Bahaya Tidak Berat Badan 100 Kg Saat Hamil Dan Resiko Serta Perawatannya?

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Memiliki berat badan ideal selama kehamilan memang sangat penting sekali. Ibu hamil memang wajar saja jika mengalami kenaikan berat badan. Tapi semua kenaikan berat badan harus dipantau mulai dari trimester satu sampai trimester ketiga menjelang persalinan. Untuk ukuran rata-rata wanita Indonesia seharusnya kehamilan tidak menyebabkan kenaikan berat badan yang berlebihan. Karena selalu ada ancaman bahaya obesitas bagi ibu hamil. Tapi ada juga wanita yang mengalami masalah karena berat badan sampai 100 kg, dan ini biasanya termasuk dalam golongan obesitas. Lalu bahaya tidak berat badan 100 kg saat hamil dan risiko serta perawatannya?

Bahaya Tidak?

Ketika berat badan ibu 100 kg saat hamil dan itu termasuk ukuran yang ideal untuk tinggi badan dan sesuai dengan BMI maka biasanya tidak masalah. Tapi angka 100 kg bisa jadi angka yang terlalu tinggi untuk ukuran wanita Indonesia. Jadi bisa disimpulkan jika berat badan sampai 1 kwintal ini maka kemungkinan ibu akan menderita beberapa gangguan kehamilan. Dari adanya beberapa gangguan kehamilan ini bisa menyebabkan efek buruk untuk ibu dan bayi dalam kandungan. Jadi bisa disimpulkan bahwa angka berat badan 100 kg adalah angka yang kurang wajar dan termasuk berbahaya untuk ibu hamil. Namun semua ini bisa dipertimbangkan lagi dari angka BMI ibu yang ideal.

Resiko

  1. Keguguran. Berat badan yang berlebihan saat hamil bisa meningkatkan resiko keguguran. Terkadang keguguran terjadi dengan cepat sejak awal kehamilan yang diawali dengan tanda keguguran di awal kehamilan. Jadi ibu harus waspada dengan beberapa potensi keguguran ini.
  2. Gestational diabetes, karena tubuh ibu yang terlalu gemuk. Kondisi ini diawali dengan masalah tubuh ibu yang tidak bisa mengolah karbohidrat dan gula sehingga kadar gula menumpuk dalam darah. Ini komplikasi yang berat dan bisa memicu kematian janin dalam kandungan.
  3. Preeklampsia. Ibu yang menderita obesitas selama hamil juga sangat rentan dengan preeklampsia. Kondisi ini bisa terjadi karena masalah diabetes gestasional, tekanan darah tinggi pada ibu, dan masalah efek obesitas. Ini hal yang sangat berbahaya karena memicu janin yang meninggal dalam kandungan dan termasuk risiko kematian ibu selama hamil dan melahirkan.
  4. Resiko infeksi. Ibu yang gemuk sangat rentan dengan masalah infeksi seperti infeksi saluran kemih. Kondisi ini sangat berbahaya yang diawali dengan rasa nyeri atau sakit saat buang air kecil, urin berwarna keruh, dan sakit perut bawah. Infeksi bisa menyebar ke janin dan sangat berbahaya.
  5. Komplikasi persalinan. Hampir semua ibu hamil yang menderita obesitas selama hamil menghadapi komplikasi persalinan. Persalinan yang normal mungkin tidak bisa terjadi karena adanya risiko pendarahan dan cedera pada bayi. Sementara persalinan caesar juga bisa menyebabkan efek buruk akibat ibu menderita komplikasi luka setelah terkena diabetes.

Perawatan

  1. Perhatikan nutrisi. Jika memang berat badan ibu sudah berlebihan selama hamil maka cobalah untuk mengendalikan nutrisi selama hamil. Hindari makanan yang mengandung lemak jenuh, gorengan, makanan cepat saji, makanan dan minuman yang terlalu manis dan semua jenis makanan yang memicu kenaikan berat badan.
  2. Rajin olahraga. Saat ibu hamil dengan kondisi tubuh gemuk maka harus rajin berolahraga untuk menjaga kesehatan. Ibu bisa berenang, senam hamil, yoga kehamilan dan kegiatan gerakan lain yang aman untuk ibu dan bayi.
  3. Periksa kehamilan rutin. Karena kondisi tubuh ibu sudah gemuk maka ibu sebaiknya juga mengendalikan kesehatan dan tahu seperti apa kondisi ibu. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan ikuti apa nasehat dari dokter yang merawat.

Jadi begitu semua informasi tentang bahaya tidak berat badan 100 kg saat hamil dan risiko serta perawatannya? Semua ibu hamil sebaiknya menjaga berat badan agar tidak sampai 100 kg dan harus ideal sesuai dengan kondisi sebelum hamil agar ibu dan bayi sehat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn