4 Teknik Pernafasan Saat Melahirkan Normal

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Proses persalinan menjadi masa yang paling ditunggu setelah ibu melewati trimester ketiga akhir. Meskipun proses melahirkan bisa menjadi sangat mencemaskan, namun umumnya semua ibu sudah bersiap untuk proses ini. Salah satu bagian yang sangat penting dari melahirkan normal adalah teknik pernafasan. Ibu bisa memanfaatkan pernafasan untuk mengatasi rasa sakit ketika kontraksi, proses turunnya bayi ke ruang panggul dan saat bayi siap keluar dari rahim Anda. Pernafasan yang benar akan membantu ibu melakukan cara agar persalinan normal tidak sakit.

Berikut ini adalah beberapa teknik pernafasan saat melahirkan yang bisa dilakukan :

1. Pernafasan pada Awal Kontraksi

Kontraksi awal bisa membuat ibu merasa sangat panik akibat rasa sakit yang tiba-tiba datang. Pada masa ini maka kontraksi bisa datang dalam waktu yang sangat cepat atau dengan tempo yang lambat. Namun terkadang kontraksi bisa menyebabkan kram dan sakit luar biasa sehingga ibu sulit untuk bergerak. Hal pertama yang dibutuhkan adalah mengelola kontraksi dengan bernafas. Ibu harus menjaga agar bernafas bisa berjalan baik, nafas tidak terlalu panjang atau terlalu lambat. Ibu tetap bisa bernafas dengan menarik udara dari hidung dan keluarkan lewat mulut. Jika bisa cobalah untuk bernafas setiap empat hitungan. Semua cara ini bisa dilakukan ketika ciri ciri kontraksi akan melahirkan sudah muncul sejak awal.

Berikut ini tips bernafas lambat pada awal kontraksi hingga kontraksi lebih kuat:

  • Mulailah dengan bernafas lambat, menarik udara dari hidung dan mengeluarkan udara dari mulut.
  • Tarik nafas kuat dalam empat hitungan atau lebih jika Anda merasa masih mampu.
  • Lepaskan nafas dari mulut dan ikuti dengan melemaskan semua bagian badan dari kaki hingga kepala.
  • Ingat perhatikan Anda bahwa tubuh Anda bersiap untuk menyambut bayi dan jangan terpengaruh dengan rasa sakit yang kuat.
  • Ketika kontraksi tidak datang maka ibu bisa bernafas seperti biasa.
  • Jangan pernah menahan nafas saat tidak ada kontraksi karena ibu bisa kehilangan banyak energi.
  • Jika kontraksi datang lagi dengan rasa sakit yang lebih kuat maka buat tubuh Anda senyaman mungkin. Kembali lakukan pernafasan lambat dari hidung dan keluarkan dari mulut.
  • Tetap lakukan pernafasan ini hingga bidan atau dokter memberi aba-aba untuk mulai ke tahap persalinan selanjutnya.

2. Pernafasan Saat Kontraksi Aktif dan Kuat

Ketika tubuh ibu sudah merasakan kontraksi yang aktif dan kuat maka ini pertanda bahwa bayi Anda bergerak dengan baik. Bayi Anda sedang mencari jalan secara alami untuk bisa keluar dari rahim. Ibu mulai merasakan berbagai proses pembukaan saat melahirkan dengan tingkat kontraksi yang kuat atau cepat. Ketika kontraksi sudah sangat kuat maka ibu bisa meninggalkan kontraksi lambat dan mulai bergerak untuk bernafas dengan cepat. Beberapa kali mungkin ibu akan merasakan kontraksi yang kembali melambat dan ibu bisa kembali ke teknik pernafasan sebelumnya. Jika ibu telaten melakukan ini dan tidak panik maka ini akan menjadi cara agar cepat melahirkan secara normal. 

Berikut ini tips bernafas cepat pada saat kontraksi aktif:

  • Ibu mencoba untuk merasakan apakah kontraksi terjadi dengan kuat atau lambat. Gunakan insting Anda untuk bernafas cepat atau lambat. Cara ini bisa membantu tubuh ibu untuk menyimpan energi dengan baik.
  • Ketika kontraksi menjadi lebih cepat dan rasa sakit yang kuat maka ambil nafas ringan dari hidung dan keluarkan dari mulut. Intensitas pernafasan sangat ringan sekitar setiap satu sampai dua detik. Jaga agar tidak terjadi ketuban pecah dini dalam tahap ini. (baca: ciri ciri air ketuban pecah merembes)
  • Saat ada jeda untuk bernafas lambat maka lakukan pernafasan dalam selama 1 sampai 2 menit kemudian lepaskan rasa tegang dari kepala hingga kaki.
  • Jaga agar perasaan dan pikiran ibu tetap fokus untuk mengelola rasa sakit.
  • Kembali tarik nafas dari hidung dan lepaskan dari mulut. Saat kontraksi berubah menjadi lebih sakit dan paling sakit maka ambil nafas dengan intensitas yang lebih lambat.
  • Saat bernafas maka jaga agar bagian mulut dan hidung bernafas dengan baik sementara bahu sangat santai.
  • Saat puncak kontraksi kembali datang maka cobalah bernafas dalam lalu bernafas ringan secara bergantian. Hitungan pernafasan ini bisa setiap menit hingga detik.
  • Saat rasa sakit dan kontraksi berkurang maka ibu harus kembali bernafas seperti biasa.
  • Saat kontraksi selesai maka ambil nafas dalam dan keluarkan sambil mendesah. Cara ini akan membantu ibu merasa lebih baik dan tenang.

3. Pernafasan Masa Transisi

Ketika ibu sudah masuk masa transisi yaitu ketika kepala bayi sudah terlihat namun jalan lahir belum membuka sepenuhnya, maka ibu biasanya sudah putus asa. Tanda-tanda akan melahirkan dalam waktu dekat sudah terlihat dengan jelas. Namun energi tubuh ibu seperti sudah habis untuk menghadapi masa kontraksi. Namun biasanya ibu berusaha untuk mendorong agar bayi cepat keluar. Tapi hal ini biasanya tidak diperbolehkan oleh dokter atau bidan. Ingat bahwa ibu harus menunggu panduan dari dokter atau bidan, kapan harus mengejan sepenuhnya. Hal yang perlu dilakukan ibu adalah mencoba tetap bernafas pendek untuk menahan agar tidak mengejan. Nafas ibu akan terdengar seperti terengah – engah. Jangan malu jika nafas ibu memang mengeluarkan suara seperti “hah” huh” “hah” “huh”.

Berikut ini tips bernafas saat transisi:

  • Tarik nafas pendek dan segera keluarkan dari mulut. Ibu bisa bernafas sangat pendek dan tetap fokus untuk mengeluarkan nafas dari mulut. Jika ibu merasa sangat lelah maka jangan mencoba untuk menahan nafas. Tetap bernafas seperti ketika ibu merasakan kontraksi yang kuat.
  • Ketika kontraksi mulai dan ada keinginan untuk mengejan, maka ambil nafas dalam lalu keluarkan dari mulut. Saat Anda melepaskan nafas dari mulut maka lepaskan semua rasa lelah dan stres secara bersama – sama.
  • Saat proses ini jika Anda melakukan persalinan didampingi oleh pasangan maka tetap berusaha untuk berkomunikasi. Pandangan mata atau saling berpegangan tangan akan sangat membantu.
  • Setelah itu kembali lakukan bernafas pendek dengan jeda waktu setiap 20 detik untuk menjaga energi dan merasakan kontraksi.
  • Saat kontraksi selesai maka ambil nafas panjang dan keluarkan dari mulut. Anda bisa menyandarkan punggung di tempat tidur sementara waktu.
  • Lakukan cara mengejan saat melahirkan sesuai dengan instruksi bidan atau dokter dalam tahap ini.

4. Pernafasan Saat Bayi akan Keluar

Setidaknya ibu telah melewati tiga tahap pernafasan hingga siap untuk melahirkan. Meskipun ini tahap yang terakhir, namun ini teknik yang sangat penting untuk ibu yang akan melahirkan. Ketika ibu sudah siap untuk mendorong bayi keluar, maka jangan pernah menahan nafas. Menahan nafas di saat yang salah bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah dan resiko pneumotoraks atau lubang pada paru-paru.

Berikut tips untuk melakukan teknik pernafasan saat melahirkan ketika bayi akan keluar:

  • Saat kontraksi sudah kuat maka ambil nafas dalam, keluarkan dengan lembut dari mulut lalu ulangi lagi. Ikuti setiap aba-aba dokter atau bidan yang membantu ibu.
  • Ketika Ibu sudah merasakan dorongan yang kuat dari bayi, maka tarik nafas dalam, dorong dagu Anda ke dada dan mulai bernafas lagi. Tiup udara pelan saat ibu bersiap untuk mengejan.
  • Kenali setiap kontraksi yang muncul dan dorongan yang kuat dari bayi.
  • Buat bagian panggul ibu menjadi lebih santai, menempatkan tekanan yang kuat pada kaki kemudian hilangkan rasa tegang pada wajah dan leher ibu.
  • Saat serviks sudah melebar sepenuhnya maka ibu harus bersiap untuk mengambil nafas panjang, mengejan dengan hitungan membuang nafas selama empat detik lalu keluarkan nafas lagi dengan baik.
  • Buat pikiran ibu bukan terletak pada rasa sakit tapi pada bayi yang akan bertemu ibu.
  • Lalu ketika kontraksi kuat dan dorongan dari bayi sudah terasa pada bagian perineum maka ambil nafas dalam, keluarkan dari mulut dan tarik dagu ke dada. Cara ini membantu ibu bisa mengejan dengan baik.
  • Saat ibu sudah sangat santai maka ambil kembali nafas dan rasakan kepala bayi sudah berada diluar.
  • Kemudian ibu bisa bersantai sejenak, mengatur nafas dan kembali bernafas dengan teknik yang sama hingga bayi Anda benar-benar keluar.
  • Saat bayi sudah keluar maka ibu sudah tidak akan merasakan kontraksi dan buat tubuh ibu santai bersama bayi yang mulai mencari ASI.

Melakukan teknik pernafasan bagi ibu yang akan melahirkan normal memang tidak bisa dilakukan sendiri. Ibu tetap harus mengikuti petunjuk dari dokter atau bidan yang membantu proses persalinan. Hal yang sangat penting adalah jangan sampai tidak mengikuti perintah dokter atau bidan, karena kesalahan bernafas saat melahirkan justru bisa menyebabkan ibu kehilangan banyak energi. Terlebih untuk bayi sungsang maka ibu harus memilih melahirkan normal atau caesar sesuai dengan saran dari dokter. (baca: bahaya melahirkan bayi sungsangpenyebab bayi sungsang)

fbWhatsappTwitterLinkedIn