Darah rendah merupakan suatu bentuk gejala bahwa tekanan darah yang ada di dalam tubuh anda berada pada tekanan bawah. Ini di sebabkan karena sistol dan diastol, atau biasa di sebut dengan aliran darah yang mengalir dari jantung ke seluruh tubuh dan aliran darah yang berada di seluruh tubuh lalu kembali ke jantung mengalami pergerakan yang lambat. Selain anda mengenal nama dan istilah hipertensi atau biasa yang di kenal sebagai tekanan darah tinggi, ada pula yang di namakan dengan tekanan darah rendah.
Jika tekanan darah tinggi mampu memicu terjadinya penyakit, maka bukan berarti tekanan darah rendah ini baik. Ke duanya sama, tidak ada yang lebih baik dan yang lebih buruk. Baik tekanan darah tinggi maupun tekanan darah rendah, semuanya tidak baik bagi tubuh. Apalagi kondisi tubuh sedang berada dalam masa kehamilan.
Pada masa ini, seorang calon ibu di haruskan pada kondisi yang sehat. Baik secara jasmani maupun rohani. Keadaan sehat adalah prioritas utama. Salah satunya adalah menjaga tekanan darah agar tetap stabil. Dalam realita kenyataan yang ada, banyak terjadi kasus wanita hamil mengalami tekanan darah rendah.
Mengapa bisa terjadi?
Hipotensi bisa mengenai siapa saja, termasuk ibu hamil. Pada kondisi ini, tekanan darah yang harusnya berada pada kondisi normal, nyatanya berada di bawah batas kenormalan. Tentu saja keadaan ini tidak baik bagi kondisi ibu dan calon anaknya. Beberapa efek yang mungkin terjadi pada ibu hamil tersebut adalah rasa pusing dan sakit kepala, lemas, lesu, lunglai, kepala terasa berkeliling dan berputar-putar.
Tak jarang mereka yang sedang mengerjakan aktivitas yang sama terlalu lama akan membuat kepala pening dan muncul keringat dingin. Secara spontan, mereka harus menghentikan aktivitasnya demi menenangkan kepalanya. Yang parah adalah jika sampai mengalami pingsan. Memang tidak semua wanita hamil mengalami tekanan darah rendah. Tapi kebanyakan mereka yang mengalami masalah ini memiliki kondisi tubuh yang tidak terlalu baik. Misalnya karena keadaan hormon kehamilannya yang tidak sesuai dengan batas kadar.
Kapan waktu bahaya saat ibu hamil terserang tekanan darah rendah
Kondisi tekanan darah rendah memang kerap menjumpai diri anda saat berada dalam kondisi normal. Namun keadaan ini juga bisa menjumpai ibu hamil yang sedang menanti kedatangan generasi penerusnya. Apakah kondisi ini aman bagi mereka? Ataukah berbahaya, baik untuk sang calon ibu dan calon bayi?
Yang paling di khawatirkan saat ibu hamil mengalami masalah tekanan darah rendah adalah ketika mereka tengah menginjak usia kehamilan trimester ke 2 dan ke 3.
Memang pada waktu inilah kebanyakan ibu hamil mengalami kondisi yang terpuruk dan buruk. Salah satu tandanya adalah tekanan darah dalam tubuhnya yang menurun.
Apalagi pada kala itu, bayi yang ada dalam perut tengah berada masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Bisa saja kemungkinan terjadi jika ibu hamil tidak menjaga kesehatannya, bisa memperburuk kondisi janin. Kelahiran yang tidak normal seperti prematur adalah salah satunya.
Bahaya darah rendah pada ibu hamil dan calon bayi, seperti berikut ini :
1. Kondisi tubuh ibu hamil menurun
Darah merupakan komponen penting dalam tubuh manusia. Pada kondisi tidak hamil, status tubuh yang mengalami tekanan darah rendah akan sangat mengganggu. Biasanya mereka akan mengeluhkan beberapa kondisi fisik yang menurun. Seperti terasa pening kepala jika terlalu lama duduk, kemudian harus berdiri tiba tiba. Atau berada di bawah terik matahari yang lama. berjalan dalam jarak tempuh yang panjang juga bisa membuat mereka lebih lelah dari biasanya.
2. Resiko mengalami morning sickness
Tekanan darah yang rentan dan membahayakan ketika ia menyerang ibu hamil, di mana masa kehamilannya berada dalam trimester ke dua dan ke tiga. Salah satu kebiasaan buruknya adalah mengalami penyebab morning sickness, yakni merupakan sindrom mual dan muntah yang terjadi saat pagi hari. Semakin banyak yang di keluarkan ibu hamil tiap pagi, maka tekanan darahnya juga semakin buruk dan rendah
3. Mengganggu proses pertumbuhan si janin
Kondisi tekanan darah yang rendah menjadi pertanda kondisi fisik anda. Aliran darah yang berada dari jantung ke seluruh tubuh serta yang dari seluruh tubuh ke jantung mengalami perjalanan lambat.
Padahal kondisi normalnya, darah harus segera di ganti dengan yang baru. Siapakah yang paling membutuhkan darah? Otak. Bukan hanya berpengaruh pada otak ibu, tapi juga pada otak janin yang ada di dalam perut. Padahal masa-masa ini merupakan masa otak janin sedang berkembang dengan pesat. Apabila kebutuhannya tidak terpenuhi, yang ditakutkan adalah janin mengalami kecacatan.
(Baca juga : penyebab janin cacat sejak dalam kandungan – makanan untuk mencegah bayi cacat lahir)
4. Resiko meninggalnya bayi di dalam perut
Selain itu, pada masa trimester ke dua dan ke tiga, janin sedang mengalami masa perkembangan beberapa organ vital dalam tubuhnya. Misalnya adalah perkembangan janin, otak dan jantung. Ketika kondisi ibu yang tidak stabil, seperti tekanan darah rendah bisa sangat berpengaruh pada jantung si janin. Sebab pada masa itu jantung janin tengah mengalami masa pertumbuhan, maka bentuknya juga belum sempurna.
Jika denyut dari ibunya tidak stabil, bisa mengganggu denyut jantung dari bayi. Salah satu kemungkinan terburuknya adalah janin yang meninggal dalam kandungan dalam kandungan.
5. Kondisi emosional yang tidak stabil
Jangan heran jika ibu hamil mudah marah, mudah tersinggung. Mereka mengalami siksaan fisik dan batin. Apalagi jika kondisi tubuhnya sedang dalam tidak stabil, karena tekanan darah rendah misalnya. Ini bisa berpengaruh pada emosionalnya. Mereka bisa saja marah marah dengan meledak-ledak. Bahkan sampai menangis. Ini semua karena kondisi tubuhnya yang tidak stabil, serta pengaruh hormon kehamilan yang terus naik dan turun, mengganggu kondisi moodnya.
Sejumlah info terkait kesehatan saat hamil lainnya :