Jenis KB IUD Yang Bagun dan Efek Sampingnya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apakah Anda sedang mempertimbangkan untuk menggunakan KB IUD? IUD merupakan sebuah alat KB yang berbentuk seperti huruf T. Alat kecil ini akan dimasukkan ke dalam rahim yang kemudian bisa membantu mencegah kehamilan. IUD dianggap sebagai alat KB yang lebih menguntungkan karena bisa bertahan lama dan bisa diambil lagi dengan prosedur yang tidak menyakitkan. IUD memiliki singkatan dari Intrauterine Device. Alat KB ini sangat aman meskipun beberapa ibu yang menggunakan juga bisa terkena efek samping dan kegagalan. Tapi semua itu terjadi dalam kasus yang sangat kecil. Jika ibu mempertimbangkan IUD maka cobalah mengenal jenis KB IUD,seperti penjelasan dibawah ini. (baca: hamil saat masih pakai alat kb  – efek samping pil KB – bahaya KB suntik)

IUD berdasarkan bahan:

  1. IUD Hormonal

Selama ini dalam dunia medis dikenal IUD hormonal yang terdiri dari beberapa merk yaitu Skyla, Mirena dan Liletta. IUD akan dipasang pada rahim yang kemudian akan bekerja untuk melepaskan hormon progestin. Hormon bisa bekerja untuk menghentikan sperma agar tidak sampai bertemu dengan sel telur sehingga tidak akan terjadi kehamilan. IUD yang memiliki dasar hormon ini juga bekerja untuk mencegah terjadinya ovulasi yaitu proses pelepasan sel telur dari ovarium. Kemudian hormon juga akan bekerja untuk membuat lapisan lendir di serviks menjadi lebih tebal sehingga sperma tidak akan bisa mencapai sel telur. Fungsi lain dari IUD hormonal juga termasuk seperti:

  • Membantu menipiskan lapisan rahim sehingga sel telur tidak akan diproduksi dan tidak akan terjadi pembuahan.
  • Bisa membantu mencegah rasa sakit berlebihan saat menstruasi dan mengatasi kram menstruasi yang parah.
  • Beberapa IUD yang termasuk dalam Liletta dan Mirena bisa mencegah menstruasi dan kemungkinan juga membuat menstruasi menjadi tidak teratur. (baca: Penyebab haid tidak teratur)

Baca juga:

Efek samping IUD hormonal

  • Nyeri payudara berlebihan sepanjang waktu dan terkadang ketika mencapai jadwal siklus menstruasi.
  • Bisa membuat payudara menjadi lebih lembut seperti ketika awal kehamilan.
  • Ibu bisa merasa sering pusing sebagai efek dari hormon dalam tubuh.
  • Ibu bisa sering mual karena adanya masalah keseimbangan hormon.
  • Ibu sering merasa tertekan sehingga juga menganggu suasana hati.
  • Wajah ibu bisa memiliki banyak jerawat yang berlebihan.
  • Memicu berat badan naik lebih cepat.

Informasi menstruasi:

  1. IUD tembaga

IDU tembaga memang masih digunakan saat ini. salah satu produk IUD yang menggunakan dasar tembaga adalah seperti ParaGard. IUD memang terbungkus oleh kawat tembaga dan bisa bekerja untuk mencegah kehamilan selama kurang lebih 10 tahun. Kemudian jenis IUD ini juga sering digunakan untuk mencegah kehamilan dengan cara memasukkan IUD lima hari setelah berhubungan seksual tanpa alat KB apapun. Meskipun ini lebih efektif untuk mencegah kehamilan tapi juga bisa menyebabkan kondisi yang tidak nyaman termasuk pendarahan dan memerlukan pemeriksaan yang lebih detail. Ibu yang sudah mengalami keluhan penyakit rahim dan peradangan panggul sebaiknya tidak menggunakan IUD. Termasuk untuk ibu yang menderita alergi tembaga dan sindrom penyakit Wilson maka IUD tembaga sangat tidak disarankan.

Efek samping IUD tembaga

  • Ibu bisa mengalami pendarahan yang sangat berat selama menstruasi.
  • Ibu bisa mengalami anemia karena akibat dari pendarahan (baca: anemia pada ibu hamil – Penyebab sering pusing saat hamil  – obat sakit kepala untuk ibu hamil)
  • Kram menstruasi bisa terasa lebih sakit sehingga bisa menyebabkan ibu pingsan. (baca: pingsan saat hamil)
  • Bercak pendarahan bisa berlangsung terus menerus bahkan setelah menstruasi selesai atau belum mencapai siklus periode menstruasi.
  • Bisa memicu keputihan yang berat sehingga tidak nyaman.
  • Akan membuat ibu menderita sakit dan tidak nyaman selama berubungan intim.

Informasi tentang keputihan:

Apa persamaan IUD hormonal dan Tembaga?

  1. Pada dasarnya IUD hormonal dan tembaga bisa bekerja untuk mencegah kehamilan. Kedua IUD bisa bekerja untuk mengelabui gerakan sperma sehingga sperma akan berhenti bergerak sebelum bertemu dengan sel telur.
  2. Kedua jenis IUD ini pada dasarnya sangat efektif dan bisa bekerja dengan baik untuk semua wanita. Hanya saja efeknya mungkin akan berbeda-beda sesuai dengan kondisi tubuh ibu.
  3. Kedua jenis IUD ini bisa dihapus atau dilepaskan dengan mudah, terutama ketika ibu ingin mendapatkan kehamilan lagi. Penghapusan atau pelepasan IUD harus dilakukan oleh dokter atau bidan yang sudah berpengalaman.

Informasi penyakit wanita:

Apa perbedaan IUD hormonal dan tembaga?

  1. IUD hormonol bekerja untuk melepaskan hormon yang bisa mempengaruhi sel telur atau menghentikan produksi sel telur. Sementara IUD tembaga sama sekali tidak mempengaruhi hormon dalam tubuh sehingga hormon tetap seimbang.
  2. IUD hormonol bisa membuat lendir serviks menjadi lebih tebal sehingga menghalangi sel telur bisa masuk, membantu menipiskan lapisan rahim dan bisa mencegah ovulasi. IUD tembaga sama sekali tidak akan bekerja untuk mempengaruhi bagian tersebut.
  3. IUD hormonal seperti Mirena, Liletta dan Skyla membutuhkan waktu selama satu minggu penuh sebelum alat bekerja. Sedangkan ParaGard yang menjadi IUD tembaga bisa langsung bekerja setelah dimasukkan.
  4. IUD hormon bisa bekerja sesuai jangka waktu tertentu seperti merek Liletta dan Skyla bisa bertahan selama 3 tahun, Mirena bisa bertahan selama 5 tahun dan kemudian IUD tembaha seperti ParaGard bisa bertahan selama 10 tahun.
  5. IUD hormonal akan membuat menstruasi lebih cepat selesai, pendarahan yang minimal dan hanya membuat kram yang ringan. Sementara IUD tembaga bisa menyebabkan kram yang sangat parah, pendarahan hebat dan bercak pendarahan menjelang dan setelah menstruasi.

Baca:

Pertimbangan sebelum menggunakan KB IUD

KB IUD memang sudah terbukti sangat aman untuk semua wanita. Tapi efeknya bisa berbeda-beda dan tergantung denga kondisi ibu. Jika ibu merasa ragu maka pertimbangkan larangan dan aturan untuk menggunakan IUD, seperti:

  1. Ibu yang menderita penyakit menular seksual dan infeksi pada radang panggul sebaiknya tidak menggunakan IUD. Tetap menggunakan IUD bisa menyebabkan resiko yang lebih berat dan penyakit lain.
  2. Ibu yang menderita kanker serviks, kanker ovarium dan endometrium sebaiknya tidak menggunakan IUD.
  3. Ibu yang mengalami pendarahan ringan dan berat tanpa diketahui pemicunya juga terlarang menggunakan IUD.
  4. Ibu yang menderita kelainan rahim sebaiknya juga tidak menggunakan IUD karena bisa meningkatkan resiko saat IUD sudah dipasang. Termasuk untuk ibu yang menderita fibroid rahim.
  5. Ibu yang menderita penyakit hati sebaiknya juga tidak menggunakan IUD karena bisa meningkatkan resiko komplikasi yang lain.
  6. Ibu hamil atau ibu yang sudah pernah menggunakan IUD dan tetap hamil sebaiknya tidak menggunakan IUD.

Informasi tanda kehamilan:

Jadi inilah tipe KB IUD yang ada dalam dunia medis. Ketika ibu merasa ragu untuk memutukan jenis IUD yang mana yang akan dipasang, maka segera konsultasikan dengan dokter kandungan Anda.

fbWhatsappTwitterLinkedIn