9 Gejala Tifus pada Anak dan Pencegahannya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tifus adalah sebuah penyakit yang biasanya terjadi karena ada radang pada usus, disertai gejala demam pada penderitanya. Penderita tifus yang mengalami adang di usus, bisa membuat ususnya terluka dan selanjutnya bakteri penyebab tifus juga akan bisa menyerang hati, limpa dan kantung empedu, yang jika dibiarkan akan berbahaya bagi keselamatan jiwanya.

Seseorang yang menderita penyakit ini, seringkali salah didiagnosa sedang mengalami penyakit demam berdarah. Atau sebaliknya, penyakit demam berdarah sering salah didiagnosa sebagai tifus. Hal ini wajar terjadi, karena gejala awal penyakit tifus hampir sama dengan penyakit demam berdarah, yaitu diawali dengan panas yang sangat tinggi. Walaupun gejalanya hampir mirip, tifus dan demam berdarah dapat diperiksa lebih jauh oleh dokter dan melalui pemeriksaan laboratorium. (Baca juga: Bahaya DBD bagi Ibu Hamil)

Perbedaan Tifus dan Demam Berdarah

Dua penyakit ini sering sekali membingungkan orang tua saat ingin mengenali gejala demam yang dialami oleh anaknya. Hal mendasar yang membedakan penyakit tifus dan demam berdarah adalah penyebabnya.

Tifus disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang sangat mudah ditularkan melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi bakteri tersebut. Bakteri Salmonella typhi ini mudah sekali menyebar melalui makanan dan minuman yang kotor. Penyebaran bakteri ini dibawa oleh lalat atau serangga-serangga lain yang sering berpindah-pindah tempat hinggapnya.

Sementara itu, penyakit demam berdarah disebabkan oleh virus yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti betina. Nyamuk ini biasa ada di siang hari, dengan ciri-ciri tubuhnya berwarna hitam-putih. Penyebarannya melalui nyamuk aedes aegypti ini menggigit penderita demam berdarah kemudian saat dia menggigit orang lain yang sehat, maka orang tersebut akan tertular penyakit demam berdarah.

Gejala Tifus pada Anak

Biasanya, penyakit tifus lebih sering diderita oleh anak-anak. Hal ini dikarenakan, penyakit tifus ditularkan melalui makanan dan minuman, dimana anak-anak biasanya belum bisa membedakan mana makanan yang kotor dan mana makanan yang bersih dari kuman. Padahal, jika anak sakit tifus dan tidak segera ditangani dengan baik dan benar, nyawa anak bisa dalam bahaya. Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda untuk mengetahui gejala tifus pada anak, sebagai berikut:

  1. Demam yang sangat tinggi

Tifus biasanya diawali dengan demam yang sangat tinggi pada anak. Demam tinggi ini cukup sulit untuk didiagnosis, karena demam akan naik-turun di awal, lalu jika tidak segera ditangani demam akan semakin tinggi dan makin memburuk.

Baca juga:

Demam yang sangat tinggi pada anak bisa berbahaya, misalnya bisa menimbulkan kejang demam pada anak. Biasanya, kejang akibat demam bisa terjadi jika suhu tubuh anak mencapai 37,5 derajat celcius. Lebih jauh lagi, demam yang terlalu tinggi pada anak bisa menyebabkan hiperpireksia, yaitu kondisi dimana suhu tubuh anak mencapai 41 derajat celcius atau lebih.

Baca juga:

  1. Sakit perut disertai mual atau muntah

Tifus disebabkan oleh bakteri  yang menginfeksi usus. Infeksi ini menyebabkan usus terluka yang oleh karena itu, anak yang menderita tifus akan merasakan sakit perut. Sakit perut akibat tifus biasanya terjadi di bagian perut sebelah kiri, dimana usus dua belas jari yang terinfeksi berada. Kadang-kadang, orang tua mengira bahwa anak menderita maag atau sakit perut biasa. Namun, jika Anda aware bahwa bagian yang sakit adalah perut sebelah kiri, Anda sebaiknya waspada anak Anda menderita tifus dan segera membawanya ke dokter.

Baca juga:

  1. BAB tidak normal

Selain merasakan sakit perut, anak yang menderita tifus juga mengalami BAB yang tidak normal. BAB yang tidak normal bisa berarti anak terkena diare, yang membuatnya terus ingin buang air besar. Namun ada juga anak yang menderita tifus justru mengalami konstipasi atau susah buang air besar.

Baca juga:

Jika anak Anda mengalami BAB yang tidak normal dari biasannya, jangan terlalu menganggap remeh dan hanya mengira salah makan atau sejenisnya. Terlebih jika saat itu anak Anda memang sedang demam tinggi. Sebaiknya Anda segera mengkonsultasikan kondisi anak Anda ke dokter untuk bisa memberi penanganan yang tepat, alih-alih hanya memberi obat pencahar atau obat diare.

Baca juga:

BAB yang tidak normal ini membuat anak merasakan ketidaknyamanan di perutnya dan membuatnya lemas dan lesu. Selain itu, jika tidak ditangani dengan tepat, BAB yang tidak normal akan mengganggu penyerapan nutrisi di tubuhnya dan bisa memperparah penyakit yang diderita anak Anda.

  1. Anak rewel dan susah tidur

Penyakit tifus juga menyebabkan rasa otot yang sakit dan badan terasa pegal. Anak yang menderita tifus akan merasakan tubuhnya nyeri dan sakit saat digerakkan. Maka, biasanya mereka akan lebih suka berbaring dan menolak beraktivitas.

Selain itu, badan yang terasa sakit juga membuat anak merasa badannya tidak nyaman yang membuatnya rewel dan susah tidur. Kerewelan dan susah tidur pada anak ini membuatnya semakin tidak kunjung sembuh karena kurang beristirahat.

Baca juga:

  1. Bagian tepi lidah anak berwarna putih

Coba Anda perhatikan warna lidah anak Anda. Salah satu gejala tifus adalah tepi lidah penderita berwarna putih. Hal ini dikarenakan ada proses inflamasi pada penyakit tifus. Akibatnya, ada perbedaan yang mencolok pada warna lidah.

Maka, cobalah untuk memperhatikan lidah anak Anda, apakah bagian tepi lidahnya berwarna putih sementara bagian tengahnya berwarna merah? Atau bisa juga sebaliknya, bagian tepi berwarna merah sementara bagian tengah lidahnya berwarna putih. Jika ya, hampir bisa dipastikan anak Anda menderita tifus. (Baca juga: Bercak Putih Pada Lidah Bayi)

  1. Nafsu makan hilang

Anak yang menderita tifus juga bisa memiliki nafsu makan yang sangat rendah. Hal ini dikarenakan demam yang tinggi dan rasa tidak nyaman di perutnya membuat nafsu makan hilang. Makanan apapun yang diberikan padanya akan terasa tidak enak sehingga anak tidak ingin makan apapun. (Baca juga: Cara Mengatasi Bayi Susah Makan)

Walaupun memang pada umumnya anak yang sakit hampir pasti kehilangan nafsu, Anda sebagai orang tua harus tetap memastikan ada asupan nutrisi yang cukup masuk ke tubuhnya. Carilah penyebab anak susah makan dan makanan apa yang dia sukai. Dengan nutrisi yang cukup, diharapkan akan membantu tubuh anak membentuk antibodi untuk melawan penyakit dan segera sembuh. (Baca juga: Vitamin untuk Anak Susah Makan)

  1. Denyut nadi lemah

Tifus yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi ini juga mempengaruhi kinerja jantung karena bakteri ini bersifat racun. Jantung menjadi lebih lambat dalam memompa darah dan nadi juga lebih lambaat berdetak. Hal ini menyebabkan sirkulasi darah dan sari-sari makanan di tubuh anak menjadi lebih lambat, bahkan kurang, yang akibatnya tubuh anak menjadi semakin lemah.

Untuk itu, Anda perlu memeriksa tanda-tanda vital anak, seperti detak jantung dan denyut nadinya. Hal ini diperlukan untuk mencegah penurunan tekanan darah anak yang tiba-tiba yang bisa menimbulkan shock pada tubuhnya. Semakin cepat Anda bisa mendeteksi tanda-tanda vital tubuh anak Anda, semakin cepat tindakan yang tepat akan diberikan padanya.

  1. Muncul ruam atau bintik merah di tubuh anak

Gejala satu ini sering membuat orang tua salah mengira anaknya terserang demam berdarah alih-alih menderita tifus. Sebenarnya bintik merah pada kulit bayi dan anak saat sakit cukup umum terjadi karena kondisi tubuh anak yang kurang baik. Namun, Anda harus waspada untuk membedakan bercak merah karena demam berdarah atau karena tifus dengan memperhatikan gejala-gejala lainnya, agar bisa memberi penanganan yang benar pada anak.

  1. Hasil laboratorium

Untuk lebih pasti dan supaya bisa memberi penanganan yang lebih tepat, sebaiknya Anda memeriksakan anak Anda ke dokter dan membawanya ke laboratorium untuk mendapat diagosis yang lebih tepat. Tes laboratorium untuk mendeteksi tifus dilakukan dengan mengambil sampel darah anak untuk melihat apakah ada infeksi bakteri Salmonella typhi. Tes yang dilakukan adalah dengan menggunakan tes widal atau pemeriksaan antibodi IgM/IgG. Dengan melakukan tes laboratorium, dokter juga bisa memeriksa dengan tepat, apakah anak Anda menderita tifus atau demam berdarah. (Baca juga: Tes Darah Saat Hamil)

Pencegahan Penyakit Tifus

Penyakit tifus ini cukup berbahaya bagi manusia, terutama jika dialami oleh bayi dan ibu hamil. Maka, sebaiknya Anda mencegah terjadinya penyakit tifus ini, dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan dan makanan yang Anda dan bayi atau anak Anda makan. Dengan menjaga kebersihan, Anda bisa mencegah penyebaran bakteri Salmonella typhi dan melindungi diri Anda dan anak Anda dari kontaminasi bakteri tersebut.

Namun, jika Anda atau anak terlanjur menderita penyakit tifus, sebaiknya Anda segera membawanya ke dokter untuk mendapat perawatan yang tepat. Beri makanan yang halus dan lunak, seperti bubur, untuk memudahkan tubuhnya mencerna makanan. Hindari memberi makanan yang bersifat pedas atau asam.

Tetap jaga kesehatan, ya, Bunda!

fbWhatsappTwitterLinkedIn