Hidrosefalus adalah sebuah kondisi yang terjadi pada bayi akibat kejadian tertentu yang membuat cairan terus menumpuk dalam tengkorak sehingga menyebabkan bagian otak bayi mengalami pembengkakan. Hal ini akan berkembang darin waktu ke waktu mulai dari bayi setelah lahir atau mengambil beberapa waktu tertentu. Kondisi yang tidak mendapatkan perawatan bisa menyebabkan bayi mengalami kerusakan otak akibat cairan yang terus menumpuk. Kemudian dampak berat bagi bayi adalah bisa menyebabkan gangguan masa pertumbuhan bayi yang seharusnya normal baik itu secara fisik, mental dan juga intelektual. Perawatan sangat penting dilakukan untuk mencegah berbagai resiko komplikasi yang bisa muncul.
Baca: penyakit pada bayi prematur – resiko bayi lahir prematur 7 bulan – ciri ciri bayi lahir prematur – tanda tanda melahirkan prematur
Penyebab hidrosefalus
- Cairan serebrospinal melewati otak tapi tidak normal
Ketika bayi mengalami kondisi yang berbeda seperti cairan serebrospinal yang mengalir dala otak dan sum sum tulang belakang maka itu bisa menyebabkan anak tumbuh normal. Tapi ketika kondisi berbeda dimana cairan melewati dalam batas tertentu maka bayi bisa terkena hidrocefalus. Kondisi cairan yang meningkat dalam otak juga dipengaruhi oleh beberapa kondisi seperti:
- Terjadi penyumbatan yang menyebabkan cairan mengalir secara tidak normal.
- Adanya perubahan kemampuan pembuluh darah yang tidak bisa menyerap dengan baik.
- Adanya bagian otak yang memang menghasilkan zat yang bisa menyumbat dan menyerap cairan lebih banyak.
- Ketika cairan dalam otak berjumlah sangat besar sehingga menyebabkan tekanan yang sangat kuat dan membuat otak mengalami pembengkakan.
- Aqueductal stenosis
Aquaductal stenosis adalah sebuah kondisi ketika terjadi penyumbatan pada bagian otak. kondisi ini terjadi ketika bagian celah yang sempit dan kecil antara bagian ventrikel ketiga dan keempat yaitu saluran air sylvius terus menyempit sehingga tersumbat. Hal ini bisa disebabkan karena pendarahan dalam, infeksi, tumor, atau kondisi lain yang membuat cairan terus menumpuk dalam otak.
- Neural tube defect
Kondisi penyebab lain dari hidrosefalus adalah cacat tabung syaraf atau neural tube defect. Ini adalah kondisi ketika bagian sum sum tulang belakang terpapar saat bayi lahir dan menyebabkan kebocoran CSF. Kondisi ini juga sering disebut dengan spina bifida yang disebabkan karena pembentukan tabung syaraf yang tidak sempurna. Ibu hamil yang kekurangan asam folat paling sering mengalami kejadian seperti ini. Kondisi ini juga menyebabkan malformasi Chiari II dimana bagian cerebellum dan ventrikel keempat terdorong kebawah sampai dasar tengkorak dan menuju bagian medula spinalis. Akibatnya bisa membuat bagian CSF tidak bisa mengalir.
- Penyakit kista Arachnoid
Bayi yang menderita kista Arachnoid juga bisa mengalami hidrosefalus. Ini adalah semua jenis kista yang tumbuh pada bagian otak terutama dibagian belakang otak atau fosa posterior dan area ventrikel ketiga. Kemudian kista akan diisi oleh bagian CSF dan melapisi kista dengan membran yang kemudian bisa menutup bagian meningeal. Akibatnya maka kista bisa membuat cairan CSF terus terperangkap hingga menghalangi jalur CSF yang bisa memicu hidrocefalus.
- Penyakit sindrom Dandy Walker
Ini adalah salah satu penyebab hidrosefalus pada bayi baru lahir. Kondisi ini menyebabkan bagian ventrikel keempat menjadi lebih besar dibandingkan seluruh bagian kerat atau selutuh bagian otak yang menyebabkan serebellum tidak bisa berkembang. Sindrom ini juga sering menyebabkan bagian otak tidak tumbuh secara normal dan sering menyebabkan stenosis aqueductal.
- Malformasi Chiari
Ini adalah salah satu jenis malformasi Chiari yang menyebabkan bagian batang otak dan sumsum tulang belakang akan bergabung. Kemudian bagian paling rendah dari otak akan tergeser dan menjadi lebih rendah ke bagian tempat tulang belakang. Ini juga bisa menyebabkan penumpukan CSF pada bagian otak dan akibatnya otak menjadi penampung cairan yang terus menerus dan memicu hidrosefalus.
Penyebab lain dari hidrosefalus adalah:
- Adanya kelainan genetik yang terjadi sejak masih dalam bentuk janin, dimana kelainan ini menyebabkan bagian otak tidak sempurna dan membuat penumpukan cairan terjadi secara langsung setelah bayi lahir. (baca: (baca: penyebab janin cacat sejak dalam kandungan – penyebab bayi lahir cacat)
- Infeksi rubella yang diderita oleh ibu selama hamil. Infeksi virus ini bisa menyebabkan serangan pada bagian otak janin sehingga berpotensi menampung CSF dalam otak dan menjadi hidrocefalus. (baca: gejala rubella pada ibu hamil – Bahaya Campak Bagi Ibu Hamil)
- Bayi mengalami meningitis selama masa pertumbuhan. Infeksi dari virus ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan penumpukan cairan berlebihan dalam otak dan bisa membuat otak mengalami kelainan selama penyakit dalam perawatan. (baca: gejala meningitis pada bayi)
- Cedera saat bayi dilahirkan atau setelah dilahirkan. Misalnya ketika bayi mengalami kesulitan untuk dilahirkan secara normal sehingga sistem kerja otak mengalami gangguan termasuk untuk sistem yang mengalirkan CSF ke bagian batang otak.
- Trauma kepala pada bayi. Misalnya ketika bayi jatuh dari tempat tidur yang menyebabkan bagian otak mengalami gangguan akibat terbentur benda keras. Kondisi ini sangat berbahaya untuk bayi karena bisa menyebabkan gangguan pada semua syaraf di bagian otak dan sum sum tulang belakang. (baca: bahaya bayi jatuh terlentang – bahaya akibat bayi terjatuh dari tempat tidur)
Gejala hidrosefalus
- Adanya perubahan bentuk kepala
Biasanya bayi yang mengalami hidrosefalus akan mengalami perubahan bentuk kepala mulai dari bagian kepala yang terlihat lebih lembut, ukuran kepala yang lebih besar, adanya lapisan lembut yang terus muncul dibagian atas kepala. Semua kondisi ini akan terlihat dengan cepat sehingga menyebabkan bayi juga terlihat dengan bentuk kepala yang tidak wajar. (baca: cara membersihkan kulit kepala bayi baru lahir)
- Bayi sering muntah
Kemudian setelah tanda pertama muncul maka biasanya bayi juga akan lebih sering muntah. Muntah pada bayi biasanya terjadi ketika bayi sakit, demam atau terkena gangguan ringan seperti flu dan sakit pencernaan. Namun bayi yang mengalami hidrosefalus akan lebih sering muntah sehingga sulit mendapatkan makanan dan minuman. Hal ini terjadi ketika cairan terus menumpuk dan menyebabkan otak dan sistem syaraf bayi tidak bisa bekerja dengan baik. (baca: penyebab anak sering muntah)
- Bayi lebih rewel dan sering mengantuk
Bayi yang terkena hidrocefalus biasanya juga akan lebih sering mengantuk dan sangat rewel. Bayi bisa mengalami kondisi yang tidak nyaman namun tidak bisa mengungkapkan seperti ketika bayi merasa sakit kepala atau kepala berputar. Bagian mata bayi akan mengirimkan reflek dengan lebih sering mengantuk dan tidak bersemangat. (baca: penyebab bayi rewel – Penyebab bayi menangis terus)
- Bayi tidak mau minum susu
Kemudian bayi yang mengalami hidrocefalus juga biasanya tidak mau minum susu atau ASI. Bayi sulit untuk menerima minuman karena merasa sakit pada bagian kepala. Terkadang ketika bayi bisa minum maka bayi akan lebih sering muntah sehingga bayi tidak mau minum lagi. Hal ini juga yang menyebabkan tubuh bayi akan lebih kurus dan berat badan bayi akan lebih cepat menurun. (baca: penyebab bayi tidak mau minum ASI)
- Kejang non epilepsi
Bayi yang mengalami hidrocefalus juga akan lebih sering kejang. Kondisi ini terjadi ketika bagian syaraf dalam otak mengalami gangguan sehingga ada sistem syaraf yang mendapatkan tekanan terus menerus. Hal inilah yang kemudian bisa membuat bayi menderita kejang tapi bukan termasuk dalam epilepsi. (baca: Penyebab step pada bayi – Kejang demam pada anak – Cara mengatasi kejang demam pada anak)
- Bagian mata bayi tertunduk ke bawah
Kemudian akibat tekanan cairan pada bagian otak maka itu juga bisa menyebabkan gangguan untuk sistem syaraf mata bayi. Biasanya bagian mata bayi tidak bisa bergerak secara normal dan bola mata bayi akan lebih sering terlihat menunduk. Ini akan membuat bayi seolah-olah memang selalu melihat kebawah. Kerusakan dan tekanan cairan dalam otak bayi bisa menyebabkan kondisi bayi terus memburuk. (baca: penyakit mata pada bayi – penyebab mata juling pada bayi)
- Semua otot tubuh bayi menjadi sangat lemah
Segera setelah semua cairan memenuhi bagian otak bayi maka bisa menyebabkan semua otot tubuh ayi menjadi sangat lemah. Semua ini dipengaruhi dari tekanan cairan dalam otak yang menyebabkan fungsi otot menjadi terganggu. Kemudian kondisi ini bisa menyebabkan bayi tidak responsif ketika disentuh dan pertumbuhan bayi yang lebih buruk. (baca: tips agar anak balita tidak mudah sakit)
- Bayi sering muntah
Pada bayi yang sehat maka muntah setelah minum susu menjadi kondisi yang sangat wajar. Namun untuk bayi yang terkena hidrosefalus maka bayi akan lebih sering muntah. Kondisi ini juga bisa dipicu dari masalah sakit kepala, gangguan pencernaan dan bayi yang tidak bisa minum susu atau ASI dengan baik. (Baca juga: Penyebab bayi sering muntah)
Perawatan hidrosefalus pada bayi
Perawatan untuk bayi yang menderita hidrosefalus memang sangat penting. Perawatan dilakukan untuk mengembalikan semua kerusakan otak yang sudah terjadi. Tujuan dari perawatan ini adalah untuk mencegah kerusakan yang lebih parah. Berikut ini beberapa tindakan perawatan yang sering dilakukan secara medis.
- Mengeluarkan cairan dengan Shunt.
Dalam sebuah operasi maka alat shunt dimasukkan sebagai cara untuk mengeluarkan semua cairan dalam otak. ini adalah saluran kecil yang dibuaty dengan tabung panjang dan dilengkapi dengan katup. Katup akan berfungsi untuk mengalirkan arus CSF ke tingkat yang normal sehingga cairan tidak berlebihan lagi. Dokter juga biasanya akan memasukkan salah satu ujung tabung otak ke bagian yang lain misalnya dada dan rongga perut. Kemudian kelebihan cairan akan keluar melalui ujung tabung.
- Ventrikulostomi
Ventrikulostomi termasuk tindakan yang dilakukan untuk membantu memasukkan shunt yang bisa mengalirkan cairan dari otak. Sebuah lubang kecil dibuat pada bagian bawah ventrikel atau diantara bagian ventrikel. Kemudian CSF yang sering menumpuk dalam otak bisa akan berhenti.
Itulah beberapa informasi mengenai hidrosefalus pada bayi yang memang harus diperhatikan oleh semua orang tua. Penyakit ini bisa menyerang perlahan sehingga mengenali gejala dengan cepat bisa membantu menemukan perawatan terbaik