satu sama lain terutama ketika ibu hamil tidak mampu menjaga kesehatannya maupun memiliki faktor resiko tertentu. Berikut beberapa jenis penyakit bayi dalam kandungan yang perlu diperhatikan dengan baik oleh ibu hamil dalam penjelasan di bawah ini.

1. TORCH

TORCH merupakan singkatan untuk Toxoplasma, Rubella, CMV, Herpes serta sipilis. Keempat penyakit bentuk infeksi tersebut memang dapat mengancam kesehatan dan perkembangan janin di dalam kandungan serta dapat menyebabkan berbagai macam bentuk masalah atau gangguan kesehatan pada janin. Keempat infeksi virus yang disebutkan diatas tersebut bahkan dapat menyebabkan bayi berkembang secara tidak normal atau abnormal serta menjadikan bayi beresiko meninggal di dalam kandungan dan menjadi salah satu penyebab keguguran hamil muda.

Untuk mencegah terjadinya infeksi Toxoplasma pada ibu hamil, Rubella, CMV, Herpes tersebut maka ada beberapa bentuk usaha yang dapat dilakukan oleh ibu hamil. Ada dua usaha yang dapat dilakukan oleh ibu hamil untuk mencegah terjadinya infeksi penyakti yang disebutkan diatas tersebut yakni pencegahan primer dan pencegahan sekunder. Upaya pencegahan primer dilakukan dengan jalan menghindari penyebab infeksi secara langsung seperti tidak banyak berinteraksi hewan kucing, mengindari konsumsi makanan tidak dimasak hingga benar benar matang, serta rajin menjaga kebersihan diri.

Sedangkan untuk pencegahan sekunder dari adanya penyakit berbahaya bagi janin di dalam kandungan tersebut dapat dilakukan dengan menjalani proses skrining awal saat sebelum mendapatkan kehamilan. Skrining tersebut juga dapat mengetahui apakah ada infeksi yang sudah terjadi pada tubuh ibu maupun suaminya. Jika memang ada maka akan ada upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi penyakit tersebut terlebih dahulu sebelum mendapatkan kehamilan.

2. Diabetes mellitus gestational

Jenis penyakit bayi dalam kandungan yang berbahaya lainnya adalah diabetes mellitus gestational. Jenis diabetes tersebut hanya akan terjadi pada saat menjalani proses kehamilan. Peningkatan kadar gula darah di tubuh ibu hamil tersebut dapat terjadi secara normal pada ibu hamil dan jika tidak terlalu parah akan kembali normal setelah proses kehamilan. Kondisi gestational diabetes tersebut dapat memberikan beberapa dampak buruk seperti hipertensi, jumlah air ketuban yang terlalu banyak, bayi lahir sangat besar.

Permasalahan gula darah yang terlalu tinggi pada ibu hamil dapat menyebabkan kondisi janin menjadi kekurangan kadar gula. Kadar gula yang terlalu rendah pada janin tersebut dapat menyebabkan kondisi kecerdasan yang kurang akibat perkembangan otak yang kurang maksimal. Untuk menghindari dampak buruk dari kondisi tingginya kadar gula darah ibu hamil tersebut maka salah satu hal yang dapat dilakukan adalah mengurangi asupan makanan yang mengandung kadar gula dan karbohidrat yang tinggi.

3. Gangguan plasenta

Masalah lain yang juga dapat terjadi pada bayi di dalam kandungan dengan resiko berbahaya adalah gangguan pada plasenta. Plasenta merupakan bagian dari tubuh ibu hamil yang fungsinya untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen dari tubuh ibu hamil ke dalam tubuh janin. Gangguan para plasenta tersebut dapat menjadikan tubuh janin kekurangan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkannya untuk tetap memiliki perkembangan yang baik. Dengan adanya gangguan maka ada resiko bayi meninggat di dalam kandungan.

4. Cacat lahir

Gangguan kromosom di dalam DNA janin dapat menjadi salah satu kondisi penyakti bayi dalam kandungan yang berbahaya. Gangguan kromoson tersebut dapat menyebakan terjadinya cacat lahir yang berbahaya bagi janin. Bahkan kondisi cacat lahir yang menyebabkan bentuk janin tidak normal secara psikis maupun fisik tersebut dapat meningkatkan resiko terjadinya kematian pada janin sejak dalam kandungan.

5. Janin yang terlilit tali pusar

Penyakit bayi dalam kandungan lainnya yang merupakan permasalahan fisik akibat tali pusar pada janin dan dapat menyebabkan kondisi berbahaya adalah janin atau bayi yang terlilit tali pusar. Lilitan bayi pada tali pusar tersebut dapat menyebabkan terjadinya kondisi dimana bayi akan kekurangan oksigen akibat tercekik sendiri oleh tali pusar yang menjadi penyebab janin yang meninggal dalam kandungan.

Itulah beberapa penjelasan mengenai penyabab bayi dalam kandungan yang perlu diperhatikan dengan baik sebagai salah satu kondisi yang dapat menyebabkan kondisi berbahaya bagi janin hingga dapat menyebabkan resiko janin meninggal dalam kandungan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn