11 Ciri-ciri bayi kurang ASI Paling Sering Terjadi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bayi yang sehat adalah bayi yang pertumbuhannya terjaga dan berkembang sesui usianya. Selain itu, pertumbuhan bayi disertai dengan pemenuhan nutrisi yang memadai. Salah satu caranya dengan memenuhi kebutuhan ASI bayi, terutama usia hingga 6 bulan. Haal ini karena banyaknya manfaat ASI untuk bayi Tetapi pada beberapa kasus, bayi bisa saja mengalami kekurangan suplai ASI karena sesuatu dan lain hal seperti produksi ASI tidak banyak. Oleh karenanya, perlu diketahui ciri-ciri bayi kurang ASI.

1. Gizi bayi kurang

Sebagaimana yang diketahui sejak lama bahwa banyak manfaat ASI untuk bayi. ASI memiliki banyak kandungan nutrisi yang bermanfaat untuk bayi bahkan dikatakan lebih lengkap dan lebih baik dari susu formula. Selain itu, ASI juga merupakan produk alami dari Ibu yang baru melahirkan dan bebas dari pengawet yang ada pada susu formula. Oleh karena tingginya gizi ASI, maka tidak heran jika bayi di usia 0 hingga 6 bulan bisa hanya mendapat ASI tanpa makanan tambahan lainnya.

Tetapi, apabila pemenuhan ASI ini terganggu, tentu dapat menyebabkan suplai nutrisi bayi terhambat atau terganggu. Hal ini mengakibatkan lama-kelamaan kebutuhan tubuh bayi tidak terpenuhi dan menjadi kekurangan gizi. Dampaknya akan akan mudah terjadi penyakit akibat kurang gizi pada bayi.

2. Dehidrasi

ASI merupakan makanan utama yang diberikan untuk bayo dalam bentuk cairan dalam hal ini susu. ASI berfungsi sebagai makanan dan juga sebagai minuman untuk bayi. Apabila kebutuhan ASI dari bayi tidak terpenuhi, maka salah satu tandanya yaitu bayi mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Pada awalnya bayi mulai akan rewel ingin minum, lalu lama-kelamaan akan menjadi lemas akibat dehidrasi. Kondisi ini bila berlanjut dapat membahayakan nyawa bayi. Oleh karenanya, Ibu perlu mengetahui tanda-tanda bayi dehidrasi yang berbahaya.

3. Badan kurus

Badan kurus merupakan dampak jangka panjang apabila nutrisi bayi tidak terpenuhi. Ketika kekurangan gizi terjadi secara terus-menerus, maka tubuh akan mengambil makanan cadangan dari sel-sel tubuh yakni dengan membakar lemak dan otot tubuh. Akibatnya bayi akan semakin kurus, hingga tulang rusuk bayi bahkan bisa kelihatan akibat kekurangan gizi yang berat. Selain itu, hal ini menjadi penyebab berat badan bayi tidak naik bahkan bisa jadi mengalami penurunan bobot tubuh. Oleh karenanya, penting juga Ibu mengetahui cara menaikkan berat badan bayi.

4. Mudah sakit

Ciri-ciri bayi kurang ASI biasanya mudah terkena penyakit. ASI memiliki banyak kandungan yang salah satunya berperan sebagai antioksidan atau mempertahankan daya tahan tubuh. Apabila bayi mengalami kekurangan gizi, maka suplai makanan untuk menjaga daya tahan tubuh juga terganggu. Akibatnya bayi akan mudah terkena penyakit infeksi dan pada akhirnya mudah mengalami sakit. ASI sendiri merupakan salah satu makanan yang menyehatkan dan bahkan pada bayi sakit seperti demam, batuk, atau diare, pemberian ASI justru tetap harus dijaga agar tetap terpenuhi untuk mempercepat penyembuhan bayi.

5. Diare

Diare biasanya dialami pada bayi yang menyusu ASI kemudian diganti dengan susu formula. Hal ini dikarenakan tidak cocoknya usus bayi untuk mencerna susu formula, sehingga menjadi penyebab diare pada bayi. Pada beberapa kasus, bayi dapat mengalami intoleransi laktosa dalam susu uang menyebabkan tinja bayi sangat lembek bahkan bisa diare. Dalam keadaan ini penting bagi Ibu untuk mengetahui cara mengatasi diare pada bayi.

6. Bayi kuning

Kekurangan ASI juga dapat menjadi penyebab bayi kuning. Pada bayi yang baru lahir, fungsi organ seperti hati belum begitu maksimal. Pada keadaan ini bayi dapat mudah menjadi kuning (ikterik) akibat belum sempurnanya metabolisme bilirubin. Kuning pada bayi dapat berupa hal normal dan tidak normal. Salah satu yang dapat menyebabkan bayi mudah menjadi kuning adalah kekurangan suplai ASI dari Ibu sehingga secara perlahan bayi menguning. Tanda-tanda bayi kuning dapat dilihat dari kulit bayi bahkan bisa sampi bagian mata. Oleh karenanya Ibu perlu meningkatkan pemberian ASI pada bayinya dan menjemur bayi di matahari pagi untuk menghilangkan gejala kuning.

7. Suhu bayi meningkat

Kekurangan cairan akibat kurangnya ASI yang diberi kepada bayi dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi. Ternyata dehidrasi yang terjadi dapat mempengaruhi pengaturan suhu tubuh bayi. Akibat kekurangan minum atai kurang ASI maka dampaknya pada tubuh adalah mengalami kenaikan suhu tubuh seperti demam. Namun pada umumnya suhu yang naik tidak begitu tinggi. Apabila bayi mengalami demam dengan suhu yang tinggi, maka dapat dicurigai kemungkinan ada penyebab lain seperti infeksi.

8. Kejang

Metabolisme bayi dan kerja kelistrikan di otak membutuhkan suplai glukosa dan oksigen agar saraf-saraf diotak tetap terjaga fungsinya. Apabila bayi mengalami kekurangan ASI, maka salah satu dampaknya beresiko mengalami kejang pada bayi dengan tanda mulut mencucu dan gerakan seperti mengayuh sepeda.

9. Bayi gelisah

Ciri-ciri bayi kurang ASI yang paling mudah dilihat dan selalu muncul biasanya bayi mudah gelisah dan rewel. Akibat kekurangan ASI, bayi akan merasa lapar. Dalam keadaan tersebut bayi akan mulai rewel atau menangis agar segera diberikan ASI. 

10. Bayi kurang BAK

Seperti yang dikatakan sebelumnya, dampak dari kekurangan ASI menyebabkan tubuh kekurangan cairan dan dehidrasi. Apabula tubuh kekurangan cairan dan dehidrasi, maka tentu tubuh akan berusaha menyimpan cadangan cairan tubuh yang ada. Akibatnya tubuh akan mengurangi produksi urin yang harusnya dibuang. Padahal pembuangan racun-racun tubuh sisa metabolisme juga harus dibuang melalui urin. Namun akibat kekurangan cairan, maka produksi urin akan menurun dan pekat. Akibatnya bayi menjadi kurang BAK.

11. Bayi kurang BAB

Mirip seperti situasi kurang BAK, ASI yang juga bermanfaat sebagai makanan untuk bayi akan mengalami terganggu. Apabila makanan dalam hal ini ASI kurang masuk, maka tentu tubuh akan mengalami penurunan pencernaan. Dampaknya tentu produksi tinja bayi yang harus dibuang juga tidak ada. Selain itu, kurangnya makanan akan membuat kerja usu melambat sehingga tinja akan tidak secepatnya dibuang. Akibatnya tentu bayi menjadi kurang BAB dibanding hiasanya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn