7 Penyebab Step Pada Anak dan Cara Mengatasinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Step atau kejang pada bayi sering terjadi pada usia antara 0-5 tahun disebabkan berbagai faktor. Step merupakan kondisi dimana terjadi aktivitas sel saraf yang yang tidak normal dan tiba-tiba di dalam otak. Ada beberapa jenis step tergantung di bagian mana otak diserang. Ada yang bersifat ‘lokal’ sehingga menyerang bagian tertentu pada otak dan mengakibatkan step pada bagian tubuh tertentu. Ada pula yang bersifat menyebar, menyerang ke sebagian besar otak sehingga step terjadi di seluruh tubuh.

Step wajar terjadi apabila berlangsung tidak lebih dari lima menit. Gejala yang dapat dijadikan indikasi bahwa bayi mengalami step yaitu:

  • Pandangan mata yang kosong dan bola mata cenderung ke arah atas
  • Tidak responsif terhadap gerakan, tubuh cenderung kaku
  • Kedutan kecil atau sentakan ringan pada tubuh
  • Tak sadarkan diri dan terjatuh dari lantai. Terlebih kita tahu tentang adanya bahaya bayi jatuh terlentang.

Untuk itu, apa penyebab step pada anak dan cara penanganannya pada bayi akan kita bahas di uraian berikut ini:

  1. Demam Tinggi

Ketika suhu tubuh pada bayi meningkat hingga di atas 38 derajat Celcius, maka saat itulah bayi dikatakan mengalami demam.Gejala demam tidak harus disertai dengan kejang-kejang/step. Hanya sekitar 2%-5% bayi di usia 6 bulan hingga 5 tahun yang mengalami step saat demam tinggi. Step yang normal hanya berlangsung kurang dari 5 menit dan hanya merupakan penanda awal akan terjadinya gejala demam. Untuk penanganan awal, cara menurunkan panas pada anak dapat dilakukan dengan menggunakan pakaian yang mudah menyerap keringat, rutin mengganti pakaiannya karena keringat akan cenderung lebih sering keluar dan dapat pula memberikan paracetamol sesuai dosis yang dianjurkan. Kita perlu mengetahui cara memberikan obat pada bayi agar tidak muntah sehingga obat dapat bekerja secara efektif.

Baca: Menjemur bayi saat demam

Namun apabila step berlangsung lebih dari 5 menit, maka selanjutnya adalah dengan membawanya kepada dokter. Dokter biasanya akan melakukan beberapa tes untuk mengetahui penyebab terjadinya demam, seperti: X-ray, CT-Scan, MRI atau sekedar mengecek darah dan urinnya. Demam juga dapat dipicu akibat infeksi pada telinga dan cacar air. Beberapa kasus menunjukkan bahwa demam tinggi dapat mengindikasikan serangan ‘pneumonia’ atau ‘meningitis’ yaitu gangguan saraf otak.

Baca juga: Bahaya cacar air bagi ibu hamil, Cacar saat hamil, Bahaya cacar air pada ibu hamil

Namun Anda  tidak perlu terlalu khawatir karena step tidak selalu terjadi pada saat demam dan jika terjadi maka hanya berlangsung sebentar saja dan Andapun telah mengetahui cara mengatasi demam pada bayi . Hal ini tidak akan memberikan efek dampak panjang bagi kesehatan otak sang bayi.

  1. Gangguan atau Luka Pada Sel Saraf Otak

Hal ini umumnya terjadi setelah bayi mengalami trauma di kepala akibat terjatuh atau terkena benda tumpul yang langsung mengenai bagian kepala. Bahaya akibat bayi terjatuh dari tempat tidur dapat menimbulkan luka yang terjadi di bagian saraf otak hingga akhirnya mampu memicu terjadinya step, kesulitan bernapas ataupun tak sadarkan diri.  Apabila ketiga hal tersebut terjadi setelah terjadinya benturan, segera periksakan bayi Anda ke rumah sakit.

  1. Penyimpangan Senyawa Kimia Otak

Hal yang hampir sama dapat terjadi ketika terdapat penyimpangan senyawa kimia otak akibat trauma di kepala dan bawaan cacat sejak lahir. Kelainan tersebut akhirnya memicu bayi mengalami step di tahap awal pertumbuhannya. Hal ini dapat diminimalisir dengan persiapan ketika kehamilan dengan memilih makanan yang baik untuk otak janin dalam kandungan dan makanan untuk mencegah bayi cacat sehingga penyebab janin cacat sejak dalam kandungan dapat dicegah sejak dini. Jika tidak, maka akan membawa resiko terjadinya berbagai jenis penyakit akibat kekurangan gizi pada bayi.

  1. Sesak Napas

Pada bayi atau anak-anak, terkadang sesak napas dapat berakhir dengan terjadinya step.

Biasanya, sesak napas terjadi karena sedang marah, takut atau khawatir berlebih maupun saat terluka. Antisipasi pula kebiasaan dan penyebab anak cepat marah karena hal ini dapat mengarah pada step, apabila berlangsung selama lebih dari 5 menit segera bawa bayi Anda ke rumah sakit. Hal ini akan berangsur-angsur menghilang dengan sendirinya setelah bayi bertambah usia.

  1. Serangan Epilepsi

Ada sebagian pendapat yang menyebutkan bahwa gejala step dapat mengindikasikan serangan penyakit epilepsi. Seseorang baru dikatakan terkena epilepsi apabila step kerap terjadi dan bukan disebabkan oleh demam, trauma di kepala dan sesak napas. Namun hal ini juga belum bisa dipastikan, hanya 1 dari 100 anak yang mengalami step beruntun akhirnya berkembang menjadi epilepsi. Epilepsi dapat menyebabkan gangguan pada saraf motorik, sensor, dan mentalnya.

  1. Keturunan Keluarga

Step memiliki pola yang hampir sama terjadi pada satu keluarga. Apabila sang bayi memiliki kakak atau saudara yang pernah mengidap step, maka kemungkinan besar sang adik juga akan mengalami step nantinya. Seperti yang telah disinggung di atas bahwa gejala step dikatakan masih dalam tahap normal apabila terjadi kurang dari 5 menit. Namun apabila lebih dari itu, maka ada kemungkinan bayi menderita gangguan saluran kemih, usus besar atau penyebab diare pada bayi. Segera larikan ke rumah sakit apabila gejala terus berlanjut.

  1. Sinar yang Menyilaukan

Pada beberapa kasus, penyebab step pada anak juga dapat terjadi karena sensitif terhadap cahaya terang. Hal ini bisa disebabkan karena bayi mengalami keterkejutan ataupun karena terus-menerus melihat pola sinar pada layar TV atau sinema.

Hal-hal yang dapat dilakukan ketika terjadi step pada bayi terjadi, diantaranya:

  1. Baringkan bayi di atas permukaan yang lembut dan miringkan tubuhnya. Hal ini akan menghindarkan anak tersedak oleh lidah maupun air liurnya sendiri. Usaplah air liurnya ketika keluar dari mulut agar tidak menghalangi jalan udaranya.
  2. Perhatikan berapa lama step berlangsung. Jika step terus berlanjut hingga lebih dari lima menit, segera larikan bayi Anda ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan dokter.
  3. Anda juga bisa mengambil video saat bayi mengalami step, hal ini akan mempermudah dokter untuk mengidentifikasi jenis step yang menyerang bayi.

Pencegahan step terhadap bayi hanya bisa dianalisa melalui beberapa petunjuk, seperti:

  1. Bayi yang memiliki saudara kandung yang pernah mengalami step, kemungkinan besar akan mengikuti jejak saudaranya.
  2. Bayi baru lahir yang pernah menjalani perawatan di unit perawatan intensif ‘neonatal’ selama lebih dari 28 hari memiliki resiko mengalami step pada tahap perkembangannya.
  3. Satu dari empat bayi yang pernah mengalami step saat demam, dapat terulang kembali dalam satu tahun ke depan.
  4. Resiko step semakin tinggi apabila step pertama kali menyerang di usia bayi yang belum mencapai satu tahun.
  5. Pencegahan baru bisa dilakukan ketika kita sudah mengetahui akar penyebab terjadinya step.

Melihat buah hati kita mengalami step, terlebih hal ini belum pernah terjadi sebelumnya, merupakan sesuatu hal yang sangat menakutkan sekaligus menyedihkan bagi kita para ibu. Namun kita bisa sedikit bernapas lega setelah mengetahui bahwa step pada bayi, terutama yang terjadi pada saat demam, bukanlah sesuatu yang membahayakan. Asalkan Anda menerapkan tips di atas dan mengetahui penyebab dan gejala step, maka kita akan lebih siap dan sigap untuk memberikan penanganan yang tepat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn