13 Penyebab Ibu Meninggal Saat Melahirkan Bayi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Proses melahirkan seorang bayi bagi ibu adalah sesuatu yang sangat berat. Bahkan bisa dikatakan mempertaruhkan nyawa. Di Indonesia sendiri, tercatat pada tahun 2011-2015 terdapat sekitar 130-200 kasus kematian ibu melahirkan dari 100.000  yang selamat. Penyebabnya dapat dikarenakan berbagai faktor. Baik dari sisi kesehatan ibu, janin atau pelayanan rumah sakit yang kurang memadai.

Nah, berikut ini beberapa penyebab ibu meninggal saat melahirkan yang wajib diwaspadai.

  1. Pendarahan

Penyebab ibu meninggal saat melahirkan yang pertama adalah pendarahan pada kandungan atau juga dikenal obstetrical hemorrhage. Menurut catatan WHO di tahun 2008, terdapat sekitar 5800 kasus kematian ibu meninggal saat bersalin disebabkan pendarahan. Kondisi ini dapat terjadi karena proses persalinan yang rumit, kondisi rahim lemah atau janin bermasalah. Untuk penanganannya, biasanya dokter memberikan obat tertentu (seperti oxytocics) untuk penghenti pendarahan serta juga bisa lewat tranfusi darah. (baca: Cara mengatasi pendarahan setelah melahirkanPenyebab pendarahan saat hamil)

  1. Hipertensi (pre-eklampsia)

Ibu hamil biasanya rentan mengalami hipertensi atau pre-eklampsia. Kondisi ini tentunya akan menjadi berbahaya apabila tidak segera diatasi sebab dapat memicu pendarahan dan kontraksi rahim. Dalam kasus lebih parah, hipertensi menimbulkan beragam komplikasi seperti kejang, gagal ginjal bahkan berhentinya denyut jantung. Tercatat ada 12% kasus kematian ibu melahirkan yang disebabkan oleh hipertensi atau pre-eklampsia.

Baca juga:

  1. Rahim Robek (Repture uteri)

Proses mengejan yang dilakukan oleh ibu saat melahirkan harus dilakukan secara hati-hati dan dipandu oleh ahlinya. Mengejan yang berlebihan dapat memicu rahim berkontraksi berlebihan sehingga menyebabkan robeknya dinding uterus.Tentunya keadaan tersebut sangat berbahaya karena membuat ibu mengalami pendarahan. Jika tidak segera diatasi maka bisa berimbas pada kematian. (Baca juga: Cara menjaga kehamilan mudaKomplikasi kehamilan)

  1. Gangguan pernafasan akut

Gangguan pernafasan akut juga memungkinkan menjadi penyebab ibu meninggal saat melahirkan. Sebenarnya, ibu yang sedang hamil tua (memasuki trimester 3) memang berisiko tinggi mengalami sesak nafas. Kondisi ini dipicu oleh peningkatan produksi hormon progesteron dan akibat ukuran rahim yang semakin membesar sehingga mendesak paru-paru, menyebabkan pernafasan jadi terganggu. Perlu Anda ketahui bahwa sebenarnya sesak nafas saat hamil adalah hal umum. Tidak berbahaya. Namun apabila sesak nafas sudah mencapai batas akut, atau dipicu pembekuan darah (emboli paru) maka bisa meningkatkan risiko kematian saat persalinan.

Baca juga:

  1. Proses persalinan yang berlangsung lama

Proses persalinan yang berlansung lama (melebihi batas wajar) juga bisa memicu komplikasi, salah satunya berhentinya denyut jantung ibu. Walaupun porsentasenya terhadap kematian ibu melahirkan tidak terlalu tinggi (yakni sekitar 7-8%), namun hal ini tetap harus diwaspadai. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan persalinan memakan waktu lama, misalnya saja bayi berada pada posisi sungsang, ukuran panggul ibu lebih sempit daripada kelapa bayi, ibu menderita gizi buruk, atau keabnormalan lain pada janin.

Baca juga:

  1. Infeksi

Anda tidak boleh menyepelekan terjadinya infeksi pada masa-masa prenatal. Infeksi adalah kondisi yang berbahaya dan patut diwaspadai. Menurut data tercatat, sekitar 14-15% kematian ibu pada saat bersalin disebabkan oleh kasus infeksi, baik itu infeksi bakteri, virus ataupun parasit lainnya. Maka itu, usahakan untuk benar-benar menjaga kebersihan. Selain itu, pengonsumsian antibiotik pada masa kehamilan juga harus diperhatikan. Konsultasikan pada dokter jika Anda mengalami gejala abnormal pada saat hamil dan jangan mengonsumsi obat sembarangan.

  1. Aborsi

Pada dasarnya, tindakan aborsi tidak hanya dilarang secara medis tapi juga berdosa dalam hukum agama. Aborsi berarti membunuh janin dalam rahim. Selain itu, aborsi juga membahayakan keselamatan nyawa sang ibu. Terlebih lagi jika dilakukan pada dukun atau tempat-tempat yang tidak terakreditasi. Menurut catatan medis setidaknya ada sekitar 13-14% kasus kematian ibu hamil yang disebabkan aborsi. Apabila Anda harus melakukan aborsi demi alasan kesehatan, maka pastikan Anda melakukan hal tersebut di rumah sakit atau dokter yang berkompeten. (Baca juga: Penyebab keguguran berulangTanda-tanda keguguran)

  1. Sepsis

Sepsis merupakan jenis infeksi yang cukup jarang ditemukan. Biasanya penyakit ini muncul ketika seseorang pengidap penyakit tertentu (misalnya infeksi saluran kemih, pneumonia, meningitis) tidak memperoleh penanganan secara tepat. Sehingga akibatnya tubuh akan merangsang produksi senyawa tertentu, menyebabkan peradangan, infeksi darah bahkan kerusakan organ. Pada wanita hamil, kondisi ini juga meningkatkan risiko kematian ibu dan janin. Gejala orang yang menderita sepsis biasanya akan mengalami demam, detak jantung tidak teratur, keputihan berlebihan, menggigil dan keluarnya darah dari vagina. Keadaan tersebut membutuhkan bantuan medis dalam waktu cepat.

Baca juga:

  1. Anemia

Penyebab ibu meninggal saat melahirkan selanjutnya adalah kondisi anemia. Dalam ilmu medis, anemia berarti berkurangnya kadar hemoglobin atau sel darah merah. Kita tahu bahwa ibu yang sedang hamil membutuhkan pasokan sel darah merah lebih banyak untuk  membantu menyalurkan oksigen pada janin. Apabila ibu kekurangan sel darah merah (anemia) maka otomatis perkembangan bayi akan terhambat.  Ibu tidak hanya berisiko melahirkan bayi prematur saja. Dalam kondisi lebih serius, kondisi ini dapat meningkatkan risiko kematian ibu saat bersalin. Nah, untuk mengindarinya disarankan mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi zat besi selama kehamilan. Jika ibu ingin mencoba suplemen maka konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. (baca: Anemia pada ibu hamil)

  1. Malaria

Anda pasti sudah tak asing dengan penyakit malaria, bukan? Malaria disebabkan oleh parasit plasmodium yang disebarkan lewat gigitan nyamuk anopheles. Penyakit ini umumnya ditularkan dari darah penderita. Pada ibu hamil berkemungkinan menular pada janin. Biasanya penderita malaria akan mengalami gejala tertentu, seperti demam, menggigil, muntah, diare, nyeri otot dan keringat berlebihan. Apabila Anda merasakan gejala tersebut maka segeralah memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan kondisi Anda. Nantinya dokter akan melakukan tes darah guna mendiagnosis ada tidaknya infeksi plasmodium. Perlu Anda ketahui penyakit malaria berbahaya bagi ibu hamil dan dapat meningkatkan risiko kematian saat melahirkan. (baca: Pencegahan malaria pada ibu hamilObat malaria untuk ibu hamil)

  1. Hepatitis

Hepatitis menjadi penyebab berikutnya pada kasus ibu meninggal saat melahirkan. Hepapatitis merupakan penyakit radang hati yang disebabkan oleh infeksi virus atau parasit lainnya. Selain itu, penyakit ini juga dipicu oleh pengonsumsian alkohol, kelainan imun (autoimun), serta gangguan metabolisme. Umumnya ditularkan lewat cairan vagina. Dan bisa juga lewat penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi. Hepatitis pada ibu hamil tentunya juga harus diwaspadai. Penyakit ini dapat memicu gangguan kesehatan, seperti gangguan cerna, mual, muntah dan lelah berlebihan. Di samping itu, ibu berisiko melahirkan bayi prematur,  bayi kuning, pendarahan dan gangguan diabetes. Pada tahap lebih parah, hepatitis menjadi faktor pemicu kematian saat proses persalinan. (baca: Gejala hepatitis B pada ibu hamilBahaya hepatitis bagi ibu hamil)

  1. Penyakit Jantung

Anda sering merasakan kelukan mudah lelah? Detak jantung tak beraturan? Mudah berkeringat? Rasa sesak di dada? Berhati-hatilah, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter sebab bisa saja Anda terkena penyakit jantung. Biasanya saat hamil, ibu berisiko tinggi mengalami gangguan jantung. Hal ini dikarenakan jantung berkerja lebih keras dalam memompa darah ke seluruh tubuh dan juga bagi janin.

Begitupun saat proses melahirkan, tekanan jantung juga akan meningkat. Hal ini dapat membahayakan kondisi ibu. Terutama bagi ibu yang telah memiliki riwayat penyakit jantung sebelum hamil. Maka risikonya bisa mengakibatkan keguguran, persalinan prematur, kelahiran caesar bahkan lebih parah lagi memicu kematian ibu. (baca: Penyakit jantung bawaan)

  1. HIV/AIDS

Aids adalah penyakit yang hingga saat ini belum ditemukan metode penyembuhannya. Penyakit ini disebabkan virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Sehingga menyebabkan penderitanya menjadi sangat lemah bahkan meningkatkan risiko kematian. Umumnya penderita AIDS yang tidak menjalani pengobatan hanya dapat bertahan sekitar 10-15 tahun.

Pada ibu hamil sendiri dapat berisiko tertular AIDS lewat hubungan seksual yang tidak sehat, penggunaan jarum suntik terkontaminasi, tranfusi darah dan sebagainya. Virus HIV dapat merusak plasenta dan menginfeksi janin. Ibu juga memiliki risiko tinggi jika melakukan persalinan normal. Penyakit ini berbahaya dan harus mendapatkan penanganan dari dokter sesegera mungkin.

Baca juga:

Demikianlah beberapa penyebab ibu meninggal saat melahirkan yang paling sering dan patut diwaspadai. Penting bagi Anda untuk menjaga kesehatan selama kehamilan. Sebab hamil bukanlah hal yang mudah. Perubahan hormon dapat memperlemah tubuh. Pastikan Anda mendapatkan asupan makanan bergizi, meningkatkan waktu istirahat dan jangan lupa berkonsultasilah dengan dokter di saat merasakan gejala-gejala yang tak wajar. Semoga bermanfaat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn