10 Gejala Disentri pada Bayi Sangat Berbahaya             

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Disentri pada anak termasuk bayi merupakan salah satu penyakit yang menyerang usus besar dan bisa menimbulkan dampak yang sangat besar untuk bayi, termasuk kematian. Bayi memang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah sehingga sangat rentan terkena disentri. Penyakit ini disebabkan oleh dua sumber infeksi yaitu amuba disentri dan disentri basiler. Kondisi disentri yang disebabkan oleh amuba paling sering terjadi pada anak-anak. Sedangkan disentri basiler lebih jarang namun sebenarnya memiliki respon yang sangat baik terhadap perawatan. Lingkungan yang kurang sehat atau tidak bersih sering menjadi tempat berkembangnya wabah disentri.

Baca:  cara menjaga agar bayi tidak mudah sakit dan cara agar balita tidak mudah sakit –  tips agar anak tidak mudah sakit – tips agar anak balita tidak mudah sakit

Bayi sakit memang membuat semua orang tua merasa khawatir. Dibawah ini merupakan beberapa gejala disentri pada bayi yang harus diwaspadai oleh semua orang tua.

  1. Tiba – tiba demam dan menggigil

Bayi yang terkena disentri biasanya diawali dengan gejala demam yang terjadi secara tiba-tiba. Demam bisa disebabkan karena sumber infeksi telah masuk ke dalam tubuh dan berkembang dalam usus besar. Kemudian setelah beberapa hari demam bisa disembuhkan, namun akan terjadi demam berulang yang menyebabkan bayi bisa terkena kejang demam atau step. Ketika infeksi disebabkan oleh amuba basiler maka demam bisa bertahan selama 4 sampai 8 hari, sementara jika sudah parah maka demam bisa bertahan selama 3 minggu atau lebih.

(baca: cara mengatasi demam pada bayi – cara menurunkan panas pada anak)

  1. Sakit perut dan perut kram

Bayi yang mengalami disentrik juga akan menderita sakit perut dan perut kram. Kedua gejala ini memang sulit untuk ditandai, namun biasanya bayi akan menangis terus menerus. Bayi menjadi lebih rewel sehingga sulit untuk dirawat. Pada saat infeksi sudah menyerang bagian saluran pencernaan maka sakit perut terjadi lebih cepat. Bayi juga bisa mengalami kondisi trauma setelah sakit perut atau kram perut yang berat. Jika seperti ini maka bayi harus segera mendapatkan pertolongan. (baca: bayi sering menggeliat –  bayi sering buang angin)

  1. Perut kembung pada bayi

Bayi yang terkena disentri juga bisa sering terkena perut kembung. Perut kembung akan menyebabkan bayi lebih sering menangis. Perut kembung bisa menyebabkan gas bertahan dalam perut sehingga perut bayi terlihat lebih besar. Selain itu perut kembung juga bisa menyebabkan bayi menjadi tidak nyaman yang ditunjukkan dengan bayi sering menggeliat atau terkadang wajahnya menjadi sangat merah. Perut kembung pada bayi tidak boleh diremehkan dan harus segera diatasi agar bayi menjadi lebih nyaman dengan cara mengatasi perut kembung pada bayi

  1. Diare

Disentri akan menyebabkan dorongan buang air besar yang lebih sering atau diare. Bayi juga akan mengalami ini dan ini menjadi pertanda bahwa disentri sudah akut atau berat. Awalnya kotoran bayi berwarna normal namun semakin lama terjadi maka bisa ditemukan darah, nanah atau lendir. Kondisi ini disebabkan karena infeksi sudah terjadi dengan cepat sehingga bisa membuat perut bayi sangat tertekan. Bayi selalu ingin mengosongkan perutnya sehingga semua cairan dan kotoran dari perut akan keluar secara spontan. Jika sudah seperti ini maka kondisi bayi bisa berbahaya, termasuk resiko kematian.

Baca juga: cara mengobati bayi mencret – cara mengatasi diare pada bayi – penyebab diare pada bayi 

  1. Bayi tidak mau ASI atau susu formula

Bayi yang terkena disentri juga akan mengalami hal yang tidak menyenangkan, sehingga mereka tidak mau minum ASI atau susu formula. Awal gejala biasanya bayi masih mau minum ASI atau susu formula. Namun ketika infeksi sudah menyerang perut maka bayi merasa sakit perut yang berat. Reaksi bayi biasanya tidak mau minum susu. Orang dewasa yang mengalami disentri mengatakan bahwa makanan atau minuman bisa menyebabkan sakit perut yang lebih kuat. Jadi penyebab inilah yang mungkin merusak selera makan bayi.

Informasi cara menyusui:

  1. Berat badan bayi menurun dengan cepat

Infeksi yang terjadi pada bagian saluran pencernaan seperti usus besar sebenarnya bisa mempengaruhi organ hati. Jika infeksi menyebar ke bagian hati maka bisa menyebabkan berat badan bayi menurun dengan cepat. Berat badan bayi menurun dengan cepat bisa disebabkan karena nutrisi bayi yang tidak terpenuhi, bayi merasakan sakit sudah lama, pendarahan dalam usus yang ditandai dengan darah di kotoran bayi, dan juga demam yang terus menerus terjadi. Bayi yang sudah mengalami kondisi ini bisa mengalami komplikasi yang lebih berat termasuk infeksi yang menjalar ke bagian paru-paru, otak, dan juga aliran darah.

Baca: cara menaikkan berat badan bayi – penyebab berat badan bayi tidak naik – cara meningkatkan berat badan bayi 9 bulan

  1. Bayi sangat lemah

Disentri juga bisa menyebabkan kondisi tubuh bayi yang sangat lemah. Hal ini terjadi ketika bayi tidak bisa minum ASI atau susu formula dengan baik. Sakit perut yang terjadi dalam waktu lama bisa menyebabkan perkembangan bayi tidak berjalan dengan baik. Perkembangan motorik bayi juga bisa terhambat jika infeksi bertahan dalam waktu yang lama. Bayi tidak akan ceria dan mungkin lebih cepat marah pada orang dewasa. Karena itu bayi Anda mungkin hanya akan tergolek di atas tempat tidur saja. Terkadang bayi juga selalu ingin digendong dan akan menangis bisa diletakkan. (baca: penyebab bayi menangis terus – bayi menangis terus menerus

  1. Muntah

Bayi muntah akibat disentrik tidak hanya terjadi setelah minum susu. Bayi muntah setelah minum susu bisa disebabkan karena kondisi pencernaan atau cara menyusui yang kurang benar. Tapi disentri bisa menyebabkan bayi muntah secara terus menerus. Bayi menjadi lebih lemah dan sama sekali tidak bisa menerima minuman atau makanan. Jika bayi terus muntah maka orang tua harus segera mencari pertolongan agar bayi tidak lebih parah

  1. Dehidrasi

Beberapa gejala lain yang berkembang pada bayi seperti diare terus menerus, muntah dan kelelahan bisa menyebabkan dehidrasi.  Dehidrasi pada bayi ditandai dengan beberapa kondisi seperti bayi tidak buang air kecil yang wajar, bayi sudah tidak mau menerima minuman dengan baik, tubuh bayi demam tinggi, dan bayi menjadi lebih lemah. Dehidrasi pada bayi bisa berbahaya sehingga orang tua sebaiknya segera membawa bayi ke dokter untuk mendapatkan cairan tambahan. (baca: cara mengatasi bayi jarang pipis)

  1. Kejang

Dehidrasi pada bayi yang berlebihan dan demam yang terus menerus terjadi bisa menyebabkan kejang. Kejang bisa disebabkan karena infeksi sudah menjalar ke bagian tubuh lain seperti aliran darah. Kondisi ini sangat berbahaya untuk bayi karena kemungkinan kesadaran bayi juga menjadi lebih kecil. Pertolongan segera di rumah sakit sangat diperlukan untuk mengatasi kejang. Terkadang kejang juga menjadi pertanda bahwa infeksi telah menyebar ke bagian otak.

Baca:  Penyebab kejang pada anak –  penyebab step pada anak – cara mengatasi step pada anak

Berbagai gejala disentri pada bayi harus diperhatikan oleh orang tua. Disentri bisa menjadi penyakit yang berbahaya ketika bayi sudah menunjukkan tanda komplikasi. Namun pemeriksaan disentri pada bayi tidak hanya bisa dipastikan dari gejala saja, karena itu dokter akan melakukan pemeriksaan yang lebih detail untuk mengatasi disentri lebih cepat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn