Bagi para ibu yang baru melahirkan, sangat penting untuk tetap memperhatikan jumlah ASI yang dihasilkan agar bayi tidak sampai kekurangan ASI. Ada berbagai cara memperbanyak ASI serta makanan untuk memperbanyak ASI yang bisa diterapkan oleh para ibu selepas melahirkan untuk menghasilkan ASI yang cukup bagi buah hatinya. Makanan dapat berupa sayur-sayuran, buah-buahan maupun produk kesehatan yang dijual di pasaran, seperti manfaat glucogen untuk ibu menyusui dan manfaat glucola untuk ibu menyusui. Keduanya sama-sama terbukti cukup baik untuk membantu memperlancar ASI.
Baca juga :
- Manfaat yoghurt untuk ibu menyusui
- Manfaat alpukat untuk ibu menyusui
- Manfaat jahe untuk ibu menyusui
- Manfaat pisang untuk ibu menyusui
Selain itu, penting pula bagi kita untuk mengetahui pantangan ibu menyusui serta resiko hamil ketika masih menyusui karena hal ini tentu akan mempengaruhi kualitas dari ASI yang dihasilkan. Janganlah terburu-buru untuk melakukan diet penurunan badan karena hal ini justru dapat menurunkan kualitas ASI. Bahaya diet saat menyusui akan selalu mengintai bagi para ibu yang tidak mengetahui caranya. Oleh karena itu, disarankan untuk bagi Anda yang ingin berdiet untuk mempelajari cara diet ibu menyusui yang benar.
Bagi para ibu menyusui yang harus tetap bekerja di kantor, biasanya ASI akan dipompa sebanyak mungkin untuk disimpan di kulkas sampai bayi membutuhkan ASI tersebut. Tempat penyimpanan ASI biasanya akan lebih bagus bila disimpan dalam botol kaca karena kaca tidak akan mengalami oksidasi seperti yang terjadi pada beberapa jenis botol plastik.
Hal yang tak kalah penting pada saat pemberian ASI adalah bagaimana kita memproses ASI tersebut yang telah berada di dalam kulkas selama beberapa lama agar dapat dikonsumsi oleh bayi kita. Terlebih apabila bukan kita sendiri yang memberikan ASI tersebut, melainkan suami, saudara atau kerabat yang kita mintai pertolongan untuk memberikan ASI tersebut kepada bayi. Maka kita terlebih dahulu harus tahu bagaimana cara yang benar dan tepat untuk menyajikan ASI perah kepada bayi kita. Jangan sampai kualitas pada ASI menurun karena salah dalam proses penyajiannya.
Berikut beberapa cara memberikan ASI perah dan menyajikannya yang telah disimpan beberapa lama di dalam kulkas :
- Mulailah Dari ASI yang Paling Lama Disimpan
Tatalah posisi ASI pada kulkas sesuai dari urutan yang terlama hingga yang terbaru. Hal ini akan memudahkan Anda untuk menentukan ASI mana yang akan dihangatkan terlebih dulu.
Jangan sampai Anda meletakkannya secara acak hingga setelah terkumpul berbotol-botol ASI, Anda lupa mana yang terlebih dulu masuk. Ada baiknya Anda memberikan label tanggal atau nomor untuk memudahkan identifikasi. Akan lebih baik jika ASI tidak terlalu lama berada di kulkas dan bisa segera disajikan untuk bayi.
- Jangan Gunakan Microwave ataupun Memasaknya Hingga Mendidih
Jangan memanaskan ASI dengan memasukkannya ke dalam microwave ataupun memanaskan ke dalam panci berisi air dan memasaknya hingga mendidih di atas kompor. Hal ini dapat menghilangkan kandungan vitamin dan mineral yang terkandung di dalam ASI. Seringkali apabila dipanaskan di dalam microwave akan meninggalkan bercak panas di permukaan botol ASI. Hal ini sangat membahayakan bagi kesehatan bayi.
- Pindahkan ASI dari Suhu Beku ke Suhu Dingin
Apabila ASI disimpan di dalam ‘freezer’ dengan suhu -18 hingga -24 derajat Celcius, maka cara terbaik untuk mencairkannya adalah dengan cara menaruhnya ke bagian bawah kulkas yang suhunya tidak membeku, antara 4 derajat Celcius, selama semalaman atau kurang lebih 8 jam. Anda dapat memilih untuk meletakkan ASI tersebut di bagian pintu kulkas karena lebih hangat dibandingkan bagian dalam kulkas namun tetap aman untuk mencairkan ASI. Maka ASI yang membeku tersebut akan mencair secara alami, tidak secara drastis dan kualitas ASI masih tetap terjaga.
- Hangatkan ASI Dengan Mengalirkan atau Merendamnya Dalam Air Hangat
ASI yang disimpan dari kulkas bersuhu kira-kira 4 derajat Celcius (dingin tapi tidak beku) maka cara terbaik untuk menghangatkannya adalah dengan mengalirkan air hangat ke bagian luar permukaan botol yang berisi ASI. Cara lain adalah dengan merendam sebagian permukaan botol ASI tersebut ke dalam wadah berisi air hangat. Diamkan selama beberapa saat hingga ASI dalam botol terasa cukup hangat atau sesuai dengan suhu yang disukai oleh bayi. Ada juga bayi yang dapat langsung mengkonsumsi ASI yang telah disimpan dalam kulkas bersuhu ini tanpa perlu menghangatkannya terlebih dulu.
- Campur Rata ASI Secara Perlahan Sebelum Disajikan
Sebelum menyajikannya ke bayi, pastikan seluruh bagian susu telah tercampur rata karena biasanya setelah tersimpan lama di dalam kulkas, lemak pada susu akan terpisah. Oleh karena itu, Anda dapat melakukannya secara perlahan dengan memutar-mutar botol susu yang berisi ASI hingga seluruh bagian dari lemak susu tercampur rata. Hindari cara mengocok dengan menggoyang-goyangkan botol ASI ke atas dan ke bawah. Hindari pula mengaduk-aduk ASI dengan sendok. Hal-hal tersebut akan sedikit banyak mempengaruhi kualitas ASI.
- Panaskan ASI Pada Suhu Medium Jika Tercium Bau Amis
Asi yang telah dikeluarkan dari kulkas dan telah mengalami proses penghangatan, kemungkinan akan berbau sedikit agak amis. Hal ini disebabkan terurainya lemak pada susu bayi yang disebabkan oleh enzim lipase. Namun demikian, hal tersebut sesungguhnya tidak masalah dan masih aman jika diberikan pada bayi. Namun jika Anda menghendaki, Anda dapat memasaknya terlebih dahulu di atas kompor dengan panas medium, perlahan hingga muncul gelembung ‘bubble’ di sekeliling permukaan air tanpa harus menunggunya hingga mendidih. ASI ini masih jauh lebih layak diberikan kepada bayi dibandingkan susu formula terbaik sekalipun. Meskipun sebetulnya, ada banyak manfaat susu formula untuk bayi, namun susu terbaik adalah yang berasal dari ASI karena lebih aman dan alami.
- Sisa ASI Bisa Diminum Kembali atau Dibuang Setelah 24 Jam
Belum ada penelitian yang menunjukkan adanya bahaya pada ASI sisa yang tidak terminum oleh bayi yang dihangatkan kembali untuk disimpan ke dalam kulkas dan diminumkan ke bayi. Hal yang sama juga belum bisa dipastikan apakah lebih aman apabila langsung membuang sisa ASI yang tak terminum. Beberapa responden mengatakan jika ASI sisa yang dihangatkan lalu disimpan kembali ke kulkas masih bisa diberikan kepada bayi asalkan masih dalam rentang waktu satu jam. Asalkan tidak dibekukan lagi atau ‘re-freeze’, hanya diletakkan di kulkas bawah saja. Namun kebanyakan peneliti sepakat untuk membuang sisa ASI yang tidak terminum apabila sudah lebih dari 24 jam.
Demikian beberapa persiapan yang perlu kita lakukan sebelum menyajikan ASI perah kepada bayi. Setelah ASI diberikan kepada bayi, jangan lupakan kebersihan dalam cara mencuci botol susu bayi.
Perlu diingat bahwa, para peneliti mengatakan bahwa semakin lama Anda menyimpan ASI di dalam kulkas, baik di ‘freezer’ dengan suhu beku ataupun kulkas dengan suhu dingin, keduanya sama-sama memiliki resiko untuk menurunkan kadar vitamin C pada ASI. Oleh karena itu, semakin cepat ASI disuguhkan, maka semakin baik kualitas ASI yang bisa kita berikan kepada bayi.