5 Bahaya Berpuasa bagi Ibu Hamil

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Menurut penelitian para ahli berpuasa memiliki banyak sekali manfaat, diantaranya meningkatkan kekebalan tubuh, menurunkan resiko penyakit jantung, membuat awet muda, memperlambat proses penuaan, dan masih banyak lagi. Rahasia dari semua manfaat itu adalah karena berpuasa dapat meremajakan sel-sel tubuh serta berfungsi untuk detoksifikasi (pengeluaran racun dalam tubuh), sehingga tidak heran imunitas tubuh meningkat yang dapat melawan berbagai penyakit dalam tubuh. Namun, berpuasa yang sehat dan sesuai prosedur kesehatan yaitu cukup gizi, dengan komposisi :

  • 50% karbohidrat (kurang lebih 308 gr)
  • 30% protein (kurang lebih 103 gr)
  • 10-20% lemak (kurang lebih 75 gr)

Dengan demikian, berpuasa tidak akan membuat seseorang menjadi dehidrasi maupun kekurangan nutrisi. Nutrisi orang yang berpuasa didapat ketika bersahur dan berbuka dengan syarat makanan empat sehat lima sempurna, yang terdiri dari makanan berserat seperti sayuran, buah-buahan, lauk pauk seperti ikan, ayam, telur, asupan kalsium seperti susu dan dilengkapi asupan asam folat seperti kacang-kacangan, tahu atau tempe.

Puasa Sebenarnya Baik Bagi Ibu Hamil

Berpuasa bagi ibu hamil, sebagaimana berpuasa bagi orang-orang lainnya yang tidak sedang mengandung sangat diperbolehkan karena, tidak akan mempengaruhi kondisi janin dalam kandungan, dengan syarat kondisi ibu dan janin haruslah sehat. Dengan berpuasa tidak akan menyebabkan bayi dalam kandungan kekurangan gizi ibu hamil atau berkurang beratnya, karena berpuasa pada dasarnya hanya menggeser jam makan ke subuh (saat sahur) dan magrib (saat berbuka).

Selain itu, ibu yang berpuasa wajib memperhatikan asupan gizinya demi perkembangan janin. Bahkan harus memberikan asupan gizi 2 kali lebih banyak, untuk ibu dan bayinya. Ini tak berarti harus menambah porsi makan 2 kali lebih banyak dari yang biasa. Namun makan berlebihan dikhawatirkan akan mempersulit proses pencernaan (sembelit). Perkembangan rahim yang semakin hari semakin besar saja sudah mempersempit ruang sistem pencernaan, apalagi jika ditambah dengan porsi makan yang berlebihan.

Walaupun ibu hamil diperbolehkan untuk berpuasa, tetapi puasa juga akan berbahaya bagi ibu hamil. Kondisi seperti apa yang dapat membahayakan ibu hamil yang berpuasa ??

1. Ibu hamil dengan penyakit diabetes

Ibu hamil dengan penyakit diabetes tidak dianjurkan berpuasa. Ini dikarenakan penderita diabetes harus menjalani program makan dari dokter agar tetap terjaga gula darahnya, tidak berlebih dan tidak pula kekurangan. Terlebih penderita diabetes mudah sekali merasa lemas, lelah hingga pingsan apabila kadar gula dalam darahnya turun. Terlepas dari itu, ibu hamil memang cenderung mengalami penyakit diabetes. Ini biasanya terjadi pada ibu hamil dengan berat badan yang berlebihan atau terkena bahaya obesitas bagi ibu hamil.

Dari berat badan berlebih tersebut, membuat diabetes tak dapat dihindari. Maka akan sangat penting untuk mendiagnosa penyakit diabetes selama kehamilan, karena jika tidak segera diobati akan berimbas pada penyakit jantung serta kemungkinan bayi yang dilahirkan juga akan mengalami :

  • Terlahir raksasa (makrosomia), yang diakibatkan oleh asupan gula dalam darah ibunya berlebih yang kemudian akan diubah menjadi protein dan lemak, sehingga bayi terlahir raksasa.
  • Pertumbuhan bayi terhambat
  • Peningkatan kadar bilirubin pada bayi
  • dll

2. Ibu hamil dengan penyakit maag

Penyakit maag atau asam lambung dapat diperparah ketika perut kosong serta pola makan yang tak teratur. Akibatnya, asam lambung akan semakin tak terkendali. Biasanya, penderita asam lambung atau maag harus menaati pola makan teratur, 3 kali makan berat diselingi dengan makan makanan ringan.  Jika penyakit asam lambung yang diderita ibu hamil tergolong ringan, maka masih dapat diobati dengan masa penyembuhan 1 hingga 1,5 bulan.

Namun, ibu hamil jangan pernah coba-coba membeli obat asam lambung tanpa resep dari dokter, beberapa obat asam lambung tertentu tidak diperkenankan untuk dikonsumsi ibu hamil, karena dapat menyebabkan keguguran atau pendarahan. Penyakit asam lambung (maag) yang lebih berat, seperti yang diakibatkan oleh bakteri, biasanya diobati dengan menggunakan antibiotik, tentunya dengan resep dari dokter.

Penyakit asam lambung memang terdengar ringan atau tidak begitu membahayakan, tetapi jika dibiarkan tanpa diobati akan menimbulkan komplikasi seperti asma, radang pada tenggorokan, penyempitan saluran esophagus, kanker esophagus, dan lain sebagainya. Bagi ibu hamil, asam lambung tak terkendali atau dengan kadar tinggi dapat membahayakan ibu dan kandungannya, karena janin dalam kandungannya akan mengalami :

3. Ibu hamil dengan pendarahan

Pendarahan apalagi jika darah mengalir deras dapat menyebabkan anemia, yaitu berkurangnya jumlah sel darah merah. Jika pendarahan yang hebat terjadi pada ibu hamil, maka tindakan yang harus diambil diantaranya menghentikan pendarahan dan memberikan tranfusi darah. Oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk tidak berpuasa guna juga memaksimalkan asupan gizi secara teratur, misalnya mengkonsumsi makanan kaya zat besi, protein dan sumber vitamin C untuk membantu penyerapan manfaat zat besi dalam tubuh.

Ketika seseorang mengalami pendarahan hebat, maka ia akan kehilangan sejumlah zat besi dan manfaat asam folat yang berfungsi sebagai agen pembentuk sel darah merah untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Maka, jika ibu hamil mengalami pendarahan dan mengalami gejala-gejala seperti pusing, haus, berkeringat, pingsan, denyut nadi lemah, serta cepat pernafasan yang cepat, waspadalah ini gejala anemia.

Anemia memang bukan penyakit yang akut sepert diabetes, jantung, hipertensi tetapi jangan sepelekan anemia pada ibu hamil. Jika anemia pada ibu hamil dibiarkan tanpa diobati akan berakibat fatal pada janin dalam kandungannya. Ibu hamil yang kekurangan zat besi dan asam folat (anemia) dapat menyebabkan bayi atau janin dalam kandungannya mengalami :

  • Lahir dengan berat badan rendah,
  • Cacat lahir pada otak serta tulang belakang
  • Kelahiran prematur
  • Risiko kematian yang tinggi saat dilahirkan

4. Ibu hamil dengan hipertensi

Sebagaimana penyakit diabetes, ibu hamil juga rentan terhadapa penyakit hipertensi. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi dalam kehamilan, diantaranya: obesitas, punya riwayat darah tinggi sebelum hamil, hamil dengan bayi kembar, memiliki riwayat penyakit kronis. Ibu hamil dengan hipertensi tentu saja akan lebih baik tidak berpuasa.

Ibu hamil dengan hipertensi harus melaksanakan rawat jalan dengan beberapa obat-obatan dari dokter yang harus dikonsumsi secara teratur. Jika hipertensi pada ibu hamil dibiarkan tanpa diobati akan berakibat pada naik turunnya tekanan darah yang akan membahayakan ibu dan janinnya, seperti :

5. Ibu hamil dengan dehidrasi

Tanda-tanda dehidrasi memang kurang dapat dilihat secara nyata dengan mata. Namun, apabila ibu hamil mengalami gejala-gejala penyakit seperti:

  • Muntah yang berlebihan, mungkin salah satunya diakibatkan morning sickness yang biasa dialami ibu hamil
  • Diare yang berkelanjutan
  • Anorexia (hilangnya nafsu makan)

Maka, ibu hamil harus waspada terkena dehidrasi akan lebih baik jika menunda puasa, karena akan berakibat fatal, seperti:

  • Janin kekurangan cairan aminiotic, yaitu cairan yang menjaga bayi agar menetap dalam rahim
  • Hilangnya kemampuan tubuh ibu hamil untuk melepas panas
  • Komplikasi penyakit lainnya seperti sembelit dan produksi ASI tidak lancar, anemia akibat penurunan volume darah (Baca juga : cara memperbanyak ASI)
  • Rasa nyeri yang berlebihan pada persalinan prematur

Tips berpuasa selama kehamilan :

  • Berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter
  • Memperbanyak makanan berserat saat sahur dan buka
  • Banyak minum air putih saat malam hari sebagai deposit untuk keesokan harinya berpuasa
  • Berbukalah dengan kurma yang mengandung glukosa alami sebagai cadangan energi saat puasa

Nah, kondisi berpuasa yang sehat bagi ibu hamil ini perlu dipenuhi, jika tidak resiko gangguan kehamilan dan janin bisa terjadi pada ibu hamil.

fbWhatsappTwitterLinkedIn