Bagi seorang wanita yang baru menjadi ibu, mereka pasti akan mengalami kekhawatiran ketika melihat bayinya mendadak menunjukkan gejala kaget saat tertidur. Kenapa bayi bisa kaget saat tertidur pulas? Apa yang salah? Apakah hal itu normal? Sebenarnya bunda tak perlu terlalu cemas. Sebab kondisi tersebut sangat wajar dan dialami oleh setiap bayi yang baru dilahirkan, khususnya bayi dengan usia sekitar 1- 12 bulan. Nah, di bawah ini beberapa faktor penyebab bayi kaget saat tidur yang wajib bunda ketahui. Simak yuk!
Baca juga:
- Refleks moro
Bayi kaget saat tidur bisa dikategorikan dalam gerakan spontan atau refleks. Menurut ilmu kedokteran, kondisi ini disebut sebagai refleks moro. Yakni suatu keadaan dimana bayi akan kaget saat merasakan sesuatu yang “aneh” di sekitarnya. Misalnya saja seseeorang memegang tangannya saat tidur. Maka otomatis si bayi akan tersentak serambi merentangkan tangannya sebagai tanda bahwa ia merasa kaget, seolah-olah tubuhnya dijatuhkan. Dokter mengatakan bahwa kondisi ini sangatlah wajar. Refleks tersebut muncul sebagai wujud adaptasi bayi terhadap dunia baru. Dan biasanya gerak refleks akan menghilang saat usia bayi mencapai 3-6 bulan. (Baca juga: Pertolongan pertama bayi jatuh dari tempat tidur, Efek bayi tidur dari tempat tidur)
- Suara gaduh
Sebagaimana orang dewasa, bayi pun juga akan terganggu tidurnya bila ada suara bising dan gaduh. Ia tak lantas langsung menangis, melainkan tersentak lebih dahulu seperti orang kaget. Hal ini tentu tak baik dan membuat tidur si bayi menjadi tidak nyenyak. Oleh karena itu, sebaiknya jika bayi tertidur maka pindakanlah ia ruangan yang sepi dan hindarkan ia dari suara-suara berisik. (Baca juga: Bayi susah tidur, Penyebab bayi susah tidur, Mengatasi bayi susah tidur)
- Gigitan serangga
Gigitan serangga memang terkadang tak bisa dihindari. Misalnya saja nyamuk. Ya, walaupun rumah semewah apapun kadang ada saja nyamuk yang berterbangan di ruangan. Dan gigitan nyamuk ini seringkali membuat bayi jadi kaget saat tidur. Bahkan memicu rasa gatal dan risiko penyakit tertentu. Nah, untuk menghindari gigitan nyamuk sebaiknya bunda memasang kelambu di tempat tidur bayi agar ia lebih terlindungi dan tidurnya juga bisa nyenyak.
Baca juga:
- Cuaca atau suhu ruangan yang ekstrim
Seorang bayi membutuhkan ruangan yang sangat nyaman untuk bisa tertidur. Ia baru saja dilahirkan di dunia dan masih perlu beradaptasi. Maka itu sebisa mungkin jangan memberikan gangguan-gangguan berlebihan. Termasuk Bunda juga perlu memperhatikan suhu ruangan tempat si kecil tidur. Cuaca yang terlalu panas atau dingin bisa membuat si bayi menjadi kaget. Maka itu cobalah menciptakan suasana senyaman mungkin bagi si kecil. Berikan ruangan dengan ventilasi yang memadai, suhu yang pas dan pencahayaan tidak terlalu gelap ataupun silau. (Baca juga: Efek samping AC bagi bayi, Bahaya AC bagi bayi)
- Memindahkan bayi dari gendongan ke tempat tidur
Terkadang bayi memang butuh digendong agar menjadi tenang dan tidak rewel. Namun bunda juga harus memperhatikan waktu yang tepat, kapan sebaiknya bayi digendong atau tidak. Misalnya saja, ketika bayi merasa mengantuk. Bunda boleh mengendongnya tapi jangan sampai ia tertidur lelap dalam gendongan. Bila hal ini terjadi, maka bunda harus memindahkannya ke tempat tidur sehingga membuat ia tersentak dan kaget karena perubahan posisi. Usahakan membaringkan bayi di kasur saat ia mulai terlelap. Bunda bisa membantunya tertidur dengan berbaring di sampingnya sambil membacakan doa. (Baca juga: Cara menidurkan bayi dengan cepat, Cara menidurkan bayi paling efektif)
- Kerancuan waktu tidur
Bayi yang baru lahir memang belum bisa membedakan siang dan malam. Ia akan tidur dan terbangun sesuka hatinya tanpa pedulikan waktu. Umumnya waktu yang dibutuhkan bayi untuk tidur sekitar 15-17 jam dalam sehari. Hal inilah yang terkadang membuat bayi sering kaget saat sedang tidur nyenyak di malam hari. Ya, karena tidurnya belum memiliki pola. Namun demikian, bunda tak perlu cemas karena kondisi ini normal. Bunda hanya perlu memberikan “kode” pada si bayi tentang perbedaan siang dan malam. Misalnya saja, saat siang bukalah jendela agar ruangan tampak cerah dan ajak ia bermain. Sedangkan di malam hari, buat suasana redup dan ajarkan dia untuk tidur. Dengan begitu, lama-kelamaan bayi pasti akan mengerti dengan sendirinya. (Baca juga: Pola tidur bayi 1 bulan, Pola tidur bayi 0-12 bulan)
- Merasa lapar
Penyebab bayi kaget saat tidur selanjutnya adalah karena ia merasa lapar. Ingat ya bunda, jangan pernah membiarkan bayi tidur dalam perut kosong. Menurut penelitian, aktivitas tidur itu membutuhkan energi. Maka itu, usahakan untuk selalu memberikan ASI terlebih dahulu sebelum bayi tidur. Apabila ia cukup memperoleh ASI maka tidurnya akan nyenyak. Sebaliknya, bayi yang merasa lapar cenderung sering tersetak dan kaget di tengah-tengah waktu tidurnya.
[accordion multiopen=”true
Informasi pola makan bayi
- Pola makan bayi 0-12 bulan
- Pola makan bayi 1 bulan
- Pola makan bayi 2 bulan
- Pola makan bayi 3 bulan
- Pola makan bayi 4 bulan
- Pola makan bayi 5 bulan
- Pola makan bayi 6 bulan
- Pola makan bayi 7 bulan
- Pola makan bayi 8 bulan
- Pola makan bayi 9 bulan
- Pola makan bayi 10 bulan
- Pola makan bayi 11 bulan
- Pola makan bayi 12 bulan
- Popok basah
Faktor yang memungkinkan bayi kaget saat tidur yakni popoknya dalam keadaan basah. Apabila bayi menangis, segera cek popoknya. Barangkali ia buang air besar (BAB) atau pipis. Adanya kotoran di popok bisa membuat bayi menjadi tak nyaman. Ia akan merasakan sesuatu yang berat dan basah di celanannya dan hal ini tentu sangat menganggu tidurnya. Maka itu, untuk meminimalisir bayi kaget di saat tidur sebaiknya selalu ganti popok sebelum ia tertidur.
Baca juga:
- Penyebab bayi BAB keras dan berdarah
- Penyebab bayi tidak pipis semalaman
- Tips agar anak tidak ngompol
- Cara mengatasi anak ngompol
- Terlalu sering membangunkan anak
Pada umumnya, seorang bayi yang baru lahir perlu menyusu kepada ibu sebanyak 8-12 kali dalam sehari. Jumlah tersebut memang cukup banyak tapi sangat normal sebab ASI satu-satunya sumber utama nutrisi bagi bayi. Nah, untuk mencukupi ketubuhan ASI tersebut, terkadang bunda sering membangunkan bayi yang tertidur untuk menyusu. Sebenarnya hal itu boleh-boleh saja bunda lakukan. Namun bila terlalu sering bisa memicu reaksi kaget pada bayi. Mungkin ia akan mendadak tersentak di kala tidur karena selalu merasa ada orang yang membangunkannya. Untuk menghindari hal ini, sebaiknya berikan ASI sebelum bayi tidur dan jangan terlalu sering membangunkan bayi yang telah tidur nyenyak. (Baca juga: Penyebab bayi menangis terus, Penyebab bayi rewel)
10. Mimpi buruk
Ketika bayi mengalami sesuatu yang menurutnya menakutkan (misalnya saja bertemu seseorang yang berpenampilan aneh, terjatuh atau lainnya) ia akan cenderung mengingatnya bahkan memimpikan hal tersebut. Hal inilah yang kemudian membuat si bayi terkaget saat tidur. Sebab ia bermimpi buruk tentang apa yang pernah ia alami atau mungkin hal lain. Menurut penelitian, biasanya bayi lebih sering mengalami mimpi buruk di usia 0-5 bulan.
Tips Mengatasi Bayi Kaget Saat Tidur
Biarpun kondisi bayi kaget saat tidur adalah sesuatu yang normal. Namun perlu bagi bunda untuk meminimalisir terjadinya hal tersebut. Caranya dengan menerapkan beberapa tips di bawah ini, yaitu:
- Biasakan bayi untuk tertidur di tempat tidur, bukan gendongan
- Aturlah pencahayaan agar remang-remang (cocok untuk suasana tidur dan membantu agar bayi lebih cepat mengantuk)
- Apabila suhu panas, maka gunakanlah pakaian tipis untuk si bayi. Namun bila cuaca dingin berikan pakaian tebal untuk bayi (Baca: Tips memilih baju bayi baru lahir)
- Jauhkan ia dari keramaian saat tertidur
- Gunakan selambu bayi untuk menghindari gigitan nyamuk
- Bersihkan popok sebelum ia tertidur
- Berikanlah ASI sebelum ia merasa mengantuk (Baca: Cara agar ASI keluar banyak setelah melahirkan)
- Berusaha memberikan pemahaman bahwa malam adalah waktu untuk tidur
- Olesi tubuhnya dengan minyak telon atau agar bayi merasa hangat dan nyaman
- Bila bayi mendadak terbangun maka segera gendong dan berikan perlakuan kasih sayang
Demikianlah beberapa penyebab bayi kaget saat tidur dan tips mengatasinya. Apabila kebiasaan tersebut masih berlanjut hingga si anak berusia lebih dari 1 tahun, maka sebaiknya berkonsultasilah kepada dokter.
Baca juga: