Memiliki anak yang pintar dan aktif tentu menjadi hal membanggakan bagi orang tua. Namun jika sikap anak mulai berubah menjadi agresif, di saat itulah kekhawatiran akan muncul. Mengapa anak saya suka marah? Apakah ada yang salah dengan dirinya? Perlu bunda tahu bahwa sikap agresif pada anak berusia balita adalah sesuatu wajar. Biasanya ditandai dengan perilaku membentak, menggigit, berteriak, memukul bahkan frustasi. Nah, kira-kira apa sajakah faktor penyebabnya dan bagaimana cara mengatasi anak agresif? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini!
Baca juga:
Penyebab Anak Agresif
Menurut penelitian yang dilakukan di Amerika, sebagaian besar sikap agresif pada anak bukanlah masalah serius. Melainkan hanya sebuah bentuk adaptasi anak terhadap lingkungannya. Anak kecil belum mengerti cara mengendalikan implus emosi. Selain itu, kemampuan berbahasa dan berkomunikasinya juga masih tahap awal. Oleh karena itu, tak heran jika mereka cenderung berperilaku “seenaknya sendiri” sebagai bentuk pengekspresian hatinya. (Baca juga: Penyebab anak cepat marah)
Beberapa faktor yang menjadi pemicu anak agresif, diantaranya yaitu:
- Berada dalam kondisi lapar
- Kelelahan
- Meniru sikap orang disekitarnya
- Cemburu dengan saudaranya
- Kurang mendapat perhatian
- Sering dibentak
- Terpengaruh dari tayangan televisi
- Tidak mendapatkan pendidikan tata krama yang baik
- Mengidap ADHD (attention deficit hyperactivity disorder)
- Tidak bahagia dan frustasi
Cara Mengatasi Anak Agresif
Perilaku anak agresif tentunya tidak boleh dibiarkan begitu saja. Apabila orang tua menghiraukan hal ini maka kemungkinan anaknya akan tumbuh menjadi pribadi yang nakal dan egois. Maka itu, sifat agresif harus diatasi sedini mungkin dengan cara-cara seperti berikut ini!
- Menasehati dengan tegas
Cara pertama untuk mengatasi anak agresif yakni dengan menasehati. Apabila anak Anda sering marah bahkan membanting barang, cobalah nasehati secara lembut bahwa perbuatannya itu tidak baik dan dibenci Tuhan. Sampaikanlah hal ini dengan tegas namun jangan membentak Anak berlebihan. (Baca juga: Cara mendidik anak agar mandiri–Cara mendidik anak malas belajar)
- Bersikap sabar
Menasehati anak agresif tidak cukup hanya sekali atau dua kali. Anda harus melakukannya berkali-kali hingga anak benar-benar memahaminya. Setiap kali anak mulai berperilaku menyimpang, maka segera katakan “Jangan begitu, perbuatanmu salah!”. Yang terpenting jangan berikan ia celah untuk melakukan hal-hal yang tidak baik.
Baca juga:
- Cara mendidik anak usia 1 tahun
- Cara mendidik anak usia 2 tahun
- Cara mendidik anak usia 3 tahun
- Cara mendidik anak usia 5 tahun
- Memberi hukuman
Hukuman cukup penting untuk menghentikan sikap agresif anak. Namun ada batasan-batasanya. Jangan menghukum anak secara berlebihan (misalnya memuku anak dengan kayu), tindakan tersebut justru merusak mental anak dan membuat traumatis. Anda hanya perlu memberikan hukuman ringan. Misalnya memukul tangannya, mencubit telinganya, atau menyuruh anak untuk berdiri di depan tembok selama 3 menit. (Baca juga: Cara mendidik anak usia dini–Cara mendidik anak agar nurut)
- Ajarkan untuk meminta maaf
Apabila anak tersebut memukul temannya, maka ajarkan kepada ia cara meminta maaf. Berikan pilihan kepada anak, “Apakah ingin dihukum? Ataukah meminta maaf?!”. Ajarkan bahwa memukul adalah tindakan keliru. Dipukul itu sakit. Jadi jangan memukul orang lain. (Baca juga: Cara mengajari anak berpikir rasional)
- Larangan bermain bersama temannya
Adakalanya seorang anak bersikap agresif berlebihan. Suka memukul teman-temannya bahkan hobi memerintah. Apabila anak Anda mulai menunjukkan perilaku-perilaku negatif tersebut, Anda harus cepat-cepat menghentikannya. Katakan padanya bahwa ia tidak boleh bermain dengan teman-temannya selama masih nakal. Biarkan saja dia sendirian untuk sementara agar ia mengerti betapa berartinya seorang kawan. (Baca juga: penyebab anak hiperaktif–Cara mendidik anak hiperaktif–Cara mengatasi anak hiperaktif)
- Ajaklah berbicara
Ada beberapa orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan hingga tidak peduli terhadap anak. Mereka tidak mengerti mengapa anaknya bersifat temperamen dan suka marah-marah saat berada di rumah? Apa penyebabnya?
Sifat temperamen pada anak bisa saja muncul dikarenakan anak mengalami despresi akut. Mungkin saja dia sering dibully dan diintimidasi oleh teman-temannya saat di sekolah. Oleh karena itu, ia pun cenderung melampiaskan emosinya ketika di rumah. Nah, untuk mengatasi hal ini sebaiknya bunda menyisihkan waktu untuk berbicara dengan anak. Cobalah bertanya tentang kehidupan sekolahnya, bagaimana teman-temannya dan ajarkan ia untuk berbicara jujur. Dengan begitu, masalah bisa diselesaikan.
Baca juga:
- Berikan pujian
Memberikan pujian bagi anak kecil itu sangat penting. Anak kecil cenderung merasa bangga dan senang apabila dipuji. Misalnya saja, dia menolong temannya yang terjatuh. Maka segera berikan kata pujian untuk si anak “Wah, pintarnya anak mama!” Dengan begitu anak akan semakin semangat berbuat kebaikan dan menghindari perilaku-perilaku yang buruk.
- Motivasi untuk berbuat baik
Membelikan hadiah untuk anak bukan berarti memanjakannya. Tidak apa-apa jika tidak terlalu sering. Misalnya saja, Anda bisa berjanji akan membelikannya mainan atau mengajaknya liburan apabila ia tidak nakal lagi. Ia harus berjanji tidak akan memukul temannya atau berteriak-teriak tanpa sebab. Dengan memberikan hadiah, anak akan termotivasi untuk berperilaku baik.
- Memberikan contoh yang baik
Salah satu faktor yang menyebabkan anak berperilaku agresif karena mencontoh dari lingkungannya. Misalnya ibu dan ayahnya suka bertengkar dan berkata kasar. Maka otomatis anak juga akan meniru. Nah, untuk menghindari hal itu cobalah berikan contoh yang baik. Bersikaplah secara sopan dan bertutur kata yang lembut saat di depan anak. Sebab bagaimanapun juga buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
Baca juga:
- Ajaklah berolahraga
Jangan mendiamkan anak di dalam rumah saja. Sebaiknya, ajaklah ia berolahraga setiap hari (misalnya jogging, bersepeda atau lainnya). Menurut studi, olahraga tidak hanya meningkatkan kesehatan tubuh. Tapi juga bisa menyalurkan energi positif ke dalam otak. Dengan begitu, hal-hal yang bersifat negatif bisa menghilang secara perlahan dan memungkinkan karakter anak menjadi lebih baik. (Baca juga: Olaharaga yang dilarang untuk ibu hamil–Olahraga untuk ibu hamil muda dan tua)
- Pantau saat menonton TV
Kita tahu benar bahwa tayangan di televisi saat ini kurang baik bagi anak-anak. Tak jarang sebuah sinetron menunjukkan sikap pemeran antagonis yang jahat dan marah-marah. Hal ini bisa saja ditiru oleh anak yang menontonnya. Sehingga secara tak langsung akan membangun karakter anak itu menjadi mirip orang di televisi tersebut. Hal ini bahaya sekali. Sebagai orang tua, Anda wajib mengontrol dan meninjau tayangan apa saja yang ditonton oleh anak Anda. Jangan biarkan ia menonton hal-hal buruk. Sebaiknya anak-anak menonton acara yang lucu dan bermanfaat, seperti film kartun, hafidz al-Quran, acara kuis, lagu-lagu anak dan sebagainya.
- Ajarkan untuk bersikap disiplin
Mengajarkan sikap disiplin juga bisa menjadi cara mengatasi anak agresif. Disiplin disini berarti Anda memberikan batasan-batasan yang jelas dan tidak boleh dilanggar. Semisal, “ibu hanya akan membelikan mainan jika mainanmu rusak”. “Jika Kamu berteriak dan marah-marah maka akan dihukum”. Kemudian atur juga jam tidurnya, waktu belajar, waktu bermainnya dan waktu makan. (Baca juga: Cara mengatasi anak susah makan nasi)
- Jangan terlalu dimanjakan
Orang tua jaman sekarang cenderung terlalu memanjakan anak-anaknya. Akibatnya, si anak tumbuh menjadi pribadi yang “lembek”, egois, segala kemauannya ingin dituruti dan tidak mau dinasehati. Maka itu, berhati-hatilah! Jangan memanjakan anak berlebihan. Anda harus memperjelas kedudukan Anda sebagai orang tua yang harus dipatuhi perintahnya. Sedangkan anak wajib menurutinya. Jika perlu, ajarkan ia untuk mulai bersikap mandiri dalam melakukan sesuatu. Contoh kecilnya, mengenakan baju dan sepatu sendiri.
- Jangan berbuat kasar pada anak
Ketika anak bersifat agresif, lalu Anda menimpalinya dengan perbuatan kasar (seperti membentak atau berbuat kekerasan fisik) maka hal ini hanya menyelesaikan masalah untuk sesaat. Percayalah, api tidak akan padam jika disiram api. Mungkin dengan dibentak anak akan diam. Namun setelah itu? Bisa jadi anak malah dendam dengan sikap orang tuanya. Anda cukup bersikap tegas, sabar, dan terapkan kedisiplinan. (Bac ajuga: Akibat anak sering dimarahi)
- Berkonsultasi ke dokter
Apabila sifat agresif anak tidak juga menghilang walaupun Anda telah mempraktekkan metode-metode diatas, atau bahkan sifat ini melekat hingga ia berusia lebih dari 5 tahun, maka sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter. Beberapa anak dengan sifat agresif berlebihan kemungkinan menderita ADHD, yaitu sejenis gangguan mental yang membuat anak sulit mengontrol emosinya. Pada umumnya, penderita ADHD diatasi dengan pemberian obat-obatan medis, terapi serta dengan memberikan perhatian lebih. (Baca juga: Tanda-tanda autisme– Gejala autis pada bayi –Terapi untuk anak Autis )
Demikianlah beberapa cara mengatasi anak agresif. Semoga bisa membantu dan bermanfaat bagi kita semua.
Baca juga: