Beberapa dari Anda mungkin masih asing mendengar istilah Hiperemesis gravidarum. Gejala ini umumnya dialami oleh ibu hamil. Walaupun porsentasenya cukup jarang, namun tak menutup kemungkinan wanita dengan imunitas lemah akan mengalami hiperemesis gravidarum ketika hamil. Nah, kali ini kami akan menjelaskan tentang hiperemesis gravidarum pada ibu hamil, serta tingkatan hiperemesis gravidarum berdasarkan berat ringanya gejala. Simak terus ya!
Baca juga: Hiperemesis Gravidarum pada ibu hamil
Definisi Hiperemesis Gravidarum
Menurut ilmu kedokteran, hiperemesis gravidium merupakan kondisi dimana ibu hamil mengalami gejala mual dan muntah yang cukup parah. Apabila morning sickness hanya berlangsung selama 12-14 minggu kehamilan, hiperemesis gravidium bisa terjadi hingga minggu ke-20. Bahkan berkemungkinan berlanjut hingga ibu hamil tua.
Gejala dari hiperemesis gravidium pun juga lebih berat dibandingkan morning sickness. Ibu akan merasakan kelelahan berlebihan, mual sepanjang hari, dan frekuensi muntah juga terus-menerus tak terkendali (bisa mencapai 10-30 kali dalam sehari). Kondisi ini menyebabkan nafsu makan menjadi turun, sehingga efeknya berat badan akan turun drastis. Ibu juga berisiko mengalami dehidrasi, kekurangan nutrisi serta gangguan pencernaan.
Ketika ibu kekurangan nutrisi karena sering muntah, maka cadangan lemak dan karbohidrat dalam tubuh akan semakin berkurang sebab dipergunakan sebagai energi. Lama-kelamaan proses oksidasi lemak menjadi terganggu dan menyebabkan menumpuknya zat-zat keton dalam darah. Dari kasus yang tercatat, hiperemesis gravidium memang diperkirakan bisa menghilang dengan sendirinya. Namun tetap saja, apabila tidak segera diatasi bisa menyebabkan gejala efek samping yang membahayakan ibu dan janin.
Baca juga:
- penanganan keguguran berulang
- penyebab keguguran berulang
- bahaya aborsi pada remaja
- abortus imminens
- cara menjaga kehamilan muda agar tidak keguguran
- tanda keguguran tanpa pendarahan
- akibat keguguran
Tingkatan Hiperemesis Gravidarum pada Ibu Hamil
Berdasarkan keparahan gejalanya, hiperemesis gravidium dibedakan menjadi 3 tingkatan. Penderita gejala paling ringan termasuk hiperemesis gravidarum tingkat 1, gejala sedang termasuk hiperemesis gravidarum tingkat 2, gejala paling parah termasuk tingkat 3.
Informasi terkait kehamilan” state=”closed
- ciri ciri hamil anak kembar
- tanda awal kehamilan kembar
- anda awal kehamilan kembar
- gejala hamil anak kembar
- olahraga untuk ibu hamil
- sit up bagi ibu hamil
- bahaya berenang bagi ibu hamil
- olahraga yang dilarang untuk ibu hamil
- manfaat susu bagi ibu hamil
- manfaat yoghurt untuk ibu hamil
- manfaat susu kedelai bagi ibu hamil
- Manfaat toge untuk ibu hamil
- Manfaat oatmeal untuk ibu hamil
- manfaat ceker ayam bagi ibu hamil
- manfaat telur asin bagi ibu hamil
- Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1
Hiperemesis gravidarum dengan gejala paling ringan termasuk dalam golongan tingkatan 1. Kondisi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu perubahan hormon estrogen dalam tubuh, peningkatan hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin) yang diproduksi plasenta, kegemukan (obesitas), memiliki riwayat hiperemesis gravidarum, hamil pertama kali, genetik (ada keluarga yang mengalami hiperemesis gravidarum), hamil anggur, mengandung anak kembar, dan mengandung anak perempuan.
Gejala paling umum pada penderita hiperemesis gravidarum tingkat 1, yakni:
- Badan terasa lemas dan lesu
- Lidah menjadi kering
- Sering muntah setiap selesai makan
- Berkurangnya nafsu makan
- Bobot badan menurun secara perlahan
- Mata tampak cekung
- Volume urine berkurang (sedikit)
- Mudah merasa haus
- Tekanan darah sistolik menurun
- Berkurangnya turgor kulit
- Keinaikan frekuensi denyut nadi (sekitar 100 kali tiap menit)
Baca juga: proses kehamilan – cara menghitung usia kehamilan– penyebab kemandulan pada wanita – penyebab menstruasi tidak teratur –Cara membedakan darah haid dan darah awal kehamilan– akibat telat haid
- Hiperemesis Gravidarum Tingkat 2
Tingkatan hiperemesis gravidarum ke-2 ini umumnya terjadi saat gejalanya tak kunjung usai. Untuk penyebab hiperemesis gravidarum tingkat 2 hampir sama dengan tingkat 1, yakni perubahan hormon HCG, obesitas, genetik (salah satu keluarga pernah mengalami hiperemesis gravidarum), hamil anak kembar, mengandung anak berjenis kelamin perempuan, hamil anggur, obesitas dan daya imun lemah.
Gejala paling umum pada penderita hiperemesis gravidarum tingkat 2, yakni:
- Muntah tak terkendali (terus-menerus) dalam seharian dan terkadang berhenti cukup lama, lalu kambuh lagi
- Lidah kering dan tampak kotor
- Bobot badan turun drastis
- Mata tampak cekung
- Dehidrasi
- Urine mengandung bilirubin dan zat aseton
- Oliguria (volume urin sedikit)
- Nafas beraroma aseton
- Wajah terlihat pucat
- Konstipasi
- Kenaikan suhu badan (demam)
- Kulit tampak menguning (ikterus ringan)
- Tekanan darah sistolik menurun hingga dibawah 80 mmHg
- Frekuensi denyut nadi naik hingga 100-140 kali lipat
- Penderita menunjukkan sikap diam dan tak banyak bicara
- Penderita tampak linglung dan bingung
- Tidak mampu berpikir jernih (disorientasi)
- Menurunnya kesadaran sementara
- Berisiko mengalami koma
Baca juga: Penyebab hamil kosong – beda hamil anggur dan hamil diluar kandungan – hamil anggur – hamil anggur pada wanita
- Hiperemesis Gravidarum tingkat 3
Pada tahap ini, kondisi hiperemsis gravidarum sudah sangat parah. Penderita mengalami gejala komplikasi yang membuatnya merasa tidak nyaman. Sehingga tak jarang penderita harus menjalani rawat inap di rumah sakit. Faktor penyebab dari hiperemesis gravidarum tingkat 3 yaitu adanya gangguan ginjal, gangguan pada proses oksidasi lemak, kenaikan kadar hormon HCG, obesitas, daya imun sangat menurun, kekurangan nutrisi, kemungkinan hamil anggur, mengandung anak kembar, mengandung anak perempuan, genetik, kondisi morning sickness berlebihan, masalah hiperemesis gravidarum tingak 1 dan 2 yang tidak segera diatasi.
Gejala paling umum pada penderita hiperemesis gravidarum tingkat 3, yakni:
- Gejala mual muncul dan hilang
- Muntah berhenti sementara
- Dehidrasi
- Mata cekung
- Cepat merasa haus
- Mengalami kondisi dehidrasi berlebihan
- Demam (suhu badan meningkat)
- Tekanan darah sistolik menurun (tapi tidak berkepanjangan)
- Volume urin sedikit
- Urine mengandung zat keton
- Gangguan pada mental
- Kadar bilirubin dalam darah meningkat, hingga menyebabkan warna kulit menjadi kuning (ikterus)
- Mengalami nigtamus, dimana bola mata mengalami gangguan dengan gerakan-gerakan spontan (vertikal dan horizontal) hingga beberapa menit, bisa menyampai 60-100 menit.
- Mengalami sianosis, warna kulit menjadi pucat dan kebiruan dikarenakan kekurangan oksigen dalam darah
- Gangguan pada organ jantung
- Kehilangan kesadaran
- Berisiko koma
Beberapa wanita hamil yang menderita hiperemesis gravidarum pada tahap sangat parah, dimana penderita terus-menerus muntah maka bisa memicu pendarahan pada kerongkongan. Di samping itu, ibu juga berisiko menderita gangguan hati, ginjal, lambung, usus, jantung, otak dan melahirkan bayi prematur.
Baca juga:Penyebab kelainan kongenital non genetik – Tanda-tanda janin cacat – Ciri kehamilan yang bermasalah –Tanda-tanda diabetes pada ibu hamil – Bahaya diabetes saat hamil
Penanganan dan Pengobatan Hiperemesis Gravidarum
Meskipun gejala hiperemesis gravidarum dapat menghilang dengan sendirinya, namun pada beberapa kasus kondisi ini juga bisa menjadi lebih parah. Terutama jika tidak dirawat dengan baik. Sebaiknya bila ibu terdiagnosis hiperemesis gravidarum segeralah berobat ke dokter. Nantinya dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan untuk memastikan kondisi tersebut. Pertama, dokter akan mengecek gejala yang dialami ibu. Kemudian dilanjutkan dengan test urine, tes darah, pemeriksaan tiroksin, pemeriksaan organ hati, dan pendeteksian USG untuk tahap lanjut. (baca: ciri ciri orang hamil – ciri ciri kehamilan 1 minggu setelah berhubungan)
Apabila ibu positif mengidap hiperemesis gravidarum, maka ada beberapa cara pengobatan yang bisa dilakukan. Diantaranya yakni:
- Pemberian obat-obatan untuk meredakan gejalanya, seperti obat antimual (anti emetik) dan obat anti histamin
- Pemberian obat-obatan steroid
- Pemberian vitamin untuk peningkat sistem imun
- Pemberian asupan kalium
- Pemberian infus
- Memperbanyak beristirahat
- Mengurangi aktivitas berlebihan, jika Anda kerja sebaiknya ambil cuti
- Mengonsumsi makanan mengandung karbohidrat
- Meningkatkan asupan buah-buahan dan sayuran
- Mengurangi asupan makanan berlemak
- Menghindari pemakaian pakaian ketat
- Hindari suara bising
- Mengurangi asupan makanan yang beraroma kuat yang merangsang mual
- Menghindari stres berlebihan
- Mengatur pencahayaan dalam ruangan (sebaiknya menghindari cahaya terlalu terang)
- Memberikan dukungan dan motivasi kepada ibu hamil tersebut
- Sebaiknya suami memberikan lebih banyak waktunya untuk si istri, dengan memperhatikan dan menyayangi
- Pada tahap parah, lakukan rawat inap di rumah sakit
Baca juga: Cara menjaga kehamilan muda–Komplikasi kehamilan
Pencegahan Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil
Setiap ibu hamil sangat umum mengalami morning sickness. Namun gejala morning sickness berlebihan, mual dan muntah berkepanjangan bisa jadi pertanda ibu mengalami hiperemesis gravidarum. Kondisi ini bisa dicegah sebelum semakin parah. Beberapa cara pencegahan hiperemesis gravidarum yakni dengan berkonsultasi pada dokter saat merasakan gejala tak normal, mencoba menanyakan pada keluarga apakah ada orang yang pernah mengalami riwayat sama dan meminta saran. Tak lupa tingkatkan asupan makanan bergizi, kurangi jajan di luar (makanan junk food), dan sebaiknya hindari pekerjaan terlalu berat.
Demikianlah penjelasan mengenai tingkatan hiperemesis gravidarum. Apabila Anda merasakan gejala-gejala diatas saat hamil maka segeralah memeriksakan diri ke dokter. Semoga bermanfaat dan bisa membantu.