Salah satu penyakit yang sering mengidap bayi baru lahir adalah mencret atau dalam dunia medis dikenal sebagai diare. Umumnya kondisi bayi mencret ditandai dengan tekstur tinjanya yang encer, volumenya lebih banyak dan frekuensi buang air besar (BAB) meningkat 3-5 kali atau lebih dalam sehari. Seorang bayi memang sangat rentan mengalami diare, terutama bagi bayi berusia di bawah 2 tahun. Hal ini dikarenakan sistem pencernaan bayi belum berfungsi optimal sehingga pola mencerna makanan pun juga kurang baik. (Baca juga: Penyebab bayi ASI diare–4 gejala diare pada bayi)
Walaupun hanya sekedar mencret, namun keadaan ini tidak boleh disepelekan. Bayi yang mengidap diare lebih mudah mengalami dehidrasi. Bahkan berisiko tinggi terhadap komplikasi penyakit. Nah, di bawah ini beberapa penyebab bayi mencret. Simak terus ya!
Baca juga: Pertolongan pertama pada anak diare
- Efek pemberian ASI
Mencret pada bayi tidak selalu menjadi indikasi adanya penyakit tertentu. Umumnya bayi baru lahir mengalami mencret dikarenakan terlalu sering mengonsumsi ASI. Ciri-ciri bayi mencret karena ASI yakni tinjanya berbentuk lembek hingga cair, berwarna kuning cerah, dan frekuensi BAB-nya mencapai 5 kali dalam sehari. Kondisi ini tentu normal dan biasanya sering terjadi pada bayi berusia kurang dari 1 bulan. Seiring bertambahnya usia, tekstur tinja bayi akan semakin padat. Terlebih lagi pada bayi yang diberikan susu formula, biasanya tinjanya lebih keras dibandingkan bayi eksklusif ASI. (Baca juga: Efek bayi tidak minum ASI–Penyebab bayi tidak mau minum ASI)
Baca juga:
- tips menyusui di tempat umum
- cara memerah ASI dengan tangan
- cara memerah ASI
- cara menyimpan ASI
- Cara memompa ASI
- Polusi air
Faktor penyebab bayi mencret berikutnya adalah polusi air. Seorang bayi yang sudah diperbolehkan mengonsumsi air biasanya rentan menderita diare. Hal ini bisa jadi disebabkan adanya mikroorganisme patogenik di dalam air yang di minumnya. Entah itu bakteri, protozoa ataupun lainnya. Mengonsumsi air yang telah tercemar menyebabkan infeksi pada usus hingga memicu diare. Maka itu, pastikan bunda menyediakan pasokan air yang higenis untuk si kecil. Selain itu, jika bunda mengajak bayi berenang di kolam renang sebaiknya pilihlah temap yang tidak kotor dan terjamin kebersihannya. (Baca juga: Bahaya polusi untuk ibu hamil)
- Keracunan makanan
Ketika usia bayi telah menginjak 6 bulan dan diperbolehkan mengonsumsi makanan MPASI, sebaiknya bunda memperhatikan dengan benar perihal kebersihan makanan tersebut. Sebab makanan yang tercemar bisa menyebabkan bayi mengalami mencret atau diare.
Makanan bisa saja menjadi racun apabila terkontaminasi oleh bakteri, virus ataupun parasit lainnya. Umumnya mikroorganisme yang menjadi penyebab makanan teracuni adalah bakteri Salmonella, bakteri Escherichia coli, bakteri Shigella, rotavirus, parasit Entamoeba histolytica dan masih banyak lainnya. Di samping itu, makanan yang disimpan sembarangan (misalnya saja terpapar sinar matahari), makanan di luar kulkas, makanan kadaluarsa, serta makanan mentah juga bisa menyebabkan keracunan. Beberapa jenis makanan yang mudah terkontaminasi yakni susu, telur mentah, daging mentah, kerang, makanan kaleng dan lain-lain. (Baca juga: Makanan yang dapat menyebabkan keguguran–Penyebab bayi muntah)
- Alergi makanan
Seorang ibu tentu harus tahu betul tentang kondisi buah hatinya. Beberapa orang ada yang dilahirkan dengan menderita alergi makanan tertentu. Nah, alergi ini bisa menjadi pemicu bayi mencret. Alergi sendiri disebabkan oleh adanya gangguan pada sistem imun tubuh, dimana sistem imun kerapkali memberikan respon negatif (melawan) terhadap protein tertentu yang masuk ke dalam tubuh. Gejala orang yang mengalami alergi makanan yaitu munculnya ruam pada tubuh dengan disertai rasa gatal, kepala pusing, sesak nafas, mual, muntah, dan tentunya diare. (Baca juga: Makanan bayi alergi susu sapi–Ciri-ciri bayi alergi susu sapi)
- Infeksi bakteri, virus atau parasit lainnya
Infeksi dari parasit tertentu, bakteri dan virus juga bisa menjadi pemicu bayi mencret. Salah satu jenis bakteri yang mudah menjangkit tubuh bayi adalah Escherichia coli (E.coli) dan salmonella. Bakteri bisa masuk ke tubuh bayi lewat perantara air yang tercemar, makanan (umumnya makanan setegah mentah seperti daging dan telur) dan produk olahan susu. Sedangkan virus yang menjadi penyebab bayi mencret paling sering adalah rotavirus. Virus ini kerapkali menular lewat udara, air dan makanan. (Baca Juga: Infeksi Saluran Kemih pada Anak , Infeksi Saluran Kemih pada Ibu Hamil)
- Influenza
Influenza atau lebih umum dikenal sebagai flu memang tergolong penyakit yang sering terjadi pada bayi dan tidak berbahaya. Tapi demikian, penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus ini juga bisa membahayakan apabila tidak segera ditangani, karena membuat kekebalan tubuh bayi menurun. Virus flu umumnya ditularkan lewat udara dari bersin si penderita. Bayi yang mengalami flu akan menunjukkan ciri-ciri nafsu makan berkurang, demam, batuk kering, menggigil, dan terkadang disertai diare.
Baca:
- Cara mengatasi pilek pada bayi
- Obat pilek pada bayi baru lahir
- Terapi uap untuk bayi batuk pilek
- Penyebab bayi pilek
- Intoleransi laktosa
Beberapa bayi ada yang mengidap kondisi intoleransi laktosa, yakni keadaan dimana tubuh tidak mampu memproduksi enzim laktase dengan kadar cukup. Hal ini menyebabkan usus bayi tidak bisa mencerna gula atau makanan yang mengandung laktosa dengan baik (misalnya susu formula) sehingga menyebabkan muntah, diare, dan nyeri perut. (Tanda bayi alergi susu sapi–Gejala alergi susu sapi pada bayi)
- Pemberian obat-obatan, khususnya antibiotik
Pada dasarnya obat adalah sesuatu yang menyebuhkan penyakit. Namun bagi seorang bayi, obat justru bisa pemicu penyakit tertentu, misalnya saja diare. Hal ini dikarenakan fungsi kerja usus pada bayi belumlah sempurna. Pemberian obat-obatan (khususnya antibiotik) untuk bayi terkadang malah menggangu metabolisme sehingga menyebabkan mencret. Antibiotik juga bisa saja membunuh bakteri-bakteri baik (probiotik) secara berlebihan hingga jumlahnya menjadi sedikit, dan lebih banyak jumlah bakteri jahat. Apabila hal ini sampai terjadi, bakteri jahat akan mengeluarkan racun dan memicu inflamasi pada usus. Penyakit diare yang timbul karena pengonsumsian antibiotik disebut “Antibiotic Associated Diarrhea (AAD)”.
Baca juga:
- Faktor lingkungan
Lingkungan juga menjadi faktor penting yang berpengaruh terhadap kesehatan bayi. Misalnya saja, bunda jarang membersihkan rumah. Maka saat bayi bermain di lantai, ia memegang benda ini-itu lalu memasukkan tangannya ke dalam mulut maka hal ini bisa menyebabkan masuknya mikroorganisme pemicu diare. Oleh sebab itu, usahkan selalu menyapu dan mengepel rumah setiap hari. Benda-benda dibersihkan dan pastikan rumah cukup mendapatkan sirkulasi udara. (Baca juga: Cara Merawat Bayi Demam Campak , Cara Mengatasi Demam Kejang pada Anak)
- Menurunya sistem imun tubuh
Setiap manusia tentunya memiliki sistem imun dalam tubuhnya yang berfungsi untuk melawan kuman. Apabila sistem imun atau kekebalan tubuh ini menurun maka kuman mudah menyerang, sehingga tubuh bayi lemah dan sakit-sakitan. Beberapa faktor penyebab menurunnya sistem imun yakni bayi kekurangan asupan ASI, kurangnya gizi dari makanan lain, dan kurang tidur. (Baca juga: Penyebab disentri pada bayi, Gejala disentri pada bayi)
[accordion multiopen=”true
Informasi imunisasi bayi” state=”opened
- Jadwal imunisasi bayi baru lahir
- Imunisasi pentabio
- Imunisasi polio
- Imunisasi DPT
- Imunisasi BCG pada bayi
- Bahaya bayi tidak imunisasi
- Bahaya imunisasi pada bayi
Demikianlah beberapa penyebab bayi mencret yang paling sering terjadi. Apabila bayi mengalami mencret dengan ditandai gejala-gejala tertentu, misalnya muntah, munculnya ruam pada kulit, sesak nafas, dan demam segera berkonsultasilah dengan dokter.