12 Cara Menyendawakan Bayi yang Baik dan Benar

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Setiap kali ia habis menyusu, ada kalanya udara dari luar ikut masuk ke dalam tubuh bayi. Karena bayi belum bisa bersendawa sendiri, maka orangtua harus mengetahui cara menyendawakan bayi dengan benar. Bersendawa adalah proses mengeluarkan udara yang masuk ke dalam tubuh, dan hal ini hanya dapat dilakukan saat bayi berusia di atas 9 bulan.

Bayi berusia 0-9 bulan kebanyakan aktivitasnya adalah berbaring, oleh karena itu orangtua perlu membantu bayi mengeluarkan kandungan gas yang masuk ke dalam perutnya. Sedangkan pada bayi usia 9 bulan ke atas, mereka sudah bisa mengubah posisi tubuhnya sendiri dan menggerakan tubuh, sehingga ia bisa mengeluarkan sendawa dengan sendirinya.

Baca juga:

Saat bayi bersendawa, orangtua bisa mendengar suara khas orang bersendawa dari mulut bayi (meski suaranya tidak sebesar orang dewasa sendawa), atau bayi mengeluarkan suara “uh”. Seringkali, sendawanya disertai dengan gumoh atau muntah bayi yang berupa cairan kental dari susu yang diminumnya. Hal itu merupakan proses yang alami dan orangtua tidak perlu khawatir dibuatnya.

Cara menyendawakan bayi memiliki banyak teknik. Apabila bayi belum berhasil bersendawa dengan menggunakan suatu teknik tertentu, orangtua bisa mencoba teknik yang lainnya  sampai ia berhasil sendawa karena setiap bayi memiliki cara efektifnya masing-masing.

1. Perhatikan ekspresi kenyamanan bayi

Tidak setiap saat bayi habis menyusu perlu bersendawa. Apabila setelah menyusu bayi langsung tertidur lelap dan merasa nyaman, hal itu berarti tidak ada udara yang terperangkap di dalam tubuhnya yang membuat perutnya tidak nyaman. Namun untuk berjaga-jaga, orangtua bisa mencoba menyendawakan bayi setiap habis menyusui. Selain itu apabila bayi terlihat rewel dan tidak nyaman di tengah-tengah saat menyusui, orangtua bisa segera mencoba menyendawakannya.

Baca juga:

2. Menyusu dari payudara 

Bayi yang menyusu langsung dari payudara ibu umumnya jarang perlu disendawakan, karena kemungkinan udara masuk ke tubuh bayi lebih kecil. Bayi yang menyusu ASI disendawakan saat mereka berganti posisi payudara, misalnya dari payudara kanan ke payudara kiri.

Baca juga:

3. Menyusu dari botol

Bayi yang menyusu dari botol lebih perlu disendawakan, karena bayi belum bisa menyusu dari botol dengan benar sehingga udara cenderung lebih mudah masuk. Selain itu, ruang yang kosong di botol susu bayi saat susunya tinggal sedikit juga memperbesar peluang masuknya udara ke dalam perut bayi yang menyebabkan bayi cenderung rewel dan tidak nyaman, sehingga butuh disendawakan. Sendawakan bayi usai mereka menyusu sebanyak 60-90 ml susu botol.

4. Menyendawakan bayi di atas bahu

Sandarkan bayi di atas bahu orangtua dengan wajah yang menghadap bagian belakang tubuh orangtua. Pastikan wajah bayi tidak tertutup bagian tubuh orangtua agar ia dapat bernapas dan proses sendawanya berhasil. Sangga bagian leher dan kepala bayi dengan tangan agar bayi tidak mengalami cedera. Kemudian, tepuk-tepuk bagian tengah tubuh bayi dengan lembut, kira-kira di area bawah tulang belikatnya. Tunggu sampai bayi mengeluarkan suara sendawa, atau seperti suara menggerutu, suara bersin, hingga suara yang terdengar seperti “uh”. Setelah itu, orangtua bisa selesai mencoba menyendawakannya.

5. Dengan cara duduk tegak

Letakkan bayi dalam posisi duduk di pangkuan orangtua. Jangan lupa untuk menyangga bagian kepalanya, dan tangan satunya memegang tubuh bayi bagian depan hingga bayi berada dalam posisi yang aman. Setelah itu, tepuk-tepuk bagian belakang tubuh bayi dengan gerakan yang amat lembut dan posisi tangan orangtua masih menahan serta menjaga tubuh bayi bagian depan. Selain ditepuk, orangtua juga bisa melakukan usapan dengan gerakan berputar atau menggoyangkan tubuh bayi secara perlahan.

Baca juga:

6. Dengan cara berbaring

Orangtua membaringkan bayi dengan meletakkan perut dan alat gerak bagian bawahnya di bagian paha orangtua, sedangkan bagian kepala dan lehernyanya disangga dengan lengan orangtua. Letakkan lengan orangtua di dada bayi untuk menjaga tubuhnya agar tetap stabil. Setelah itu, tepuk-tepuk atau usap-usap bagian belakang tubuh bayi dengan lembut beberapa menit sampai bayi berhasil sendawa.

7. Dengan Metode Tik-tok

Cara menyendawakan bayi yang selanjutnya adalah dengan cara mengangkat tubuh bayi. Tekniknya, orangtua mengangkat bayi dengan cara meletakkan tangan orangtua di ketiak bayi hingga wajah bayi sejajar dengan wajah orangtua, sedangkan kaki bayi berayun bebas. Tahan kepala bayi dengan lembut menggunakan jari-jari. Miringkan tubuh bayi ke kiri dan kanan secara perlahan, dan orangtua dapat bersenandung tik-tok-tik-tok untuk menciptakan suasanya yang menyenangkan bagi bayi. Lakukan hingga bayi bersendawa. Namun, orangtua sebaiknya berhati-hati menggunakan metode ini bagi bayi berusia di bawah enam bulan.

Baca juga:

8. Menyendawakan bayi yang sedang tidur

Apabila bayi sudah tertidur lelap setelah menyusu namun belum sempat bersendawa, ada kalanya ia memang tidak perlu disendawakan karena berarti ia tidak menelan gas. Namun orangtua dapat berantisipasi dengan cara meninggikan posisi kepala dan leher bayi lebih tinggi daripada tubuh bagian bawahnya dengan selimut maupun bantal kecilnya. Orangtua juga bisa sedikit memiringkan tubuh bayi saat mereka sudah tidur. Jika bayi tertidur di pangkuan orangtua, orangtua bisa menyangga bagian punggung bayi dengan lengan agar posisi kepalanya lebih tinggu dari perut agar bayi tidak tersedak air susu yang telah diminumnya karena belum sempat bersendawa.

9. Menyendawakan bayi baru lahir

Bayi baru lahir bisa disendawakan dengan teknik di atas bahu (nomor 4),dengan cara duduk tegak (nomor 5), maupun dengan cara berbaring (nomor 6). Lakukan secara lembut dan hati-hati. Apabila orangtua ingin menyendawakan bayi dengan teknik di atas bahu, biarkan bahu orangtua menekan lembut perut bayi untuk memberikan tekanan sehingga mempermudah udara keluar dari perut bayi. Posisi ini cocok untuk bayi yang sudah berusia kira-kira empat bulan, karena ia sudah bisa mengendalikan kepala dan lehernya dengan lebih baik. Orangtua dapat mencoba teknik ini satu persatu sampai bayi berhasil bersendawa, karena anatomi tubuh bayi yang berbeda-beda akan memiliki respon yang berbeda-beda pula terhadap teknik sendawa yang dilakukan orangtua kepadanya.

Baca juga:

10. Menyendawakan bayi usia 1 bulan

Menyendawakan bayi usia satu bulan hampir tidak ada bedanya dengan teknik menyendawakan bayi yang baru lahir. Cobalah beberapa teknik untuk bayi hingga ia berhasil bersendawa. Namun, sebaiknya hindari metode tiktok karena masih rawan untuk bayi yang masih berusia di bawah enam bulan. Usahakan menyendawakan bayi setiap 15-20 menit usai menyusui.

11. Menyendawakan pada malam hari

Apabila di malam hari bayi tiba-tiba rewel namun menolak menyusu, orangtua dapat langsung menggendongnya dan melakukan teknik-teknik menyendawakan bayi. Hal ini bisa terjadi karena perut bayi terasa kembung. Menyendawakan bayi dan mengelus tubuh bagian belakangnya bisa membuat bayi merasa lebih baik dan terasa nyaman.

Baca juga:

12. Gumoh dan Muntah

Gumoh atau muntah bayi adalah hal yang alamiah yang biasanya keluar bersamaan saat bayi bersendawa, dan orangtua tidak perlu panik karenanya. Sediakan selalu kain atau lap yang bersih untuk menampung gumoh bayi yang keluar saat bayi bersendawa. Saat bayi gumoh, bayi mengeluarkan cairan putih yang kental berjumlah sedikit dan bayi menunjukkan ekspresi yang biasa, tidak merasa kesakitan. Gumoh keluar bersamaan dengan sendawa bayi baru lahir, karena saluran penyalur makanan bayi ke lambung yang dinamakan esofagus belum berkembang sempurna, sehingga bayi bisa mengeluarkan sedikit cairan susu yang diminumnya.

Perbedaan gumoh dengan muntah adalah, muntah biasanya berupa cairan putih yang lebih encer, berjumlah banyak, dan bayi biasanya menangis kesakitan. Muntah pada bayi bisa terjadi apabila ia gagal bersendawa sehingga perutnya kembung dan terjadi penumpukan gas dalam perut. Oleh karena itu, apabila saat menyusui bayi terlihat rewel, orangtua bisa berhenti menyusuinya sejenak dan mencoba menyendawakan bayi agar tidak lebih banyak gas yang berkumpul di perutnya. Muntah bisa berakibat fatal jika jumlahnya sangat banyak, karena bayi bisa mengalami dehidrasi. Segera bawa bayi ke klinik atau rumah sakit terdekat jika terjadi muntah dalam jumlah banyak.

Baca juga:

fbWhatsappTwitterLinkedIn