15 Penyebab Anak Kurus dan Solusinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kesehatan anak tentu sangat penting bagi Orang Tua. Kesehatan dapat terjaga jiga kondisi gizi tubuh anak tercukupi. Banyak anak dengan penampilan kurus mengalami berbagai gangguan kesehatan (mudah sakit) dan kemampuan otaknya dapat terhambat. Kurus dalam hal ini yang dimaksudkan adalah ukuran proporsional tubuh yang kecil dibanding usianya dan disertai keadaan kondisi gizi bisa berupa gizi kurang atau malah bisa gizi buruk. Tentu untuk memperbaiki atau mengoreksi gangguan tersebut, Orang Tua perlu mengetahui apa saja penyebab-penyebab yang mempengaruhi gizi anak berdasarkan pola makan sehingga anak menjadi tampak kurus. Berikut beberapa penyebab anak kurus:

(Baca juga: Vitamin untuk anak susah makan , Cara Mendidik Anak Usia 3 Tahun Agar Tumbuh Maksimal)

1. Terlalu banyak mengemil

Kebiasaan sering ngemil diketahui kadang tidak berdampak baik bagi kesehatan anak, salah satunya bisa membuat anak menjadi kurus. Snack-snack atau cemilan yang sering dikonsumsi anak-anak saat bermain atau sekolah cenderung tidak memiliki nilai gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh selama proses pertumbuhan. Akibat kekurangan sumber nutrisi, maka tubuh anak sulit berkembang. Anak yang sering ngemil cenderung menjadi kenyang karena ngemil dan tidak mau lagi makan, padahal gizinya masih belum tercukupi. (Baca juga: Manfaat brokoli untuk makanan bayi , Pola Makan Bayi)

2. Kurang nafsu makan

Hal ini merupakan salah satu faktor penting dalam menaikkan bobot tubuh anak. Kurangnya nafsu makan menyebabkan asupan nutrisi tubuh tidak bisa masuk. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kurangnya nafsu makan. Untuk terapi hal ini, Orang Tua perlu berkonsultasi dengan dokter. Biasanya dibutuhkan peran perubahan cara mengasuh, pola hidup dan pemberian suplemen penambah nafsu makan. (Baca juga: Manfaat jagung untuk makanan bayi , Pola Makan Bayi 1 Bulan)

3. Sedang sakit atau daya tahan tubuh menurun

Saat sakit bobot tubuh anak sulit bertambah. Hal ini dikarenakan daya konsumsi anak menurun, atau metabolisme sel terganggu pada saat sakit. Saat sakit anak cenderung menjadi sulit makan karena kurang selera makan. Disisi lain, metabolisme sel membutuhkan nutrisi tinggi untuk menggantikan sel yang rusak akibat sakit, sehingga akan diambil dari cadangan nutrisi akibat kurangnya asupan. Hal tersebut membuat anak menjadi kurus. Untuk mengembalikan hal ini, maka penyakit anak perlu disembuhkan lebih dulu. Sehingga anak tidak menjadi kurus dan keadaan sakit tidak berlangsung lebih lama. (Baca juga: Cara mengatasi bayi susah makan MPASI , Pola Makan Bayi 6 Bulan)

4. Massa otot lebih tinggi

Anak dengan massa otot lebih tinggi membutuhkan kalori lebih banyak saat beraktivitas diabndinga anak lain yang sesuai usianya. Hal ini disebabkan oleh proses metabolisme otot yang membutuhkan kalori sebagai bahan bakar, sehingga otot dapat melakukan gerakan dan terjadi aktivitas sehari-hari. (Baca juga: Bahaya memberi makan bayi dibawah 6 bulan , Cara Mengajari Anak Berenang)

5. Menderita TBC

Di Indonesia masih banyak anak yang menderita TBC yang umumnya dengan gejala batuk. Hal ini dipengaruhi kondisi lingkungan, pengetahuan kesehatan, peran Orang Tua dan fasilitas kesehatan yang ada. Anak-anak dapat menjadi kurus atau kesulitan untuk tumbuh bila telah menderita TBC secara kronis dalam waktu lama. Hal ini sering ditemukan dalam klinis yang tampak pada anak dengan TBC. Kebutuhan metabolisme tubuh untuk melawan infeksi TBC serta usaha sel untuk mempertahankan daya tahan tubuh, membuat metabolisme sel meningkat.

Baca juga:

6. Faktor genetik

Genetik meruppakan faktor yang masih belum sepenuhnya diketahui. Secara umum, anak dengan Orang Tua yang gemuk cenderung anaknya juga akan mudah mengalami kegemukan yang seperti Orang Tuanya. Begitu juga sebaliknya jika Orang Tua yang kurus, bisa saja juga akan tampak anaknya menjadi kurus. Dalam medis, hal ini masi pro dan kontra, sebab masih ada faktor kebiasaan dalam keluarga yang mempengaruhinya. Namun postur mirip antara Orang Tua dan anaknya tidak dapat dipungkiri juga sering ditemukan. (Baca juga: Cara mengatasi anak susah makan , Manfaat ASI untuk Bayi)

7. Aktivitas tinggi

Anak-anak sering atau senang bermain dan melakukan berbagai aktivitas. Aktivitas yang berlebihan cenderung membutuhkan pembakaran energi yang tinggi juga. Walaupun anak memiliki pola makan yang cukup seperti anak-anak lainnya, namun keadaan aktivitas yang tinggi menyebabkan asupan tersebut ternyata belum mampu mengimbangi aktivitas yang dilakukan anak tersebut. Sehingga kalori yang dibutuhkan masih belum tercukupi dan anak akan kurus karena cadangan sumber energi yang telah ahbis digunakan tubuh karena kurangnya suplai dari luar. (Baca juga: Penyebab anak susah makan , Bahaya Madu Bagi Bayi Baru Lahir)

8. Pikiran tertekan

Hal ini sering terjadi pada beberapa anak. Anak yang tertekan, misalnya ada masalah disekolah atau dengan Orang Tuanya dirumah, cenderung akan memiliki pikiran yang tertekan. Hal tersebut membuat anak tidak berpikir rileks sehingga akan sulit untuk menimbulkan rasa lapar dalam kehidupan sehari-hari. Di saat makanpun, akibat tertekan juga menyebabkan anak tidak dapat menikmati makanannya. Sehingga makanan tersebut tidak dihabiskan sebagaimana porsi yang seharusnya dikonsumsi oleh si anak. (Baca juga: Penyebab berat badan bayi tidak naik ,  Cara Menghilangkan Trauma pada Anak)

9. Suka memilih-milih makanan

Beberapa anak yang memiliki kebiasaan ini akan sulit mengalami pertumbuhan atau peningkatan bobot. Hal ini disebabkan pada pikiran atau mental anak yang tidak bisa makan jika tidak sessuai dengan seleranya. Kadang anak merasa tidak memiliki nafsu makan setelah melihat menu yang tidak sesuai keinginannnya. Untuk anak dengan gejala seperti ini yang sudah memberat, kadang sampai memerlukan terapi dari dokter. (Baca juga: Manfaat buah naga untuk bayi , Manfaat Pepaya Untuk Bayi dan Balita)

10. Terlalu banyak serat

Serat juga merupakan kebutuhan penting bagi tubuh terutama untuk melancarkan pencernaan. Pada anak dengan kemampuan konsumsi serat yang tinggi (karbohidrat, lemak, dan protein normal), dapat mempengaruhi bobot anak. Hal ini diakibatkan serat yang terlalu banyak akan menyebabkan usus tidak akan menyerap banyak nutrisi dan sebagian besar akan dibuang. Selain itu, biasanya jika sebelum makan telah banyak mengkonsumsi serat, maka anak akan cepat merasa kenyang, sehingga saat makan nantinya anak hanya mampu menghabiskan sedikit porsi. (Baca juga: Makanan sehat untuk bayi 9 bulan , Manfaat Keju Untuk Ibu Menyusui  )

11. Alergi

Alergi sering terjadi pada anak dengan usia yang masih kecil. Akibat adanya alergi, maka menghasilkan reaksi antibodi dan mampu merusak sel. Jika makanan yang menjadi sumber alergi, maka reaksi alergi bisa menyebabkan iritasi pada mukaosa saluran pencernaan, sehingga akibatnya terjadi kerusakan mukosa. Hal tersebut dapat menyebabkan terganggunya pencernaan dan terhambatnya proses pencernaan, sehingga anak tidak dapat mengalami pertambahan bobot badan. (Baca juga: Cara agar bayi mau minum susu formula , Gejala Alergi Susu Sapi Pada Bayi)

12. Gangguan pencernaan

Gangguan pencernaan dapat menghambat proses penyerapan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Gangguan pencernaan biasa akibat infeksi sehingga pencernaan terganggu. selain itu, gangguan pencernaan bisa menyebabkan muntah dan diare, akibatnya tubuh akan sulit memperoleh atau menyerap nutrisi yang diperlukan. (Baca juga: Pola makan bayi 12 bulan)

13. Kekurangan vitamin dan mineral

Kebiasaan makan yang kurang vitamin dan mineral ternyata mempengaruhi pola makan kedepannya. Akibat dari kurangnya nutrisi tersebut, membuat anak dapat mengalami perubahan selera makan menjadi tidak memiliki nafsu makan. (Baca juga: Pola makan bayi 10 bulan)

14. Kurang kerbohidrat, protein dan lemak

Karbohidrat, protein dan lemak merupakan makanan yang menjadi sumber energi bagi tubuh. Nutrisi tersebut diperlukan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme harian dan menyediakan sumber cadangan makanan bagi tubuh. Selain itu, nutrisi-nutrisi tersebut juga berperan dalam regenerasi sel dan pembelahan sel untuk pertumbuhan. Sehingga jika nutri tersebut tidak terpenuhi, maka pertumbuhan sel terganggu dan tubuh akan sulit mengalami kenaikan berat badak. (Baca juga: Pola makan bayi 3 bulan)

15. Faktor lingkungan

Lingkungan berperan dalam pola hidup anak. Mulai dari perhatian Orang Tua, teman bermain serta aktivitas sehari-hari dapat mempengaruhi pola makan anak. Anak dengan kekurangan perhatian makan akibat faktor-faktor tersebut dapat akan mempengaruhi bobot tubuhnya. Akibat kurangnya perhatian serta aktivitas yang cenderung tidak memperdulikan waktu dan pola makan membuat anak juga tidak perduli dengan makannya. Padahal banyak anak yang juga perlu peran Orang Tua untuk mengingatkannya makan. Selain itu, anak-anak cenderung akan mengikuti kawan bermainnya dalam melakukan beberapa hal, misalnya bersama-sama dalm bermain dan begitu juga saat makan. (Baca juga: Pola makan bayi 11 bulan)

fbWhatsappTwitterLinkedIn