Hernia pada Bayi : Penyebab – Gejala – Diagnosis – Perawatan – Pencegahan      

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Hernia pada bayi masih menjadi masalah kesehatan yang khas dan bisa terjadi pada semua bayi tanpa mengenal etnis atau suku tertentu. Orang tua tentu merasa sangat khawatir karena hernia terlihat seperti tonjolan dari bagian tertentu dalam tubuh bayi. Beberapa bayi bisa terkena hernia sejak lahir dan bayi lain bisa mengembangkan hernia selama dalam masa pertumbuhan. Berikut ini beberapa jenis informasi mengenai penyakit hernia pada bayi:

Apa itu Hernia?

Hernia adalah sebuah benjolan atau tonjolan dari dalam bagian tubuh organ bayi dan jaringan yang tumbuh tampak keluar dari tempat yang seharusnya. Hernia pada bayi bisa saja muncul pada bagian pusar bayi, selangkangan dan rongga diafragma. Beberapa hernia bisa terlihat jelas setelah bayi dilahirkan, dan jenis hernia lain juga muncul selama masa pertumbuhan bayi. Bahkan hernia juga bisa muncul ketika bayi sudah tumbuh menjadi anak-anak yang lebih besar atau dewasa.

Baca juga:  cara menjaga agar bayi tidak mudah sakit – cara agar balita tidak mudah sakit – tips agar anak tidak mudah sakit.

Penyebab Hernia pada Bayi

  1. Adanya titik lemak pada bagian dinding otot yang kemudian menyebabkan bagian dari organ tertentu seperti usus masuk ke dalam ruangan ini. Kemudian bagian ruangan yang terisi jaringan atau organ ini akan menonjol seperti benjolan.
  2. Ketika bayi dilahirkan dengan memiliki sebuah bukaan kecil pada beberapa bagian tubuh. Umumnya bukaan ini bisa menutup secara alami dan beberapa tidak bisa. Bagian yang tidak bisa menutup secara alami ini akan menyebabkan organ atau jaringan masuk ke ruangan terbuka. Hal inilah yang menyebabkan munculnya hernia.
  3. Terjadinya cedera atau tarikan yang terlalu kuat pada bagian dinding otot yang lemah dalam tubuh. Kemudian cedera ini akan menyebabkan tonjolan dan lalu berkembang menjadi hernia.
  4. Pada waktu dalam kandungan maka bagian testis bayi laki-laki akan berkembang dalam bagian perutnya. Kemudian sebelum lahir testis ini akan terdorong melewati jaringan diantara perut dan pangkal paha, lalu masuk ke skrotum. Jika proses rongga tidak menutup sempurna maka bisa menyebabkan hernia inguinalis.
  5. Pada waktu dalam kandungan maka ovarium bayi perempuan akan turun melalui ruangan hingga masuk ke dalam rongga panggul. Ketika proses ini terjadi maka dinding perut seharusnya akan menutup secara alami. Jika tidak maka akan muncul hernia pada bayi perempuan.
  6. Bayi prematur memiliki resiko yang lebih tinggi untuk terkena hernia. Hal ini disebabkan karena proses pembukaan dinding perut terjadi di luar tubuh ibu dan tidak terjadi secara alami pada bayi.

Informasi bayi prematur:

Cara Menandai Hernia pada Bayi

Pada dasarnya cukup mudah untuk menandai adanya hernia pada bayi. Ketika bayi menjadi lebih aktif atau ketika sedang menangis maka adanya benjolan jelas pada bagian selangkangan. Lalu benjolan ini akan hilang sendiri jika perut bayi tidak tegang. Sementara untuk jenis hernia yang muncul pada pusar bisa terlihat dengan jelas. Ketika bayi menangis terus menerus maka Anda bisa mencari tanda-tanda hernia. (baca: penyebab bayi menangis terus – cara mengatasi kolik pada bayi)

Tipe Hernia Paling Sering pada Bayi

Ada beberapa tipe hernia yang membutuhkan perawatan medis berbeda-beda. Hernia mungkin tidak akan terlihat dengan mudah kecuali ketika bayi menangis, tertawa kuat, batuk atau mengejan. Terkadang hernia bisa kembali ke tempat seharusnya dan kemudian bisa muncul lagi tanpa sebab. Hernia yang paling sering pada bayi muncul pada bagian pusar dan selangkangan. Berikut ini tipe hernia pada bayi yang sering terjadi:

  1. Hernia Inguinalis
  • Hernia ini terjadi pada bagian selangkangan dan bisa terlihat jelas ketika bayi menangis, tertawa, batuk atau belajar berdiri.(baca: cara mengatasi batuk pada bayi secara alami)
  • Hernia inguinalis pada perempuan: terjadi ketika adanya bagian usus atau membran perut atau tabung ovarium atau saluran tuba melewati bagian selangkangan. Ruangan terbuka ini disebabkan oleh adanya lipatan membran perioneal yang kemudian membentuk kantung. Isi dari kantung ini sebenarnya bisa saja usus yang menonjol.
  • Hernia inguinalis pada laki-laki: terjadi ketika adanya ruang yang kemudian membuat kantung skrotum yang berisi testis masuk ke dalam bagian tersebut. Jika hernia meluas maka bisa terlihat pembengkakan yang memanjang dari bagian pangkal paha ke skrotum.
  • Fakta medis menyatakan jika sebenarnya hernia inguinalis lebih sering terjadi pada bayi laki-laki dibandingkan bayi perempuan. Hal ini disebabkan karena testis pada bayi laki-laki tidak bisa turun ke ruang yang sebenarnya.
  • Hernia inguinalis paling sering terjadi pada bayi prematur atau bayi lahir kurang bulan.
  1. Hernia umbilikalis
  • Hernia umbilikalis terjadi ketika adanya pembentukan lubang otot di bagian sekitar pusar yang melewati membran perut. Hernia ini terlihat dengan adanya bagian usus yang menonjol dan terlihat seperti pusar yang keluar dari tempatnya.
  • Hernia umbilikalis akan lebih jelas terlihat saat bayi menangis, batuk, tertawa atau perut bayi yang tegang seperti pada bayi sering menggeliat.
  • Hernia umbilikalis paling sering terjadi pada bayi perempuan dengan resiko tinggi seperti bayi prematur dan bayi yang lahir dengan berat badan rendah. (baca: penyebab berat badan bayi tidak naik)
  • Ukuran hernia umbilikalis paling umum sekitar 2 cm – 6 cm.
  • Hernia umbilikalis biasanya akan sembuh sendiri ketika anak berusia 2 tahun. Jika dalam masa perkembangan anak hernia umbilikalis tetap terlihat maka dokter akan berusaha untuk menekannya secara alami.
  • Perawatan hernia umbilikalis dengan operasi diperlukan hanya jika hernia tidak bisa sembuh saat anak berusia antara 4 tahun sampai 5 tahun.
  • Hernia umbilikalis yang parah tidak bisa sembuh sering menyebabkan anak mengalami demam, nyeri perut, muntah, perut bengkak dan perut kembung pada bayi. (baca: penyebab bayi sering muntah)

Gejala Hernia pada Bayi

  1. Adanya benjolan yang terjadi ketika bayi Anda menangis, mengejan, saat berdiri dan batuk. Kemudian benjolan ini akan hilang sendiri ketika bayi santai.
  2. Adanya sebuah benjolan yang terus terlihat meskipun bagian otot bayi santai atau saat tegang.
  3. Adanya pembengkakan secara tiba-tiba pada bagian selangkangan.
  4. Adanya perubahan bentuk perut seperti bengkak.
  5. Bayi Anda mungkin akan terasa sakit saat tertawa atau menangis.
  6. Bayi terlihat sering mengalami perut kembung, muntah dan sembelit atau bayi tidak BAB 3 hari.

Baca: penyebab bayi susah BAB – bayi tidak BAB seminggu – cara mengatasi sembelit pada bayi

Kondisi lain yang mirip seperti hernia pada bayi

Ada sebuah kondisi medis yang sering terjadi pada bayi dan dianggap sebagai hernia. Pada dasarnya ini bukan hernia namun hidrokel. Hidrokel adalah sebuah cairan yang membantu benjolan atau tonjolan dan terdapat pada lokasi seperti hernia. Hidrokel sebenarnya tidak memerlukan tindakan bedah kecuali jika anak berusia dua tahun dan hidrokel sama sekali tidak sembuh.

Perawatan Hernia pada Bayi

  1. Perawatan Hernia Inguinalis
  • Tindakan perawatan untuk hernia inguinalis sepenuhnya harus dilakukan operasi berupa tindakan bedah.
  • Tindakan operasi dilakukan dengan menggunakan anestesi umum dan berbeda dengan tindakan operasi untuk hernia inguinalis pada orang dewasa.
  • Tindakan bedah dilakukan dengan membuat sayatan pada bagian pangkal paha di daerah sekitar hernia inguinalis. Cara ini sudah bisa membantu menghilangkan hernia dan kemudian luka sayatan akan ditutup dengan jahitan.
  1. Hernia Umbilikalis
  • Pada dasarnya hernia umbilikalis bisa sembuh sendiri secara alami ketika bayi tumbuh menjadi anak. Umumnya membutuhkan waktu sekitar 2 sampai 3 tahun. Proses penutupan ruang yang menyebabkan pusar menonjol ini akan terjadi secara alami. Namun jika hernia umbilikalis bertahan hingga anak berumur 11 tahun maka kemungkinan diperlukan tindakan bedah khusus.
  • Resiko bayi dengan hernia umbilikalis yang sering mengalami mual, demam, muntah, sembelit dan bengkak perut juga kemungkinan membutuhkan tindakan medis.

Dimana Tempat Perawatan untuk Hernia pada Bayi

Pada dasarnya perawatan hernia pada bayi dan orang dewasa memang sangat berbeda. Hernia pada orang dewasa biasanya mendapatkan perawatan dari dokter bedah. Sedangkan pada kasus yang terjadi pada bayi maka bisa melibatkan dokter anak untuk mengetahui kondisi medis umum anak dan dokter bedah anak untuk mengobati hernia pada bayi. Jadi pastikan Anda mendapatkan dokter yang tepat untuk merawat hernia pada anak.

Perawatan Setelah Operasi Hernia pada Bayi

Jika bayi Anda memerlukan tindakan bedah atau operasi untuk menyembuhkan hernia, maka Anda harus sangat tenang. Hal yang paling penting adalah cobalah untuk istirahat dari pekerjaan atau cuti, sebab bayi Anda mungkin akan dirawat selama beberapa hari atau bisa saja pulang pada hari yang sama. Berikut ini hal-hal yang bisa Anda lakukan untuk merawat bayi dirumah setelah operasi hernia:

  1. Pastikan Anda meminta keterangan pada dokter yang merawat. Keterangan ini termasuk masalah selama operasi, kondisi hernia anak dan resep yang diperlukan untuk mengatasi rasa sakit pada bayi.
  2. Pastikan Anda memeriksa bekas jahitan pada luka operasi telah ditutup dengan aman.
  3. Jahitan untuk operasi ini akan larut sendiri dan biasanya ujung jahitan alan lepas sendiri selama 7 sampai 10 hari.
  4. Anda bisa memandikan bayi seperti biasa namun hindari mengenai bagian operasi. (baca: cara memandikan bayi baru lahir)
  5. Selalu usahakan untuk mencuci tangan hingga bersih ketika akan membersihkan atau menyentuh bagian bekas atau daerah sekitar operasi hernia.
  6. Jika ada pendarahan pada bagian luka operasi maka tekan dengan handuk yang bersih selama beberapa saat dan jika tidak berkurang maka segera hubungi dokter yang merawat.
  7. Selalu usahakan memberikan obat sesuai resep dan berikan obat sesuai waktu yang telah ditetapkan dalam resep dokter. Obat yang biasanya diberikan termasuk obat untuk mengatasi rasa sakit sehingga bayi tidak terlalu rewel.
  8. Mandikan bayi 2 hari setelah operasi dan jaga posisi bayi agar tidak terlalu banyak merangkak, berdiri atau berjalan terlalu banyak.

Komplikasi Hernia pada Bayi

Jika hernia pada bayi termasuk untuk hernia umbilikalis dan ingunalis tidak diobati atau dirawat hingga pulih, maka bisa menyebabkan resiko komplikasi. Hernia bisa menyebabkan rasa sakit yang kuat pada bayi atau ketika telah tumbuh menjadi anak-anak. Berikut ini beberapa komplikasi yang bisa terjadi pada bayi atau anak-anak:

  1. Ada beberapa bagian usus yang akan terus terjebak dalam bagian dinding perut. Kemudian hal ini bisa memicu usus tidak bisa bekerja dengan baik. Jika sudah parah maka bisa menyebabkan anak-anak terkena sembelit yang parah, mual, demam dan selalu muntah. (baca: bayi sering buang angin)
  2. Hernia yang tidak dirawat atau diobati bisa menyebabkan tekanan berlebihan pada daerah sekitarnya. Hal ini bisa menjadi sangat sakit dan terjadi pembengkakan pada daerah sekitar hernia.
  3. Jika bagian usus yang terjebak dalam otot tidak mendapatkan aliran darah yang cukup maka bisa menyebabkan bagian usus tersebut tidak mendapatkan oksigen dan darah. Hal ini bisa menyebabkan usus mengalami infeksi dan mati fungsi. Jika terjadi hal seperti ini maka bisa menyebabkan kematian pada penderita hernia.

Tindakan Pencegahan untuk Hernia pada Bayi

Pada dasarnya tidak ada upaya khusus dan pasti untuk mencegah terjadinya hernia pada bayi. Kondisi ini sangat alami secara medis, namun Anda bisa mengurangi berbagai potensi resiko yang bisa memicu hernia pada bayi. Berikut ini hal-hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah hernia pada bayi:

  1. Biasakan untuk menjaga hidup sehat selama Anda hamil. Berbagai tindakan buruk seperti merokok, mengkonsumsi alkohol dan narkoba selama hamil sebaiknya tidak dilakukan. (baca: bahaya rokok bagi janin – bahaya ragi bagi ibu hamil – bahaya soda bagi ibu hamil)
  2. Biasakan untuk mengkonsumsi makanan sehat selama hamil yang kemudian nutrisi ini bisa diserap langsung oleh bayi dalam rahim Anda. (baca: gizi ibu hamil berdasarkan trimester kehamilan)
  3. Pertimbangkan untuk selalu menjaga berat badan yang cukup selama hamil untuk mencegah obesitas dan kondisi penyakit tertentu yang bisa menyebabkan bayi lahir prematur.
  4. Biasakan untuk tidak melakukan pekerjaan yang berbahaya selama hamil seperti mengangkat beban berat. (baca: bahaya ibu hamil angkat beban berat – tips bekerja saat hamil)
  5. Biasakan untuk bergerak aktif selama hamil seperti dengan olahraga untuk ibu hamil dan senam hamil. (baca: olahraga yang dilarang untuk ibu hamil – berenang saat hamil)

Hernia pada bayi biasanya memang bisa sembuh sendiri dan dalam kondisi tertentu tetap membutuhkan operasi. Meskipun hernia bisa terjadi pada semua bayi namun menjaga kesehatan selama hamil bisa melindungi bayi dari hernia. Jadi perhatikan berbagai jenis gejala hernia dan segera lakukan perawatan jika memang bayi terkena hernia untuk mencegah komplikasi berbahaya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn